28. Sweet Pain

8.1K 954 133
                                    

HAPPY READING

Cahaya dari sang surya berhasil mengganggu tidur si lelaki Jung. Tubuh itu menggeliat merenggangkan otot-ototnya. Melirik kesamping dimana tempat itu sudah kosong. Jaehyun merabanya, dingin sekali. Apa Doyoung bangun lebih awal?

Ia memutuskan untuk membawa langkahnya keluar kamar. Takut-takut jika Doyoung memiliki masalah dengan perutnya.

Perasaannya makin aneh ketika ia keluar dan tidak mendapati aroma nikmat dari makanan seperti pagi hari biasanya. Dan benar, dapurnya kosong serta tidak ada apapun diatas meja makan.

Jaehyun menelusuri setiap sudut apartemennya. "Doyoung...!?"

Perasaan gugup sontak menerpa Jaehyun ketika akan membuka kamar lama Doyoung. Jantungnya berdegup dengan ritme cepat.

Perlahan Jaehyun membuka pintu coklat tersebut, mendapati hanya kosong. Dengan cepat Jaehyun membuka lemari pakaian Doyoung.

Napasnya tercekat. "Tidak mungkin-"

Jaehyun menggelengkan kepala melihat tidak ada apapun lagi disana. "Ini tidak mungkin-"

Dengan langkah cepat Jaehyun meninggalkan ruangan sempit tersebut. "KIM DOYOUNG!!" Jaehyun berteriak seperti orang kesetanan.

Disudut manapun sudah tidak ada Doyoung, sudah dipastikan pemuda itu memang tidak ada lagi disini.

Jaehyun mengambil ponselnya. Mengetikkan deretan nomor yang selalu terhapal dengan baik di kepalanya.

Tidak ada jawaban, hanya pemberitahuan nomor tidak dapat dihubungi.

"Argghhhh!!!" Jaehyun meremat rambutnya frustasi.

Ia tidak bisa percaya ini. Doyoung pergi? Tapi karena apa? Jaehyun rasa ia sudah melakukan hal yang sebaik-baiknya pernah ia lakukan pada pemuda itu.

Jaehyun masih berharap jika Doyoung tidak benar-benar pergi. Ia mendatangi pos security didepan gedung apartemennya. Tidak peduli dengan dirinya yang masih memakai piyama dan penampilan yang berantakan.

"Apa anda melihat pemuda yang biasa bersama lewat disini?" Tanyanya tergesa-gesa pada seorang pria paruh paya didalam pos.

"Oh, tuan Doyoung? Iya tuan, dia pergi saat tengah malam tadi." Jawab pria itu seperti yang ia ingat.

Jaehyun mengernyit. "Sendiri"

"Dia keluar sendiri, setelah itu masuk ke mobil bersama seseorang?"

Jaehyun mencoba menenangkan diri. "Bagaimana ciri-cirinya?"

"Dia laki-laki dan berbadan tinggi. Seingat saya dia mengendarai Audy hitam."

Sangat familiar, tapi bagiamana mungkin Doyoung memilih pergi dengan pemuda itu.

Jaehyun sungguh tidak dapat mempercayai ini. Tangannya meremat dadanya yang terasa begitu sesak, sangat menyakitkan. Bahunya bergetar tanda tidak kuat lagi menahannya.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang