31. Sweet Pain

8.6K 974 169
                                    


HAPPY READING


Cuaca siang cukup cerah, namun tidak dengan wajah murung seorang remaja manis dihadapan Mark. Sedari tadi Renjun hanya menopang dagu sambil melamun atau membaringkan kepalanya di meja. Matanya terus memandangi tempat disampingnya yang kini kosong sebab si pemilik tidak hadir ke sekolah hari ini.

"Ren, apa kau tidak lapar?" Mark bertanya. Bosan juga tidak melakukan apa-apa begini.

Renjun menjawab dengan gelengan pelan.

"Kau mau makan apa nanti ku belikan. Ayolah.." Mark mencoba menghibur Renjun.

"Aku tidak selera, Mark." Renjun tetap menolaknya.

"Nanti kau sakit, Renjun."

"Aku tidak lapar." Balas Renjun. "Jeno sudah makan belum, ya.."

Mark lansung memasang wajah datar mendengar nama itu. Lagi-lagi dia yang menyebabkan Renjun sedih.

"Kasihan dia, Mark. Dia terus memikirkan Doyoung hyung beberapa hari ini hingga lupa makan. Sedang aku tidak bisa membantu apa-apa."

Mark memandang Renjun sendu.

'apa kau tidak kasihan padaku? Aku juga terus memikirkan kakakku sejak kemarin'

"Renjun, menurutmu jika dua orang saling mencintai, apa hal terpenting yang harus mereka pertahankan?"

Yang ditanya menoleh menghadap Mark. Keningnya mengkerut memikirkan sesuatu. "Kurasa kepercayaan. Percaya pada perasaan masing-masing. Kau harus meyakini jika pasanganmu hanya mencintaimu dan tidak akan menyakitimu. Itu cukup untuk menghilangkan keraguan antara satu dan yang lain."

Mark mengangguk. "Benar. Mereka saling mencintai, namun tidak bisa percaya satu sama lain."

"Bukankah itu bisa saling menyakiti?"

"Jika sudah begitu, apa lagi?"

Renjun meletakkan telunjuknya di dagu. "Komunikasi? Bicarakan apa yang menggangu diantara keduanya."

Kedua hal yang dikatakan Renjun, tidak ada antara kakaknya dan Doyoung. Mereka selalu ragu pada satu dan lainnya, juga memendam banyak hal yang belum tentu benar tanpa ingin menanyakan lansung.

Mark sebenarnya sudah memutuskan untuk membiarkan Jaehyun menemukan apa yang dicarinya sendiri. Dia merasa jika apa yang dilakukannya untuk membantu sang kakak sama sekali tidak berguna. Jaehyun tidak pernah mencoba mengerti bagaimana Mark yang selalu khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi padanya. Kakaknya itu tidak pernah mau mendengarkan perkataannya.

Namun saat ia melihat wajah murung Renjun karna Jeno yang bersedih karna kakaknya menghilang, Mark rasa ia harus melakukan sesuatu lagi. Temukan Doyoung, buat Jeno kembali seperti biasa dan Renjun juga tidak akan sedih lagi.

--Sweet Pain--

Doyoung memandang keluar jendela dari ranjangnya. Melihat bunga-bunga di taman sebelah kamar yang ia tempati. Sesekali ia mengukir senyum melihat kupu-kupu cantik hinggap di bunga tersebut. Tangannya terus mengusap perutnya yang membuncit.

Doyoung menoleh ketika pintu kamarnya dibuka memperlihatkan sosok Kim Seokwoo berjalan kearahnya. Segera ia mensiagakan diri.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang