32. Sweet Pain

10.7K 1K 161
                                    

Setelah flashback, itu cerita masa lalu, ya. Saya kurang nyaman kalau harus menuliskan dengan italic.

HAPPY READING


Taeyong tidak bisa menanyakan perihal apa yang terjadi setelah dia pergi kepada Seokwoo lagi. Setelah bertemu dengan si pemilik toko bunga kemarin, Taeyong yakin jika ada yang tidak diketahuinya. Masalah antara Doyoung dan Jaehyun serta Ten tidak sesederhana yang Seokwoo katakan.

Saat ini Seokwoo tidak ada di rumahnya, ini kesempatan Taeyong untuk mencari tau secara lansung melalui Doyoung.

Ia mengetuk pintu sebelum terdengar sahutan untuk masuk dari dalam.

Doyoung cukup terkejut ketika ia mengira itu Seokwoo ternyata bukan. "Mau apa kau?" Desisnya. Doyoung benci lelaki itu. Hingga untuk melihatnya saja ia muak.

"Apa yang hilang darimu selama ini?"

Doyoung menoleh, menatap tajam pada Taeyong. "Apa yang hilang kau bilang? Lalu apa? Kau bisa mengembalikan lagi padaku?"

"Jaehyun?"

"Kehidupanku."

Taeyong tidak mengatakan apapun, ia menunggu Doyoung melanjutkan ucapannya.

"Ini karenamu, aku kehilangan semuanya karenamu! Aku bisa disini juga karena apa yang dulu kau lakukan!"

*****

Taeyong duduk dengan pandangan kosong. Dia tidak pernah tau jika yang terjadi jauh lebih rumit dari yang Seokwoo katakan padanya. Jelas lelaki itu melarangnya untuk bertemu orang-orang yang dikenalnya setelah kembali dari Jepang.

Taeyong hanya mengetahui jika Doyoung berpisah dari Jaehyun setelah kejadian itu. Dimana bagi Taeyong sudah cukup untuk membalas rasa kesalnya pada Doyoung yang sangat jual mahal.

Dia tidak pernah tau selain meninggalkan Doyoung, Jaehyun juga membuat keluarga pemuda itu berantakan. Meminta penebusan hutang keluarga Kim hingga mereka bangkrut dan kedua orang tua Doyoung memutuskan mengakhiri hidup mereka.

Taeyong mengusak rambutnya kasar. Sialan!! Kenapa dia hanya percaya pada Seokwoo tanpa mencari tau lebih detail!

Taeyong tidak menginginkan yang seperti ini. Dia juga tidak akan mau akibat perbuatannya Doyoung begitu menderita.

Ia teringat kata-kata teman Doyoung yang bertemu dengannya kemarin.

'semua belum terlambat, setidaknya Jaehyun satu-satunya orang yang akan membuat Doyoung mendapatkan hidupnya kembali'

"Benar. Jaehyun..."

--Sweet Pain--


Ten duduk berhadapan dengan Seokwoo. Pembahasan keduanya terlihat serius.

"Jaehyun mungkin akan segera menyadari yang sebenarnya. Kau harus melakukan sesuatu."

"Kau tenang saja. Aku sudah memikirkannya. Ini urusanku."

"Bagus. Tapi, aku ingin anak Doyoung."

Ten berdehem ketika Seokwoo memandangnya dengan sorot bertanya. "Akan lebih baik bagimu jika tanpa anak itu. Biarkan Jaehyun yang merawatnya."

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang