15. Sweet Pain

11K 1.1K 74
                                    

LoveUwithMax

HAPPY READING
.

.

.

.

.

Doyoung terbangun dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Bayangan akan hal buruk yang terjadi padanya tadi malam memenuhi kepalanya. Dengan agak kesulitan Doyoung membawa tubuhnya untuk duduk.

Ia juga mendapati Jaehyun disampingnya. Seketika Doyoung merasakan sesak di dadanya. Jika saja bisa, Doyoung ingin marah, ingin memaki dan memukul lelaki itu. Tapi nyatanya ia tidak bisa apa-apa. Semuanya ia pendam hingga terasa sangat menyakitkan.

Segara ia beranjak turun lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Dalam tangis tanpa suara Doyoung membawa langkahnya dengan tertatih menuju kamar mandi di dekat kamarnya.

Menghidupkan shower, mengguyur tubuhnya dengan air dingin yang keluar dari sana. Doyoung menggosok kasar seluruh bagian tubuhnya, terutama bekas keunguan yang dibuat Jaehyun. Sisa-sisa cairan lengket dintubuhnya juga. Ia jijik sekali melihat tubuhnya dicermin.

"Ayah...ibuu...hiks," Doyoung merapal disela tangisannya. "Kenapa kalian tega sekali..."

Doyoung tidak peduli lagi, ia berteriak dan menjerit mengeluarkan rasa sakitnya. Lagipula tidak akan ada yang dengar. Air yang harusnya terasa sangat dingin sama sekali tidak berarti untuknya.

Doyoung kemudian tersadar jika ia harus segera meninggalkan apartemen sebelum Jaehyun bangun. Bukanya ingin melarikan diri, namun setelah apa yang  Jaehyun lakukan, Doyoung tidak ingin bertemu dengannya dulu.

Mungkin Jaehyun akan marah ketika mengetahui Doyoung pergi tanpa menyelesaikan pekerjaannya. Ia tidak peduli.

----Sweet Pain----


Kun bersenandung kecil seraya merapikan bunga-bunga di depan tokonya. Sesekali tersenyum melihat bunga yang menurutnya sangat cantik. Ia mondar-mandir madir agar susunan dagangannya terlihat menarik.

"Kun,"

Kun menoleh mendengar suara lirih yang memanggilnya. Tumben sekali pagi-pagi begini sudah ada pelanggan.

Wajah Kun tampak terkejut saat mengetahui sang pengunjung. Berantakan dan menyedihkan.

"Do-Doyoung? Kau..." Kun menghentikan ucapannya. Mungkin membawa Doyoung masuk lebih baik daripada memberinya pertanyaan.

*

"Minumlah.."

Kun menyodorkan secangkir coklat hangat pada Doyoung. Sahabatnya itu pasti kedinginan. Dia hanya mengenakan kaos tipis sementara udara luar sedang sangat dingin.

Mereka berada di rumah Kun yang tepat di lantai dua toko bunganya. Kun memang membeli ruko sederhana ini agar lebih mudah karna tempat tinggal dan tokonya disatu tempat.

Doyoung tidak bergeming, air mata kembali jatuh di pipinya.

Kun duduk mendekat disamping Doyoung lalu memeluknya. Tanpa Doyoung jelaskan apa yang terjadi Kun sudah mengerti. Segala yang ia lihat menjelaskannya.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang