10. Sweet Pain

10K 1K 108
                                    

Don't forget to give your vote and comment

HAPPY READING


Mingyu menatap memelas pada Wonwoo yang memasang wajah kesal. Kekasihnya itu sudah meminta bertemu beberapa hari lalu namun ia baru sempat malam ini dan ia terlambat. Wonwoo kesal karna itu.

"Kupikir kau tidak akan menemuiku lagi." sindir Wonwoo.

"Itu tidak mungkin, honey. Aku rasa aku akan mati jika tidak bertemu denganmu lagi. Percayalah aku sangat merindukanmu."

"Omong kosong."

"Ayolah, aku minta maaf." Mingyu menangkupkan tangan didepan wajah Wonwoo.

"Kau tau jika Jaehyun makin aneh saja dan pekerjaanya di handle dengan baik. Karna itu aku dan Johnny hyung jadi bekerja keras agar semuanya baik-baik saja. Perusahaan akan kehilangan banyak kolega ataupun calon kolega jika aku atau Johnny hyung tidak ikut Jaehyun menemui mereka. Dan aku terlambat juga gara-gara Jaehyun. Dia mabuk dan aku harus mengurusnya." jelas Mingyu. Dari nada suaranya jelas sekali ia sebal dan menyalahkan Jaehyun disini.

"Aku akan mendengarkanmu bercerita. Sampai pagi pun juga aku dengarkan." Mingyu memperbaiki duduknya menunjukkan ia siap mendengar cerita Wonwoo.

Wonwoo menghembuskan napas lalu berbalik pada Mingyu. "Kau tau dua orang yang kemarin Jaehyun rekomendasikan?"

Mingyu mengangguk segera. "Mereka bekerja dengan baik bukan? Atau tidak?"

"Bukan itu masalahnya."

"Lalu?"

"Anak itu, dia Kim Jeno. Adik Doyoung." Wonwoo menggigit bibir bawahnya. "Kau bayangkan saja, Jeno bahkan harus ikut bekerja. Itu berarti mereka sangat kesulitan, kan? Bagaimana juga Doyoung itu temanku. Aku-"

"Kurasa Doyoung tidak tau akan hal ini. Maupun Jaehyun, dia tidak akan membantu Mark jika tau orang itu adik Doyoung."

"Harusnya aku membantu Doyoung.." Wonwoo berujar pelan.

Mingyu mengusap pelan rambut kekasihnya itu. "Dengan memberi pekerjaan pada adiknya kau sudah membantu. Mungkin kapan-kapan kau bisa menemuinya."

Wonwoo menurut saat tangan Mingyu membawanya untuk bersandar pada pria itu.

"Ini pasti berat untuknya. Aku bahkan tidak memberi dukungan apapun."

"Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Kunci dari semua ini ada pada Lee Taeyong. Pasti dia yang mengada-ada hingga semua jadi seperti ini." Mingyu berusaha menenangkan Wonwoo.

"Ngomong-ngomong soal Lee Taeyong-" Wonwoo menegakkan tubuhnya agar bisa menatap Mingyu.

"-malam sebelum dia menghilang, sebenarnya aku melihatnya. Saat itu dia bersama Kim Seokwoo."

"Kim Seokwoo? Kau yakin?"

Wonwoo mengangguk pasti. "Aku yakin aku tidak salah lihat. Sepertinya saat itu Taeyong sedang mabuk dan Seokwoo bicara padanya." jelas Wonwoo. "Harusnya saat itu aku mengajarkanya saja." kemudian ia menggeram.

"Seokwoo tidak pernah mengatakan ia sempat bersama Taeyong." ucap Mingyu.

"Kau bisa bertanya padanya. Siapa tau dia tau sesuatu."

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang