HAPPY READING
•
•
•
•
•
Toko bunga Kun sudah akan tutup saat ia melihat siluet orang yang dikenalnya mendekat. Kun menghentikan kegiatan akan mengunci pintu tokonya, menunggu orang itu mendekat.
"Oh, Ten. Kau masih ingat denganku?" pertanyaan yang lebih tepat sindiran itu dilontarkan oleh Kun ketika pria bertubuh kecil sampai di dekatnya.
Ten tidak mempedulikannya. "Bisa kau suruh aku masuk? Diluar dingin kau tau?"
"Maaf tuan, tapi aku sudah mau tutup." canda Kun. Terkekeh pelan sebelum akhirnya membuka pintu lebih lebar untuk Ten.
*
"Apa yang membuat Ten Lee yang sibuk ini ingat padaku?" Kun meletakkan secangkir teh hangat di atas meja.
Ten menarik napas. "Aku hanya butuh teman untuk bercerita."
Kun mencebik. "Aku sudah seperti tempat curhat saja."
"Oh, ayolah Kun. Tidak mungkin aku bercerita pada media, kan?"
"Ya..ya, baiklah. Ada masalah apa?"
Ten tidak langsung menjawab, ia diam beberapa saat. "Doyoung." ucapnya kemudian.
Bola mata Kun melebar teringat sesuatu. "Aku dengar kau berpacaran dengan Jaehyun, kan?"
Ten mengangguk. "Hmm. Tapi aku tidak yakin."
"Maksudmu?"
"Awalnya aku akan serius jika Jaehyun juga begitu. Tapi sepertinya dia hanya ingin membuatku bahan untuk menyakiti Doyoung."
"Aku tidak mengerti. Kenapa bisa ada hubungannya dengan Doyoung?"
"Doyoung tinggal di apaertemen Jaehyun dan bekerja untuknya. Dia harus membayar hutang atas pinjaman yang ia gunakan untuk membayar operasi adiknya. Jaehyun memperlakukannya tidak terlalu baik. Aku yakin tujuan Jaehyun ingin membuat Doyoung sulit."
Setelah mendengar penjelasan Ten, Kun merasa bersalah pada Doyoung. Harusnya saat itu ia usahakan saja untuk membantu Doyoung hingga temannya itu tidak perlu meminjam uang pada Jaehyun dan kesulitan seperti sekarang.
"Kau masih marah pada Doyoung?"
Ten memandang pada Kun seolah mengatakan 'kau yakin bertanya padaku seperti itu?'
"Menurutmu apa aku akan berbaikan dengannya?"
"Kita tidak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Yang dikatakan Taeyong belum tentu yang sebenarnya"
"Tanpa penjelasanpun semuanya sudah sangat jelas."
"Ten. Aku, kau, kenal Doyoung tidak sebentar. Dia mungkin memang manja, egois dan sangat tergantung pada uang. Tapi kita tau bagaimana Doyoung soal harga dirinya. Apa kau pikir dia akan menerima tawaran Taeyong begitu saja?"
"Kami bertaruh Kun, dan karna dia mempertahankan harga dirinya tidak mau kalah dariku maka dia melakukan itu."
Yang dikatakan Ten sangat masuk akal. Namun Kun masih percaya pada yang Doyoung katakan padanya.
"Taeyong menjebak Doyoung. Dia sudah menolak namun kau dan Jaehyun sudah terlanjur salah paham." Kun mengatakan apa yang ia dengar dari Doyoung.
"Itu yang Doyoung katakan padamu? Jika Taeyong berbohong, Doyoung juga ada kemungkinan untuk berbohong. Setiap orang pasti membela diri."

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PAIN
Fanfiction'Aku mohon. Aku sangat butuh bantuanmu.' 'Nikahi dia, perlakukan dia sesukamu. Setelah dia melahirkan penerus keluarga Jung, kau bebas mencampakkannya.' Bagi Jaehyun penghianatan seorang Kim Doyoung adalah yang paling menyakitkan. Dan Kim Doyoung pa...