HAPPY READING
••
•
•
•
Empat pasang mata disana menatap iba pada sahabat mereka yang terus meracau didalam mabuknya. Meski begitu Jaehyun tidak berhenti untuk mencurahkan dan meneguk cairan beralkohol itu lagi dan lagi. Keduanya juga tidak mencegah, mungkin ini adalah satu-satunya cara agar Jaehyun sejenak melupakan kekecewaannya."Kenapa dia tega melakukan ini padaku? Kenapa...?" Ujar Jaehyun lirih. Matanya menatap sayu antara sadar dan tidak. Kemudian lelaki itu menangis. "Aku...aku juga sudah menekan segala egoku. Aku bahkan rela menjatuhkan segala harga diri hanya untuknya."
Johnny tidak dapat menahan rasa sedih di hatinya melihat sang sahabat yang begitu terluka. Ia mengerti bagaimana segala yang Jaehyun lalui hanya demi bisa memulai lagi semuanya dan bahagia bersama Doyoung. Mendapati kenyataan seperti ini jelas membuat Jaehyun merasa apa yang sudah dilakukannya sia-sia dan tidak berarti bagi Doyoung. Bukan salah Jaehyun jika ia merasa terhianati. Terlepas itu benar atau tidak.
Jaehyun tertawa lirih. "Apa kalian tau pertarungan batin seperti apa yang aku lalui hanya demi bisa berdamai dengan diriku sendiri dan menerimanya lagi? Bagaimana sulitnya aku melupakan masa lalu dan memaafkannya? Kenapa dia tidak mengerti?"
Kun dan Wonwoo bertukar pandangan. Apa orang mabuk bisa menyampaikan perasaan sakit sampai seperti ini jika dia hanya pura-pura seperti yang dikatakan Doyoung?
"Jika Doyoung sengaja meninggalkan Jaehyun hanya karna ingin membalas hal buruk yang Jaehyun lakukan padanya, aku pastikan dia akan menyesal." Johnny menggeram.
"Aku sulit percaya dengan Ten dan Seokwoo." Ujar Mingyu.
"Aku yakin Doyoung tidak seperti itu." Bela Wonwoo.
"Kalian berdua..." Johnny menatap pada Wonwoo dan Kun. "Kalian tidak merahasiakan apapun, bukan?"
Wonwoo memasang wajah tidak suka. "Kau pikir kami menutupi sesuatu begitu?"
"Sudah, sayang. Jangan marah, oke." Mingyu dengan segera menenangkan kekasihnya.
"Sekarang hanya ada dua kemungkinan kenapa Doyoung pergi. Karna ia ingin menyiksa Jaehyun, atau memang dia tertarik pada uang."
"Aku rasa tidak keduanya." Ujar Kun tidak setuju. Ia tau yang sebenarnya.
Mingyu mendesah malas. "Aku di pilihan ketiga dimana Doyoung punya alasan lain yang lebih baik daripada kedua yang kau sebut."
"Semoga saja."
---Sweet Pain---
Wonwoo dengan kesal mendudukkan diri pada kursi kayu yang terletak di dalam toko bunga milik Kun. Dari wajahnya saja sudah terlihat jelas jika pemuda manis itu sedang dalam suasana hati yang buruk.
"Apa wajah kita berdua terlihat seperti wajah-wajah orang yang tidak bisa dipercaya hingga Doyoung lebih memilih percaya untuk meminta bantuan pada si brengsek Kim Seokwoo?!"
"Entahlah, Wonwoo. Aku juga tidak habis pikir. Meski sudah ku duga sebelumnya, kenyataan lebih sulit di terima." Kun mengikuti Wonwoo duduk di sebelahnya.
Mereka baru saja kembali dari 'menemani Jaehyun'. Dan yang mereka dapat adalah bahwa Doyoung benar-benar pergi bersama Kim Seokwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PAIN
Fanfiction'Aku mohon. Aku sangat butuh bantuanmu.' 'Nikahi dia, perlakukan dia sesukamu. Setelah dia melahirkan penerus keluarga Jung, kau bebas mencampakkannya.' Bagi Jaehyun penghianatan seorang Kim Doyoung adalah yang paling menyakitkan. Dan Kim Doyoung pa...