HAPPY READING
••
•
•
•
Malam sudah sangat larut saat Doyoung tiba di apartemen Jaehyun. Ia berharap Jaehyun sudah tidur hingga tidak perlu bertemu dengannya lagi. Namun buyar setelah ia mendapati Jaehyun masih berada di meja makan. Doyoung memilih untuk tidak peduli dan terus berjalan saja ke kamarnya.
"Duduk!"
Doyoung berhenti saat suara berat Jaehyun menginterupsi. Mau apa lagi dia?
Melihat Doyoung sama sekali tidak bergerak membuat Jaehyun kembali bersuara. "Apa kau tidak mendengarku?"
Doyoung memberanikan diri untuk melihat pada Jaehyun. "Untuk apa aku duduk disini?"
Jaehyun mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak lihat ada banyak makanan disini? Aku tidak mungkin menghabiskannya sendiri."
"Aku sudah makan."
"Aku tidak bertanya kau sudah makan atau belum."
"Aku akan membereskannya setelah kau selesai makan."
Raut kesal tampak di wajah Jaehyun. "Tidak kau menurut tanpa harus ku paksa?"
Doyoung menunduk, meremat ujung bajunya. Dengan berat hati Doyoung duduk pada kursi di seberang Jaehyun.
"Ambilkan." Jaehyun menyerahkan piring pada Doyoung. Kemudian piring tersebut terisi oleh makanan yang dipilih Jaehyun. Banyak sekali, hampir semua lauk ada disana. Aneh sekali Jaehyun makan sebanyak ini.
Doyoung kembali menyerahkan piring tersebut pada Jaehyun.
"Kau makan yang itu. Aku bisa ambil sendiri." Jaehyun mengambil piring dan mengisinya sendiri.
Doyoung tertegun beberapa saat. Sejujurnya ia berbohong soal dia sudah makan.
"Kau harus menghabiskan makanan itu. Awas saja kalau tidak habis." ancam Jaehyun sebelum ia menyuap makanannya.
Makanan ini terlalu banyak untuk porsi Doyoung. Di lain sisi ia takut pada Jaehyun jika tidak menghabiskannya. Mungkin rasa lapar di perutnya bisa membuatnya menghabiskan makanan itu.
Jaehyun memperhatikan Doyoung disela makannya. Pemuda itu tampak makan dengan terburu-buru. Entah karna memang lapar atau ingin makan 'tengah' malam ini segera berakhir.
Bukan itu poinnya. Jaehyun dapat melihat mata Doyoung yang bengkak serta hidungnya memerah. Jelas itu karna menangis dalam waktu lama.
'Apa dia menangis seharian?' pikir Jaehyun.
"Aku tidak mau kau ke kantor dengan mata seperti itu besok. Jadi kusarankan kau untuk mengompresnya."
Doyoung mengangkat kepala, tangannya reflek memegang bagian bawah matanya. Kemudian ia mengangguk pelan. "Nanti akanku lakukan."
Mereka makan dalam hening hingga keduanya selesai. Doyoung benar-benar menghabiskan makanannya. Hal itu membuat Jaehyun mengulas senyum walau sangat tipis.
---Sweet Pain---
Jeno menghela napas lega setelah berhasil menghubungi kakaknya. Semalaman Jeno tidak bisa tidur karna menghawatirkan Doyoung. Ditambah ponsel Doyoung tidak bisa dihubungi. Hingga ia mencoba lagi pagi ini dan Doyoung menerima panggilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PAIN
Fanfiction'Aku mohon. Aku sangat butuh bantuanmu.' 'Nikahi dia, perlakukan dia sesukamu. Setelah dia melahirkan penerus keluarga Jung, kau bebas mencampakkannya.' Bagi Jaehyun penghianatan seorang Kim Doyoung adalah yang paling menyakitkan. Dan Kim Doyoung pa...