HAPPY READING
••
•
•
•
Doyoung menggigit bibir bawahnya, raut wajahnya terlihat ragu. Ia ingin bertemu Jaehyun namun lelaki itu sedang di ruang kerjanya. Bahkan saat dirumahpun dia sangat sibuk.
Kepala Doyoung memikirkan hal apa yang bisa ia lakukan sebagai alasan untuk masuk kesana dan melihat Jaehyun.
Doyoung menjentikkan jarinya. "Buatkan teh saja!"
Beberapa kali ia mencicipi teh buatannya hingga sekiranya memiliki rasa yang Jaehyun sukai. Gawat bukan jika nanti Jaehyun akan marah karna teh yang dibawanya tidak enak?
Setelah mendapat izin Doyoung memasuki ruangan kerja Jaehyun. "Aku membuatkan teh untukmu." ujarnya seraya meletakkan cangkir agak jauh dari kertas-kertas yang berserakan.
Jaehyun mengernyit. "Aku tidak ingat jika meminta teh."
"Ngg...itu...aku lihat kau sibuk dan teh bisa menyegarkan pikiran. Kupikir itu cocok untukmu."
"Baiklah. Terima kasih." jawab Jaehyun seadanya.
Masa iya hanya begitu saja? Ini terlalu cepat. Doyoung masih ingin melihat Jaehyun.
Mata kelinci itu melirik pada sekeliling ruangan serba coklat itu. "Ruanganmu terlihat berantakan, boleh aku membereskannya?"
Jaehyun kembali menatap heran pada pemuda di hadapannya itu. "Kau bisa membereskannya besok. Sekarang aku sedang bekerja dan itu akan mengganggu."
Doyoung mendesah kecewa. Kembali kekamar juga ia tidak akan bisa tidur.
'Baby kenapa kau membuat mama seperti ini?'
"Daripada kau hanya berdiri disana, sebaiknya kau membantu menyusun halaman dari kertas-kertas ini." Jaehyun menunjuk pada lembaran-lembaran yang berserakan di atas mejanya.
Doyoung tersenyum. "Baiklah..." ujarnya dengan bersemangat.
Sesekali Doyoung melirik pada Jaehyun lalu kembali menyusun kertas-kertas. Aneh juga karna hatinya terasa sangat bahagia bisa lebih lama didekat Jaehyun.
Sementara si lelaki Jung sebenarnya menyadari Doyoung yang sejak tadi mencuri pandang terhadapnya. Maka saat pemuda manis itu kembali mengarahkan pandangan padanya, Jaehyun membalas tatapannya.
Doyoung tergagap, dengan segera ia menundukkan kepalanya memutus kontak mata mereka. Ia malu sekali.
Jaehyun tersenyum geli melihat tingkah pemuda dihadapannya itu. Ia tidak tau apa, tapi ada yang berbeda dari Doyoung akhir-akhir ini.
***
Jaehyun kembali terheran-heran saat pagi ini menemukan Doyoung belum berangkat bekerja. Pemuda itu masih menata makanan yang sepertinya nasi goreng diatas meja. Bukan apa-apa, biasanya jam segini Doyoung sudah tidak ada lagi di apartemennya.
"Kau belum berangkat?"
Tubuh yang membelakanginya itu ia dapati sedikit tersentak, terkejut dengan suara Jaehyun yang tiba-tiba.
Doyoung menggaruk tengkuknya. "I-itu... Aku agak terlambat bangun."
Jaehyun tidak tau apakah Doyoung mengatakan yang sebenarnya atau tidak, ia memilih acuh, sebenarnya jam berangkat Doyoung itu memang masih jauh dari jam masuk perusahaannya. Ia duduk lalu menyendok nasi kedalam piringnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PAIN
Fanfiction'Aku mohon. Aku sangat butuh bantuanmu.' 'Nikahi dia, perlakukan dia sesukamu. Setelah dia melahirkan penerus keluarga Jung, kau bebas mencampakkannya.' Bagi Jaehyun penghianatan seorang Kim Doyoung adalah yang paling menyakitkan. Dan Kim Doyoung pa...