9. Sweet Pain

9.5K 1.1K 166
                                    

HAPPY READING

Jaehyun mengacak rambutnya dengan frustasi. Ia bertengkar dengan Ten beberapa saat lalu karna kebodohannya sendiri.

"Semua ini karnamu Kim Doyoung." Jaehyun menggeram.

Ia berjalan keluar, mungkin saja Ten masih di apartemennya. Jaehyun bermaksud untuk segera minta maaf. Setidaknya Ten adalah orang yang bisa membuat Doyoung terluka karna berhubungan dengan Jaehyun. Ia tidak bisa melepas Ten begitu saja.

Di dapatinya Doyoung didekata meja makan.

"Dimana Ten?"

Doyoung berbalik mendengar Jaehyun dibelakangnya. "Apa yang terjadi?" bukannya menjawab Doyoung malah bertanya balik.

Mana mungkin Jaehyun memberi tahu Doyoung permasalahan apa yang membuat mereka bertengkar. Mau ditaruh dimana harga dirinya.

"Bukan urusanmu. Dia sudah pergi?"

Doyoung menghela napas. Baiklah ini bukan hal yang harus ia ketahui. Ia kemudian mengangguk sebagai jawaban. "Ya, dia sudah pergi dan terlihat sangat marah."

Sayang sekali Ten sudah pergi, padahal ia harusnya bisa makan malam dengan mesra dihadapan Doyoung.

"Kau tau jika salah satu penyebab Ten pergi adalah dirimu?"

Doyoung mengernyit. Apa lagi salahnya?

"Bagus sekali. Aku memotong sayuran di dapur lalu tiba-tiba kalian bertengkar dan itu salahku." Doyoung benar-benar tidak habis pikir.

Jaehyun mendekat pada Doyoung. Memperhatikan wajah orang yang mengganggu aktifitasnya dengan Ten tadi. Menatap lekat hingga membuat Doyoung merasa tidak nyaman.

"Ada apa?"

Matanya membola karna terkejut dengan pergerakan tiba-tiba Jaehyun yang menarik tengkuknya hingga bibirnya dan bibir Jaehyun bertemu. Tidak sampai disitu, Jaehyun kemudian melumat kecil bibirnya.

Sadar dari keterkejutannya, Doyoung mencoba mendorong tubuh Jaehyun. "Mmpphh.."

Namun bukannya melepaskan, Jaehyun semakin menarik tengkuk Doyoung. Tangan yang bebas ia gunakan untuk menahan tubuh Doyoung agar tidak berontak.

Ciuman mereka makin dalam, kini lidah Jaehyun sudah berada didalam mulut Doyoung. Melumat benda kenyal itu kasar.

Doyoung sudah hampir kehabisan napas. Kedang sekuat tenaga ia mendorong tubuh Jaehyun dan berhasil membuat ciuman tersebut terlepas.

Segera dihapusnya air liur disekitar mulutnya. Napas Doyoung terengah dan wajah memerah. Jika saja yang dihadapannya sekarang bukan Jaehyun, pasti Doyoung sudah mencacinya dengan segala sumpah serapah.

Keadaan Jaehyun tidak jauh berbeda dadanya naik turun meraup udara sebanyak mungkin. Namun ada perasaan berbeda yang ia rasakan.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang