21. Sweet Pain

10.4K 1K 125
                                    

HAPPY READING


Makanan untuk sarapan Jaehyun sudah tersedia diatas meja. Biasanya Doyoung akan lansung pergi ke kantor tanpa harus menunggu Jaehyun. Tapi kali ini ada sesuatu yang perlu ia bicarakan sebelum itu. Maka Doyoung menunggu lelaki hingga keluar dari kamarnya.

Keadaan Doyoung sudah lebih baik dan ia rasa sudah cukup mampu untuk kembali bekerja. Ia juga sudah kembali kekamarnya walau sebenarnya Doyoung masih ingin melihat wajah tidur Jaehyun.

Hmm...ia harus sadar diri, bukan? Jaehyun sudah cukup baik dan ia tidak boleh seperti di beri hati kemudian meminta jantung.

Doyoung mengalihkan pandangan pada langkah kaki Jaehyun yang sudah menuju meja makan. Kenapa akhir-akhir ini Jaehyun menjadi objek paling menenangkan untuk dilihat oleh Doyoung? Seperti lelaki itu semakin tampan belakangan ini.

"Kau sudah mau pergi bekerja?" tanya Jaehyun melihat Doyoung sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

"Ya. Lagipula aku tidak enak jika lama-lama absen." balas Doyoung.

Jaehyun memperhatikan wajah Doyoung yang terlihat pucat yang bagi Jaehyun itu pucat yang aneh. "Terserahmu. Aku hanya tidak ingin kau menyusahkan orang-orang jika terjadi sesuatu."

"Aku sudah baik-baik saja."

Jaehyun tidak menjawab, ia memasukkan nasi goreng yang sudah dibuat Doyoung kedalam piringnya.

"Tapi sebelumnya, ada yang ingin ku bicarakan."

Jaehyun melirik sekilas pada Doyoung. "Katakan.."

"Bisakah aku tidak di bagian operasional lagi? Pindahkan kemana saja asal tidak disana."

"Ini semua karna Kim Seokwoo?"

Doyoung menunduk, nyalinya menciut seketika. Bagaimana juga Seokwoo itu teman Jaehyun.

"Dia sudah tidak ada, aku sudah memecatnya."

Doyoung melebarkan matanya tidak percaya. Jaehyun memecat Seokwoo?

"Jadi, kau tidak perlu pindah ke bagian lain. Tidak ada yang perlu ditakutkan disana."

"A-aku minta maaf..." Doyoung menunduk memainkan jari-jarinya.

"Apa hal yang membuatmu mengatakan itu?"

"Seokwoo itu temanmu dan-"

"Dia tidak lagi temanku sejak ia memiliki niat untuk menghianatiku." potong Jaehyun. "Sebaiknya kau ikut duduk disini daripada kau terus berdiri disana dengan segala pikiranmu."

"Umm...terima kasih, tapi kurasa ini sudah cukup siang untukku pergi ke kantor."

Manik Jaehyun menyipit kearah Doyoung. "Apa bedanya? Kau terlambat karna takut dengan atasanmu, sementara disini kau juga mengikuti perintah atasanmu."

Doyoung akan selalu kalah dengan Jaehyun. Manusia yang satu ini memang anti sekali dengan yang namanya penolakan. Mau tidak mau Doyoung menuruti perintah Jaehyun.

---Sweet Pain---


"Kau yakin ini rumahnya?" tanya Kun pada Wonwoo yang menyetir disebelahnya setelah tiba didepan sebuah rumah dengan cat putih. Pencarian mereka terhadap Lee Taeyong berjalan lama sebab kedua memiliki kesibukan masing-masing.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang