18. Sweet Pain

10.5K 1.1K 183
                                    

HAPPY READING

Jaehyun keluar dari kamarnya untuk makan malam, namun ia tidak mendapati apapun diatas meja. Harusnya sudah tersedia makanan disana. Ia beralih pada pintu kamar Doyoung yang masih tertutup.

Ia kemudian menuju kamar tersebut dan mengetuk pintunya agak keras. Beberapa kali namun tidak ada sahutan atau tanda-tanda pintu akan terbuka.

Jaehyun mengernyit. Apa yang dilakukannya didalam?

Ini rumahnya, jadi tidak masalah jika membuka pintu itu tanpa permisi.

'Cklek'

Pintu terbuka dan Jaehyun mendapati Doyoung meringkuk dengan selimut tipis. Tubuhnya bergetar kedinginan. Seketika rasa khawatir melingkupi Jaehyun.

"K-kau kenapa?" Jaehyun berlutut di samping kasur Doyoung.

Doyoung perlahan membuka matanya. "Maaf Jaehyun..." suaranya terdengar serak dan lirih. "Aku tidak bisa memasak makan malam hari ini. Izinkan aku istirahat."

"Jangan pikirkan itu," Jaehyun menyentuh dahi Doyoung untuk memeriksa suhu tubuhnya. Sial! Panas sekali.

"Kau demam." Jaehyun memperhatikan ruangan ini. Tidak ada penghangat ruangan dan juga selimut yang Doyoung gunakan terlalu tipis.

"Sebaiknya kau tidak disini."

Doyoung hanya diam karna kesadaran juga tidak terlalu baik. Jaehyun menyibak selimutnya lalu mengangkat tubuh Doyoung.

Doyoung tidak tau Jaehyun akan membawanya kemana. Ia hanya samar merasakan tubuhnya berada di dekapan lelaki itu. Hangat, nyaman sekali.

Namun Doyoung harus kehilangan karna Jaehyun meletakkan tubuhnya pada tempat tidur yang ia yakini di kamar Jaehyun. Padahal Doyoung masih ingin lebih lama merasakan hangat yang tadi.

Tapi, kenapa Jaehyun membawanya kemari?

Jaehyun menyelimuti tubuh Doyoung, kemudian mengatur suhu agar lebih hangat.

"Aku akan memanggil dokter." Jaehyun hendak beranjak saat lengannya di tahan oleh telapak tangan yabg terasa panas.

Untungnya Doyoung masih memiliki reflek yang baik. Tidak mungkin ia membiarkan Jaehyun membawa dokter. Kandungannya akan ketahuan.

"Tidak perlu. Aku juga sudah kedokter tadi, dan hanya sakit kepala ringan. Aku juga sudah mendapatkan obat." cegah Doyoung.

"Dimana obatnya?"

"Di kamarku."

Setelahnya Doyoung sendirian di kamar itu. Rasanya lebih baik daripada saat dikamarnya tadi. Dingin yang dirasanya sedikit berkurang walaupun kepalanya masih sakit sekali.

Tak lama Jaehyun kembali masuk dengan kantong berisi obat milik Doyoung dan semangkuk air hangat beserta handuk kecil didalamnya.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang