١٠ (Abi Sayang)

477 35 0
                                    

Author POV

"Mmm, Ra?"

Panggil Haura saat mereka sudah berada di dalam tempat kajian yang kebetulan belum dimulai.

Zahra menoleh.
"Iya?"

Raut wajah Haura tiba-tiba panik dan bingung.
"Mm..ee..gak, gak jadi hehe"

Zahra hanya tersenyum sambil mengangguk. Lalu kembali melihat sekeliling yang semakin ramai.

Namun tak lama...

"Mmm, Ra?"
Panggil Haura lagi.

Zahra menoleh dengan agak malas.
"hmm kenapa sih kak? Kalau mau cerita, cerita aja sama Rara"

"eh? Hehehe, agak gak enak soalnya"

"emangnya apa?"

"eee...yang tadi itu, beneran kakak kamu?"
Tanya Haura sedikit ragu-ragu.

"Hahaha, iyalah kak, kan tadi udah aku kenalin. Emang kenapa? Kita gak mirip yaa"

"eh, bukan gitu. Kakak mau mastiin aja"

"emang kak Haura sebelumnya pernah ketemu sama bang Alif?"

"Hah? Mmm..i-iya pernah liat di mana gitu"

"mungkin di rumah sakit, kan bang Alif dokter, siapa tau pas kak Haura ke rumah sakit gak sengaja liat"

"Ohh iya kali yaa"
Haura mengangguk saja menyetujui ucapan Zahra.

"udah jadi dokter yaa sekarang"
-batin Haura.

***

Zahra POV

"Haahh akhirnya sampai juga"

Aku langsung baring telentang di kasur kamarku, rasanya gak pernah sekangen ini sama kasur. Hehehe, mungkin karna capek seharian ini di luar rumah.

Tadi setelah ikut kajian sama kak Haura, aku sambung ketemuan sama Nurul dan Risky di rumah Nurul yang gak terlalu jauh dari tempat kajian.

Kita banyak bertukar cerita, mumpung lagi ngumpul setelah sekian lama gak ketemu. Kita ketawa bareng lagi bahkan yang satu ini nangis bareng. Karena aku cerita kondisi aku sekarang kayak gimana, dan juga cerita tentang aku sama Yudha.

Kalau soal reaksi mereka, sama kayak Abi, Umi, sama bang Alif tadi. Mereka gak nyangka sekaligus bersyukur aku bisa ada di posisi ini. Mereka juga dukung aku, dan janji mau perbaiki diri jadi lebih baik. Senang rasanya, karena tadi itu aku merasa aku betul-betul dapat arti dari bersahabat yang sebenarnya, ketika kamu dan sahabat kamu sama-sama belajar untuk jadi lebih baik, saling menasihati, dan saling mendukung dalam kebaikan.

Ternyata senikmat ini.

Tok tok tok!!

Pas lagi senyum-senyum ingat yang tadi, tiba-tiba ada yang ketuk pintu. Aku langsung bangun dan jalan ke arah pintu. Ternyata yang ketuk Abi.

"eh? Abi? Kenapa, Bi?"

Sebelum jawab Abi senyum dulu.
"Abi mau ngobrol dong sebentar"

"boleh"

Aku sama Abi langsung ke ruang keluarga berdua. Aku duduk di samping Abi, tapi duduknya hadap-hadapan.

"kenapa, Bi? Tumben ngajak ngobrol berdua?"

"gak, Abi cuma mau tanya, Rara tadi belajar apa aja dikajiannya? Kan tadi habis dari kajian"
Jawab Abi sambil teput-tepuk tangan kanan aku.

"kok Abi tanya soal itu?"

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang