٣١ (Salah)

443 32 2
                                    

Zahra POV

"mas jangan main air ih"

"itu sabunnya masih ada mas, cuci yang bener"

"salah mas, piring sebelah sana"

"mas aku gak bisa gerak tau, lepas dulu tangannya"

"kan? basah bajunya.."

Itulah sederet keluhan aku sekarang yang lagi cuci piring dibantuin mas Yudha. Sebenarnya bukan bantuin yaa, malah ngegerecokin doang jadinya. Padahal yang mau dicuci tuh gak terlalu banyak, tapi karna masnya malah jadi lama.

Gak mungkin bisa tenang aja dong kalau mas Yudha udah ikutan :)

Sebenarnya bukan kali pertama cuci piring sama mas Yudha. Dan bukan kali pertama juga aku larang, karna aku tau endingnya pasti cuma 20% bantuin 80% nya gangguin doang. Tapi tetep aja dia ngotot.

"mas, bantuinnya yang bener dong?..."
Ucapku selembut mungkin ke laki-laki yang malah asik main air yang keluar dari keran.

"ini udah dibantuin, yang"

Aku cuma memutar mata malas karna dia masih fokus main air yang sekarang malah beralih mainin sabun. Mas Yudha ambil sedikit sabun yang udah larut dengan air. Habis itu dia bentuk jarinya menyerupai huruf O dan dia tiup perlahan sampai muncul gelembung yang lumayan besar.

Tapi cuma beberapa detik, gelembung itu pecah, dan...

"aduh!" kecipratan sabun :)

Aku spontan menutup mata kiri aku dengan lengan karna rasa perih yang datang tiba-tiba.

"eh? Kenapa, yang?"

"masnya sihh main-main sabun, kecipratan kan?"

"maaf maaf"

Dengan mata sebelah kanan aku yang gak kenapa-kenapa, aku lihat mas Yudha buru-buru cuci tangannya. Habis itu mendekat ke arah aku yang masih menutup mata sebelah kiri sambil ku kucek dengan lengan.

"Jangan dikucek"
"sini coba mas lihat"

Mas Yudha tarik lengan aku ke bawah yang sedari tadi tutupin sebagai wajah aku. Aku bisa lihat raut wajah khawatir mas Yudha.

Telapak tangannya yang masih basah dan dingin menyentuh kedua sisi wajah aku. Karna tinggiku yang cuma sebatas dagunya mas Yudha, membuat aku harus mendongak karna tarikan tangan dia.

Gak bisa bohong, sekarang aku degdegan. Degdegan di depan suami sendiri :') mukanya itu loh deket banget.

Sekarang mas Yudha sibuk usap-usap pelan mataku yang sebelah kiri, habis diusap dia tiup pelan-pelan.

Aku?

Menatap dan terdiam, hahaha

"masih perih?"

"udah enggak" jawabku sambil menggelengkan kepala.

Tangan mas Yudha masih setia di posisi yang tadi. Raut wajah dia juga masih khawatir, padahal aku udah gak apa-apa.

Dia mendekat dan cium sebelah mata aku yang sakit tadi.

"mata kamu merah. maaf ya, mas janji gak nakal lagi"

Aku terkekeh setelah dengar kalimat dia barusan.

"Aku gak apa-apa mas"
"paling juga sebentar hilang merahnya"

Habis itu kita sama-sama diam. Belum berencana untuk pindah dari posisi ini. Sekarang aku bisa ngerasain kedua ibu jari mas Yudha mengelus kedua pipi aku secara perlahan. Mata dia juga gak lepas natap mata aku.

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang