١٢ (Nikahan Bang Alif 1)

593 36 2
                                    

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:

"Menikah adalah sunnahku, barangsiapa tidak mengamalkan sunnahku berarti bukan dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan jumlah kalian aku akan berbanyak-banyakkan umat. Siapa memiliki kemampuan harta hendaklah menikah, dan siapa yang tidak hendaknya berpuasa, karena puasa itu merupakan tameng."
.
.
.
Beberapa bulan kemudian...

Zahra POV

Barusan Umi bacakan aku hadist tentang menikah. Dan hadist itu sampai sekarang terngiang-ngiang dikepalaku. Hmm, sebenarnya bukan untukku ku sih, tapi untuk kak Alif yang lagi-lagi masih menghindar kalau ditanya soal menikah waktu sarapan tadi.

Jujur, selama beberapa bulan aku belajar. Alhamdulillah rasa ingin berpacaran itu semakin hilang, kini tergantikan dengan kata menikah.

Aku gak bisa bohong, umurku bisa dibilang sudah pantas jika memang udah siap menikah. Tapi tetap aja, dari segi kesiapan batin dan ilmu aku masih merasa kurang. Lagian, aku gak mungkin lebih dulu menikah sebelum bang Alif.

Kemarin, Kak Haura sempat ajak aku ke salah satu seminar pra nikah, dan di situ aku banyak tau tentang ilmu-ilmu pernikahan, dari situ juga aku tau indahnya menikah dibandingkan pacaran, apa lagi kalau dapatnya suami yang paham agama, akan bahagia dunia akhirat, kalau kata Ustadnya, yang waktu itu jadi pemateri.

Sekarang aku mulai mikir, apa lulus kuliah langsung nikah aja kali ya?. Aku langsung geleng kepala, enggak, jangan dulu, masih kekanak-kanakan gini masa udah mikir nikah? Belajar dulu yang bener!.

Aku membuang nafas berat. Setidaknya itu salah satu niat baik, dari pada pacar-pacaran.

Aku mulai berfikir jernih lagi, terus aku ambil hp dan buka Chat yang masuk melalui Whatsapp.

Lagi asik main hp, aku gak sengaja buka kontak Yudha dan melihat sekilas isi Chat kita dulu. Sampai sekarang aku masih save kontak dia, mungkin dia udah enggak. Sempat berfikir diblokir aja, tapi aku urungkan, toh kita juga gak ada niatan saling chatting lagi.

Karena setelah kejadian itu, memang banyak yang berubah, salah satunya kejadian tentang Edo tempo hari. Aku lebih membatasi diri dengan laki-laki, bahkan dengan Iki, sahabat aku. Aku juga gak terlalu menutup, aku akan tanggapi selama itu penting, ya aku berfikir itu lebih baik.

Masih asik main hp, tiba-tiba masuk Chat dari bang Alif.

Bang Alif:
Ra, abang di jalan pulang dari rumah sakit, kamu di rumahkan?

Iya, kenapa? Tumben pulangnya cepet

Bang Alif:
Pasien gak terlalu banyak. Kamu mau temenin abang keluar gak?

Kemana? Tumben banget ngajak jalan

Bang Alif:
Udah ayo, abang traktir. Lagi mau ngomong sesuatu.

Kenapa gak di rumah aja? Lagi mager kemana-mana nihh

Bang Alif:
-_-
Kalau di rumah takut Abi sama Umi denger. Udah ayo, abang bentar lagi jemput.

Iyaiya, Rara siap2

***

"mau kemana sihh bang? Orang lagi mager juga"
Sungutku pas udah masuk ke dalam mobil.

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang