Zahra POV
Hari ke enam tanpa Yudha.
Ya, setelah kejadian hari itu entah kenapa kita saling menjauh, saling menutup diri, saling bungkam, pokoknya mengindar satu sama lain.Terakhir dapat kabar dari dia dua hari yang lalu, dia ngechat aku katanya dia mau keluar kota. Gak tau urusan dia apa sampai keluar kota, emang aku gak nanya juga. Dan sekarang juga aku gak tau dia udah balik atau belum.
Beberapa hari ini pun aku habisin dengan menyibukkan diri di kampus, gak ada lagi tentang Yudha, walaupun Nurul nanyain terus kabar hubungan aku sama Yudha tapi aku berusaha menghindar dan ngalihin ke obrolan lain.
Setidaknya aku merasa lebih tenang, walaupun aku gak tau keputusan aku ini benar apa enggak, aku bingung.
Jam 15:24
Habis Sholat Ashar aku masih duduk di teras Mesjid kampus, entah apa yang ada dipikiran aku sampai bengong di sini.
Aku jadi inget apa kata Abi
"Rara sayang anak Abi, apapun masalah Rara, sebesar apapun masalah Rara, hamparkan sajadah Rara, dan katakan dalam hati kalau Rara punya ALLAH yang lebih besar"
Waktu itu aku SMP dan pulang ke rumah dalam keadaan nangis karna habis berantem sama temen, aku udah lupa masalahnya apa, sampai rumah aku langsung nangis dipelukan Abi.
Dan kalimat dari Abi itu sampai sekarang aku bawa, dan akhirnya aku rajin sholat lima waktu.
aku masih duduk di teras mesjid kampus, pikiran aku masih mengudara sampai ada perempuan yang langsung duduk di samping aku lagi masang sepatunya, pasti habis sholat Ashar juga.
Perempuan yang cantik banget pakai hijab warna maroon panjang sampai pinggangnya, gamis hitam, dan kaki yang dibalut dengan kaos kaki berwarna coklat muda. Aku masih memperhatikan kakak itu, aku udah gak asing atau kaget lagi liat perempuan dengan pakaian tertutup seperti itu, bahkan selalu terbersit dalam benak aku untuk seperti itu juga, tapi entah kapan, rasanya belum pantas.
Setelah kakak itu pasang sepatunya dia langsung beranjak pergi, tapi aku lihat satu buku tertinggal di tempat duduknya tadi, aku mau langsung memanggilnya tapi terdiam saat membaca judul buku itu
Hijrah Cinta
Deg..
Aku diam beberapa detik, ini buku yang beberapa hari lalu aku incar. Tapi setelah itu aku langsung sadar dan mau manggil kakak itu sebelum dia semakin jauh.
"Kak!"
Aku lari ke arah dia sambil manggil dia."eh.. iya kenapa dek?"
Tanya dia setelah noleh ke arah aku, suaranya indah, ramah banget. Aku sampai gugup berhadapan sama dia."Ini kak, bukunya ketinggalan"
Aku ngasih buku itu ke dia."Astagfirullah... Hampir aja ketinggalan, makasih banyak ya dek"
Dia senyum sambil megang bahu aku.Aku balas senyum sambil mengangguk pelan.
"iya kak, sama-sama"
"yaudah, kakak permisi yaa, sekali lagi makasih banyak"
"kak tunggu!"
Aku nahan langkah dia yang udah mau pergi dari sana, terus dia noleh ke arah aku lagi."bisa gak kita ketemu lagi?"
Entah apa yang dia pikirin, dia diam beberapa detik terus senyum ke arah aku.
"kita ketemu di sini besok, di jam yang sama"
Mataku langsung berbinar, aku senyum terus ngangguk.
"sampai ketemu besok, assalamualaikum"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikaya Azzahra
EspiritualDari hal cintaku Ku rangkaikan dalam tulisan penghijraan ini Bagaimana aku mempertahankannya Dan bagaimana aku terlepas darinya Lalu, bagaimana aku kembali menemukan dan menjalaninya Hi, aku Zahra. Selamat datang dalam pesan-pesan dan ceritaku tenta...