٢٠ (Panggilannya Apa?)

693 38 0
                                    

Zahra POV

Paginya, habis Sholat subuh dan sarapan, aku bantuin Umi dan yang lain beres-beres habis acara kemarin. Yang cewe-cewe beres-beres di dalam, yang cowo di halaman rumah.

Hari ini rumah masih ramai, tapi rencananya hari ini udah mau pada balik semua ke rumah masing-masing, jadi sempetin dulu bantuin bersih-bersih.

Pas kerjaan aku udah selesai, aku gak sengaja lihat kak Haura agak kesusahan mau jemur beberapa kain di halaman belakang tapi juga lagi gendong Aira-anaknya kak Haura sama bang Alif-. Akupun inisiatif buat ke sana dan ambil Aira sembari kak Haura jemur kain, aku juga udah kangen mau gendong ponakan aku yang cantik itu.

"Kak siniin aja Airanya, biar Rara yang gendong"

Ucapku sambil sodorin tangan buat gendong Aira.

"Oh iya jagain yaa Raa, kakak mau jemur ini dulu. Kalau dia rewel ambil botol susunya di dalem kulkas"

"Iya kak tenang aja"

"Aira sama Tante Rara dulu yaa"

Bujuk kak Haura sambil pindahin Aira ke gendongan aku. Aira sedikit merengek tapi habis itu aku ayun-ayunin dia biar dia berhenti nangis.

Aku bawa Aira duduk di sofa ruang keluarga. Tapi sebelum itu aku ambilin dia botol susunya, kali aja mungkin dia lapar karena kak Haura dari tadi sibuk, siapa tau habis ini dia ngantuk dan tidur.

Dan sekarang nyatanya dia anteng tiduran di atas aku sambil minum susu dari botol susunya.

Kalau bukan karna sibuk beres-beres aku pasti lebih milih main sama dia, kelitikin dia terus bikin dia ketawa. Aduh ponokan aku ini cantik dan gemesin banget kalau lagi ketawa.

Sambil senyum-senyum aku ngerasain ada orang yang duduk di samping aku, pas aku noleh ternyata itu Yudha.

Aduh!

Jantung aku rasanya pengen loncat. Aku sebenarnya agak malu ketemu Yudha karnaaa...hmm you knowlaahh :) semalam.

Tapi dengan berani aku tepis itu, bagaimana pun dia sekarang suami aku.

"Udah selesai?"

Yudha mengangguk "udah"

Terus tatapannya jatuh ke arah Aira yang masing anteng aja sama susunya. Dia raih tangan kiri Aira yang bebas terus digoyang-goyangin gemes.

"Masyaa Allah Cantiknyaa"

"Iya dong, kan Umminya cantik"

Tatapan kami berdua sama-sama mengarah ke Aira.

"Panggilnya Ummi ya?" tanya Yudha.

Aku mengangguk "Iya, kalau ke bang Alif Abi"

"Kita juga nanti Ummi sama Abi aja yaa"

"Hah?" aku auto noleh ke arah dia yang tadinya merhatiin Aira.

"Iyaa, anak-anak kita nanti manggilnya Abi sama Ummi juga"

Aku langsung menunduk malu, kenapa sih pake bahas soal anak segala. Mentang-mentang....

"kok diem?" tanya dia lagi.

"Iyaa" jawabku masih menunduk.

Aku dengar dia terkekeh pelan.

"Kalau kita?"

"Maksudnya?" aku menoleh ke arah dia lagi.

"Kalau kita sekarang panggilannya apa?"

Deg

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang