٢١ (Ridhonya, Surgaku)

646 34 0
                                    

Zahra POV

Hari ini tepat sebulan yang lalu aku menikah dengan Mas Yudha. Sebulan juga aku gak tinggal lagi sama orangtua aku. Aku sekarang tinggal di rumahnya Mas Yudha sama orangtuanya.

Beberapa waktu yang lalu kami baru aja balik dari liburan sementara, gak jauh dan cuma nginap 3 malam.

Sekarang aku udah di rumah dan lagi temenin Mama Dian-Mamanya Mas Yudha-bikin kue. Mas Yudha sama Papa lagi keluar, katanya lagi ngunjungi salah satu cabang restaurant Papa.

Di rumah ini gak ada asisten rumah tangga, jadi bisa aku bayangin gimana kesepiannya Mama kalau suami sama anaknya itu gak di rumah. Makanya hari ini Mama semangat banget ajak aku bikin kue, katanya dia seneng ada aku di rumah, jadi gak kesepian lagi. Ya, aku rasa semua perasaan Ibu sama.

"mama istirahat aja, nanti Rara panggil kalau kuenya udah mateng"

Baru aja aku masukin adonannya ke dalam ofen, jadi tinggal tunggu mateng. Katanya sih ini kue kesukaan Mas Yudha, hitung-hitung jadi surprise kalau dia pulang.

"Yaudah, Mama ke kamar dulu yaa"

Aku mengangguk. Habis itu, sambil tunggu kuenya mateng, aku bersih-bersih dapur bekas kita bikin kue tadi.

Gak lama pas aku lagi cuci piring, aku ngerasa tiba-tiba ada yang peluk dari belakang, sontak aja aku kaget dan hampir teriak kalau dia gak ngeluarin suara lebih dulu.

"Assalamualaikum, sayang"

Ternyata Mas Yudha_- untung aja aku gak ada riwayat penyakit jantung yaa, mana dipanggil sayang lagi.

"Haaa...Ya Allah mas, kamu bikin aku kaget tau gak"

Ujarku dengan nada lemas, ya emang lemas, coba aja dikagetin tiba-tiba.

"jawab dulu dong salamnya"

"Waalaikumussalam"

"sibuk banget nyuci piring yaa, sampe gak denger aku pulang?"

"suaranya Mas Yudha yang kekecilan, jadi aku gak denger"

Balasku ngeles.

"Mas sampe salam dua kali loh"

Aku cuma hembusan nafas pelan, ya mungkin emang aku yang terlalu fokus nyuci. Habis itu aku berhenti nyuci piringnya, terus keringin tangan dan berbalik ke arah Mas Yudha.

Aku raih tangan dia sebelah kanan, terus aku cium punggung tangan dia.

"Iyaa, maaf ya Mas"

Mas Yudha senyum, habis itu dia cium kening aku singkat.

"Mas udah makan?"

"Alhamdulillah udah tadi sama Papa"

"terus Papa mana?"

"belum pulang"

"terus kenapa Mas pulang duluan?"

"kangen"

"kangen siapa?"

"kangen istrilah"

"istrinya siapa?"

"istrinya Papa"

"mama dong"

"sama istrinya Mas Yudha"

"Aku dong"

Eeyyyy, percakapan macam apa ini.

Habis itu kita ketawa bareng karena kegajean dialog tadi.

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang