٢٣ (Sabar)

588 35 2
                                    

Part 21 ada sedikit revisi yaaa 🙏 dan mohon maaf apabila selama membaca sampai di Part ini banyak typo2nya hehehe (mohon dikoreksi saja yaa jika ada 😊)

Selamat Membaca ❤️🌵

Author POV

Di pagi hari yang mendung, Zahra mendengar sebuah suara-suara berisik dari luar rumah, seperti pagar yang baru saja dibuka, suara mesin mobil, dan suara pintu mobil yang dibuka lalu ditutup.

Zahra tidak akan menebak lagi, karena sudah pasti yang datang itu adalah suaminya.

Zahra yang sedang asik menatap ponselnya yang menampakkan foto bayi yang baru saja dikirim oleh Nurul langsung bergegas menuju pintu. Foto bayi tersebut adalah anak dari Iki yang baru lahir kemarin Subuh.

Zahra membuka pintu dan tampaklah Pria yang kurang lebih dua minggu ini ia rindukan. Kini Yudha berdiri di ambang pintu sambil membawa sebuah koper yang tidak terlalu besar, karena isinya memang hanya berkas-berkas penting dan beberapa helai baju. Sudah pasti karna pakaian yang ia kenakan selama di Jepang sudah lebih dulu siap di sana.

"Assalamualaikum"

Zahra meraih tangan Yudha sebelah kanan lalu mencium punggung tangannya.

"Waalaikumussalam warohmatullah wabarokatuh"

Yudha mendekat untuk mencium kening Zahra, lalu kemudian memeluknya erat. Dia juga tak kalah rindunya dengan istrinya ini.

"kangen gak?"

"masih ditanyain gitu?"

"hehe kangen banget ya"

"Enggak"

"iya sama mas juga kangen"

Zahra tersenyum lalu membalas pelukan Yudha tak kalah erat.

"Benar yaa kata Dahlan? Rindu itu berat"

Zahra segera melepas pelukannya lalu menatap bingung ke arah Yudha.

Siapa itu Dahlan?

"Dahlan?"

"Iya, yang lagi disukai anak-anak muda itu loh yang jago bikin puisi romantis? Dahlan kan namanya?"

"yang bener Dilan Mas...bukan Dahlan"
"Dahlan mah nama temennya Abi" sambung Zahra sambil berusaha menahan tawanya.

"Ohh mas salah ya?"
"Hmm mas gak update sama yang begituan sihh"

Setelah mengucapkan itu, Yudha kembali ingin memeluk Zahra, namun segera ditahan oleh Zahra.

"Udah ih, malu tuh sama Pak Ilham, dari tadi tungguin mas buat bawain koper mas ke dalem"

Saat Yudha menoleh, benar saja Pak Ilham-sopir pribadi keluarga Ifan-sudah ada dibelakangnya. Pria yang sudah berumur itu hanya cengar-cengir melihat pasangan baru ini yang tadi hanya memperdebatkan soal siapa Dahlan-Dahlan itu.

"Sini den, Pak Ilham bawain kopernya"

"Gak usah Pak, Pak Ilham istirahat aja ya, kan tadi cape bawa mobil dari Bandara sampai sini. Saya masih bisa bawa kok, makasih yaa"

"Ya sudah, bapak permisi den"

Setelah itu, Zahra menemani Yudha ke kamar untuk bersih-bersih setelah perjalanan panjangnya.

"Mama sama Papa ke mana?"

"Lagi jenguk temennya Papa di Rumah Sakit"

"Ooh.."

"Mas mau mandi sekarang? Habis itu makan gak? Ini pakaian mas kotor semua? Habis ini aku cuci ya?"

"Hmm, satu-satu dong sayang"
Tegur Yudha dengan nada yang lembut.

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang