٣٦ (Menghindar)

480 29 0
                                    

Pesan masuk:
Selamat siang, pak. Diingatkan kembali besok pak Yudha akan berangkat ke Jepang.

Data yang pak Yudha butuhkan sudah kami siapkan.




















Yudha POV

Haahh~ ke Jepang, gue bahkan hampir lupa.

Gue balas pesan dari sekretaris gue dan kembali taru hp di samping gue yang lagi tidur telentang di atas tempat tidur.

Gue sekarang ada di hotel. Ya, gue nginep di hotel. Gue mau ke mana lagi? Gue gak mungkin nginep di rumah temen.

Ini bisa dibilang kabur gak sih? Hm semoga aja enggak ya, karna itu terlalu kekanak-kanakan bagi gue.

Gue gak pulang ke rumah bukan karna gak mau, tapi gue gak bisa. Jujur aja gue belum habis pikir sama Rara. Bisa-bisanya dia minta permintaan yang aneh begitu ke gue.

Jelas aja gue gak bisa terima.

Poligami?

Emang segampang itu buat dia minta gue nikah sama Kania cuma karna dia gak bisa kasih gue anak?

Gue gak benci poligami, jelas aja enggak karna itu Sunnah Rasulullah. Tapi gue bener-bener gak ada niatan buat poligami, gue cuma mau Rara jadi yang pertama dan terakhir buat gue.

Nikah itu bukan soal asal kita suka, kita nikahin, ada masalah, kita cerai, atau nikah lagi. Tapi ini soal tanggung jawab. Tanggu jawab yang bakal gue bawa nanti ke hadapan Allah.

Gue gak bisa jamin diri gue bisa seadil Rasulullah, atau laki-laki lain yang punya lebih dari satu istri.

Gue bahkan pernah bilang ini ke Rara di awal kita nikah, dan Rara pun juga gak siap kalau misal gue ada niat buat poligami.

Tapi kenapa dia malah segampang itu.

Gue juga paham gimana sabarnya kita selama ini menunggu anak. Gue paham dia pasti sedih karna itu, tapi dengan minta gue nikah lagi? Itu bukan solusi.

Tadi, mama telfon bilang kalau Rara nanyain gue terus. Terus papa kasih gue nasihat sebentar, papa juga nyuruh gue buat bilang ke Abi Uminya Rara soal masalah ini dan gue iyain.

Gue telfon mereka dan sama, mereka juga kasih gue nasihat dan katanya mau ke rumah hari ini. Gue juga minta maaf, gue juga mungkin sekarang salah karna pergi gitu aja dalam keadaan Rara yang kacau tadi malam.

Tapi jujur aja, gue belum bisa kalau ketemu Rara sekarang. Itu yang yang gue bilang ke Abi, dan untungnya Abi paham.

Soal gue ke Jepang, gue udah mau bilang ini pas jemput Rara di Rumah sakit, tapi ya itu. Mungkin nanti gue coba bilang ke Papa.

***

Author POV

"Umi, mas Yudha udah ada kabar belum?"

Pergerakan Ana yang sedang mengelus kepala Zahra yang berbaring di pangkuannya menjadi terhenti. Dia menatap mata Zahra yang menatap kosong ke atas.

"Umi belum dapat apa-apa sayang, nanti tanyain Abi ya" jawab Ana mencoba menenangkan sang anak bungsu.

Zahra menyerah untuk menghubungi Yudha karna tidak ada satupun panggilan dan pesan darinya yang Yudha gubris. Semuanya diabaikan.

Di samping itu, kedua mertuanya dan sang Abi sedang di rumah sakit untuk menjenguk Kania dan Pak Ilham. Keluarga pak Ilham sudah ada yang datang dan mengurusnya selama di rumah sakit.

Tinggallah Zahra berdua dengan sang Umi.

"nanti, kalau Yudha udah kabarin kamu, kamu jangan ungkit masalah poligami lagi ya nak"

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang