٣٥ (Sulit Menerima)

452 28 3
                                    

Yudha POV

"Halo Pa, Waalaikumussalam Warohmatullah"

"..."

"Iya alhamdulillah udah diurus, tinggal polisi cari komplotannya dia yang lain"

"..."

"iya, nanti Yudha ke rumah sakit"

"..."

"Rara mana Pa?"

"..."

"Ooh, yaudah kalau gitu, Assalamu'alaikum"

Gue simpen lagi hp gue setelah panggilan dengan Papa terputus. Tapi gak lama gue ambil lagi dan lihat beberapa panggilan dari Rara yang gak gue angkat, dan juga chat dari dia yang gak gue balas dari tadi siang.

Gue simpen lagi dan buang nafas kasar yang entah udah keberapa kali untuk hari ini.

Gue sekarang masih di dalam mobil di parkiran kantor polisi. Baru aja gue selesai urus kasusnya si Renan.

Soal Rara, gue emang belum ada kabarin dia apa-apa semenjak pergi dari Apartemennya Kania. Selain karna gue masih kebawa masalah kita di mobil tadi, gue dari tadi emang gak mau diganggu siapapun.

Setelah mikir panjang, gue lirik lagi hp gue yang gue simpen di jok samping. Gue jadi ngerasa bersalah, pasti seharian ini dia khawatirin gue, tapi gue malah cuekin dia.

Gue emang masih marah soal Faiz, tapi rasanya gak enak banget cuekin Rara kayak begini. Toh dia juga bilang gak sengaja ketemu.

Gue udah bilangkan, gue gak bisa marahan lama-lama sama dia. Bahkan gue gak tau kabar dia yang pasti ikutan tertekan karna kejadian tadi.

Akhirnya gue mulai nyalain mobil dan keluar dari halaman kantor polisi. Kata Papa sekarang Rara ada di rumah. Gue mau pulang dan minta maaf ke dia.

***

Akhirnya sampai, dan pas keluar dari mobil, gue kaget karna keadaan rumah masih gelap, gak ada lampu yang nyala selain lampu taman.

Gue mulai masuk, dan terlebih dahulu nyalain lampu teras, habis itu nyalain lampu yang ada di lantai bawah.

"Sayang, mas pulang"

Teriak gue dari bawah sambil liat ke lantai atas yang keadaannya juga masih gelap. Tapi setelah itu masih gak ada tanda-tanda Rara bakal muncul juga.

Pikir gue dia mungkin lagi tidur karna kecapean. Habis itu gue ke dapur sebentar buat minum.

Habis minum, gue mulai ke atas dan juga nyalain lampu di sana satu-satu. Setelah itu gue berniat masuk ke kamar dan...










Gue denger suara nangis.










Gue gak merinding takut karna gue hafal betul itu suara Rara.

Gue buka pintu, dan lagi-lagi kaget karna kamar juga masih dalam keadaan gelap.

"Ra??"

Bersamaan gue panggil Rara, gue nyalain lampu kamar yang saklarnya tepat di samping pintu.

"m-mas Yudha..."

Pas kamar udah terang, tatapan gue langsung jatuh ke arah Rara yang lagi duduk di karpet di bawah sofa.

Dan lagi-lagi gue dibuat kaget karna benar aja yang nangis itu Rara.

Gue langsung berlari ke arah dia yang bahkan dari tempat gue berdiri, gue bisa lihat muka dia yang basah karna air mata, dan juga mata dia yang bengkak.

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang