٢٧ (Raja Gombal)

486 37 0
                                    

Zahra POV

Aku, kamu, mereka, kalian, kita semua kayaknya sepakat, kalau jalan hidup itu emang gak bisa ditebak. Gak bisa ditebak dari kisah-kisahnya, dan juga gak bisa ditebak dari orang-orangnya.

Dengan siapa kita akan ketemu di kehidupan ini, kita gak tau, dan bukan kita yang tentuin. Sekalipun mungkin orang yang paling kita benci di dunia ini, pada akhirnya dia tetap termasuk di dalam kisah kehidupan kita, begitu juga dengan orang-orang yang kita cintai.

Kita bangun di pagi hari, kita gak tau kisah baru apa lagi yang akan kita dapati setelah itu. Mungkin di tempat kerja, kampus, di jalan, di tempat makan, bahkan mungkin di rumah kita sendiri.

Dan kalian tau apa hal yang luar biasa di balik itu?

Allah sudah tetapkan setiap inci dari kisah itu dalam sebuah kitab, bahkan sebelum kita lahir, bahkan sebelum jagat raya ini diciptakan, Allah sudah mengaturnya.

Namanya, Lauh Mahfudz. Mungkin kalian udah gak asing lagi dengernya.

Ya, berbicara tentang itu, mungkin Kania masuk dalam salah satu orang yang Allah tuliskan namanya dalam takdir perjalanan hidup aku. Sejak aku tolong dia waktu itu, dan sampai hari ini.

Flashback

Aku sibuk mondar-mandiri di dalam kamar, bingung bagaimana mau kasih tau ke mas Yudha soal Kania. Aku gak tau kenapa aku sekhawatir ini.

Padahal mungkin pas mas Yudha tau, dia pasti bakal baik-baik aja, dan malah mungkin ikut dukung aku buat bantuin Kania.

Aku harus segera dapat cara gimana mau ngomongnya ke mas Yudha sebelum dia pulang dari sholat subuh.

"yang?"

Hah, kayaknya aku terlambat, mas Yudha udah pulang.

"iya mas?"

Aku menoleh dan mas Yudha udah ada di depan pintu kamar.

"lagi ngapain? kok keliatan resah gitu?"

"oh iya, itu kok lampu kamar di bawah tumben nyala? ada orang ya?"

Belum sempat aku jawab pertanyaan mas Yudha yang pertama, langsung dia sambung ke pertanyaan yang lain.

Kagetnya karena dia tanya soal kamar, kamar yang ditempati Kania.

"mm..mas duduk dulu yuk, ada yang mau aku omongin"

Mas Yudha langsung duduk di dekat aku di pinggir tempat tidur.

"Kenapa?"

Skip

Aku cerita semua ke mas Yudha tentang bagaimana aku ketemu Kania dan kenapa dia bisa ada di rumah ini. Aku juga minta maaf karena gak hubungi dia lebih dulu dan kasi tau soal ini, karena gimana aku mau hubungi sedangkan seharian kemarin aja aku bahkan lupa kasi kabar ke dia.

Dan syukurnya, dugaan aku benar. Mas Yudha baik-baik aja bahkan gak marah aku bawa orang lain ke dalam rumah. Dia senang karena aku dan mama bisa bantu Kania kabur dari orang jahat itu. Kalau aku dan mama gak bantu, mungkin kemarin Kania udah dianiaya atau mungkin parahnya bisa aja dibunuh.

Tapi aku gak sebut namanya Kania.

Karena rencananya aku mau kenalin mas Yudha ke Kania.

***

Gak lama setelah itu, kita turun sarapan bareng mama sama papa Ifan yang juga udah balik dari Jepang. Saat kita sampai di bawah aku pun inisiatif panggil Kania di kamar yang gak jauh dari meja makan.

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang