Author POV
Hari ini Zahra ditugaskan menjaga rumah sendirian. Semuanya sedang di rumah sakit menemani Haura. Alhamdulillah, kemarin Haura sudah melahirkan anak pertamanya, anaknya perempuan yang sangat cantik. Zahra sangat ingin menyusul ke sana dan melihat keponakan tercintanya itu, namun tidak bisa karena dia harus menyusun materi kursus hari ini. Maka dari itu sang Umi hanya mengirim foto dan video untuk Zahra.
"Uuhh Masyaa Allah ponakan aku tuh cantik banget kayak auntynya hehehe"
Mengenai sang Abi, dia sudah pulang dari Jepang beberapa hari yang lalu dan sejak itu Zahra masih belum berani juga tanya-tanya tentang ada apa saja di sana. Zahra bukannya belum ikhlas, tapi lebih baik tidak usah dicari tau lagi. Setidaknya, ada pekerjaan ini yang membuatnya tidak memikirkan hal-hal itu terus menerus.
Setelah dirasa sudah selesai, Zahra langsung merapikan kertas-kertas di meja dan mematikan laptopnya.
"Hmm, enaknya ngapain ya?"
Ucapnya sambil melihat sekeliling rumah yang sepi. Sudah hampir jam tiga sore namun orangtuanya belum ada tanda-tanda untuk pulang. Akhirnya dia memutuskan untuk ke dapur dan membuat beberapa cemilan.
***
Malam harinya, karena masih merasa kesepian, akhirnya dia memutuskan untuk memanggil sahabatnya yaitu Nurul untuk datang ke rumah menemaninya. Dan di sinilah mereka, duduk di ruang tamu dengan tv yang menyala dan sepiring gorengan di atas meja yang di bawah oleh Nurul tadi.
"Ihhh lucu bangettt, gemesh deh Ra"
Ucap Nurul dengan mata berbinar menatap foto seorang bayi di ponsel milik Zahra.
"iyalah,ponakan gue"
Jawab Zahra sedikit ngasal.
"Yeee ponakan lo, bukan anak lo"
Cibirnya."anak gue nanti, lu liat aja pasti bakal lebih gemesh"
"Apaan anak, nikah aja belom"
"Yeee gak usah nyindir dong lu, nanti gue juga nikah kok"
Ucap Zahra sedikit cemberut karena ledekan sahabatnya itu.
"Aamiin deh yaaa, tapi kapan? Nih ya Ra, andaikan yang kemarin itu lu terima, pasti sekarang lu udah menikmati masa-masa kehamilan. Gue juga bisa berbahagia menantikan kelahiran ponakan gue"
Jelas Nurul panjang lebar sambil memperlihatkan wajahnya yang beranda-andai. Zahra jelas saja langsung mengusap kasar wajah sahabatnya itu.
"Itu mulu deh bahasan lu, gak kreatif banget. Lagian ya itu tandanya gue sama dia emang gak jodoh"
"gak jodoh atau emang lu nya aja yang lagi nunggu si Yudha-Yudha itu? Sekarang apa? Ditinggal nikah kan lu? Ngeyel sih"
Nurul semakin memojokkan sahabatnya itu, lebih tepatnya sedikit menggodanya. Buktinya sekarang wajah Zahra bertambah masam, kembali mengingat masalah itu.
"Ihh Nurul, gue tuh ngajak lu ke sini biar gak kepikiran terus tau sama masalah itu. Lah ini lu malah ngingetin terus"
Omelnya."iyaa maaf deh, terus sekarang lu mau ngapain?"
Zahra mulai kembali menenangkan diri.
"Maksud lu? Nih kita lagi nonton nih, sama makan juga"
Jawaban yang membuat Nurul langsung melayangkan pukulan di bahu sahabatnya itu membuat Zahra langsung meringis kesakitan.
"Eh Maemunah, maksudnya bukan ngapain yang sekarang, maksud gue tuh kedepannya rencana lu gimana? Mau nolak terus? Mau nungguin Yudha terus hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikaya Azzahra
SpirituálníDari hal cintaku Ku rangkaikan dalam tulisan penghijraan ini Bagaimana aku mempertahankannya Dan bagaimana aku terlepas darinya Lalu, bagaimana aku kembali menemukan dan menjalaninya Hi, aku Zahra. Selamat datang dalam pesan-pesan dan ceritaku tenta...