٢٦ (Tentang Kania)

434 33 0
                                    

Author POV

Zahra baru saja menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang setelah selesai melaksanakan Sholat Isya. Sungguh hari yang panjang hari ini. Apa lagi setelah bertemu sosok Kania dengan segala cerita kehidupannya.

Kania adalah wanita yang besar di sebuah panti asuhan, walau tumbuh dengan kasih sayang dari Ibu asuhnya, dia lebih memilih menjadi manusia yang bebas. Sedari masa remajanya, tidak ada satupun yang bisa menahannya, apapun yang dia lakukan, asalkan ia suka. Sampai dewasa pun dia tidak berubah, masih menjadi Kania wanita yang bebas.

Semenjak ia kenal dengan dunia bebas, dia sudah jarang pulang ke pantinya dengan alasan bahwa dia sudah dewasa, panti hanya untuk anak-anak yang tidak memiliki orang tua. Semenjak saat itu, dia bekerja, apapun itu asal mendapatkan pundi-pundi. Namun, dia masih sadar diri bahwa selama ini dia mempunyai Ibu asuh yang telah merawatnya sedari kecil saat dia 'dibuang'. Dari hasil kerjanya itu, dia kadang memberikan sebagian kecil untuk Ibu asuhnya tersebut, namun sudah pasti ditolak, karena sang Ibu pasti tau uang tersebut bukan dari jalan yang benar.

Begitulah Kania, sampai takdir mempertemukannya dengan Zahra siang tadi.

Kehidupannya yang seperti itu membuatnya harus terlibat dengan banyak orang. Sudah pasti orang-orang yang 'sejenis' dengannya. Saat itu juha, dia harus kembali terlibat dengan hutang sang kekasih yang harus dia tanggung.

Siang itu, dia baru saja pulang dari bar tempat dia bekerja. Lalu sang kekasih datang dengan tiba-tiba dan meminta uang dengan alasan untuk membayar hutang. Entah bagaimana besarnya hutang yang harus dia bayar sampai harus terus meminta uang pada Kania.

Sang kekasih memang pandai, meminta dengan cara yang selalu membuat hati Kania luluh dan tak tega untuk menolak setiap kali dia meminta uang padanya. Namun saat itu, dia benar-benar tidak memegang uang, dia baru saja membayar biaya apartemennya dan gajinya bulan ini belum juga cair, jikapun ada itu untuk biaya hidupnya sehari-hari.

Namun sang kekasih tidak percaya dan menuduhnya berbohong karena sudah tidak lagi ingin membantunya.

Pertengkaran pun terjadi, Kania sempat dihajar habis-habisan, tidak lupa dimaki-maki terlebih dahulu. Itulah yang membuat Kania kabur dan akhirnya bertemu dengan Zahra dan Mama Dian yang menolongnya.

Lalu, setelah membicarakan dengan sang mertua, akhirnya mereka memutuskan untuk memberikan Kania tumpangan sementara di rumah ini sampai keadaan memulih. Sudah pasti Kania tidak akan pulang ke apartemennya, karena pasti ada laki-laki itu yang menunggu. Dan juga malu untuk pulang ke panti asuhannya. Seperti tidak ada tempat untuknya selain di sini.

Cerita yang panjang sebenarnya, bahkan Zahra tak habis pikir kenapa harus ada orang yang memiliki kisah hidup serumit itu.

Zahra memijat pangkal hidungnya saat dirasa kepalanya berdenyut memikirkan hal ini. Lalu kemudian dia teringat belum mengabari Yudha setelah dia pulang dari berbelanja tadi. Saat dia membuka ponselnya, pesan dari Yudha beberapa jam lalu yang tampil lebih dahulu.

Mas Yudha:
Sayang, udah pulang?

Zahra pun berniat menelfonnya, mungkin mengobrol dengan suaminya itu bisa sedikit menghiburnya dari rasa simpatinya pada kisah hidup Kania.

Calling Mas Yudha...

Calling Mas Yudha...

Calling Mas Yudha...

Tidak ada jawaban dari seberang sana. Zahra mencoba mengirimkan pesan.

Zahra:
Mas?

maaf ya baru bales, aku baru buka whatsapp kamu

Mas lagi ngapain?

Hikaya AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang