Setelah ciuman yang menenangkan sekaligus mendebarkan itu, ya.. yang itu. Kedua mata gadis bernama Kim Jisoo berhenti memproduksi cairan sebening kristal dan meninggalkan bengkak pada dua buah kantung matanya. Alhasil kebengkakan itu mengakibatkan kemampuan memandangnya menjadi aneh.
Seperti halnya ia merasa langit yang sedang diselimuti awan berwarna gelap itu berubah menjadi hamparan permukaan tanah hitam yang subur, di dalamnya terkubur sebuah benih berukuran sebesar biji jerukㅡyang retak karena akarnya lahir merambat naik ke atas permukaan, menghasilkan batang menjulang, kemudian tumbuh kuncupㅡseperti ada daya magisnya kuncup itu terbelah, memunculkan kelopak demi kelopak yang terajut mengelilingi kuncup tadiㅡsudah bertranformasi menjadi bunga yang indah.
Kelima jemari Jisoo yang bantedㅡbila dibandingkan dengan milik jemari suaminya itu saling merapat, meringkuk erat hingga ujung-ujung kukunya (yang sudah hampir dua bulan tidak masuk salon kuku) mengiris lapisan kulit telapak tangannya sendiri. Menekan darah panas di dalam lapisan kulitnya seakan-akan mau meledak.
Otak Jisoo sepertinya sudah kewalahan memerintahkan anggota tubuhnya yang satu persatu menghianati perintahnya. Apalagi kepada si Jantung keparat yang sudah di kata harus berdetak sesuai porsirnya sajaㅡeh ini sudah sedari tadi dia berdetak semaunya, memompa aliran darah yang beratus-ratus kali lipat jadi berdesir lebih cepat , mengacak angka suhu tubuh yang sudah sedemikian rupa ditakar.
Dasar bajingan! Kali ini hatilah yang ikut memaki si Jantung sebagai tanda empatinya pada Otak.
"Ajussi.. turunkan aku," tak mau ketinggalan kini mulut pun ikut berbicara, ia tidak memihak Otak maupun Jantung, ia hanya ingin menghentikan pergolakkan batin yang terjadi di dalam dirinya.
"Dan biarkan kamu berjalan dengan satu kaki telanjang dan membengkak?" Imbuh Taehyung tetap tak terganggu. Pria berkaki panjang itu lanjut melangkahkan langkahnya yang lebar dengan Jisoo yang berada digendongan punggungnya. Padahal sebenarnya ia ingin sekali menggendong Jisoo di depan selayaknya pangeran menggendong permaisurinya, namun apa daya, gadisnya itu tetap memaksa untuk gendong punggung saja.
Dan walaupun kemauannya sudah dituruti, gadis itu malah semakin menyesalinya.
Ini semua karena debaran jantungnya yang tidak mau berhenti. Jisoo merasa dia menjadi tidak waras setelah ciuman tadi.
....
yang benar itu gara-gara sebelum ciuman yang tadi,
"Aku berat. Udah turunin aja." Ujar Jisoo, pasrah akan alibinya yang kelewat pasaran. Namun alibi itu tidak juga menggentarkan keteguhan suaminya. Akan tetapi samar-samar Jisoo dapat mendengar bibir tebal Tuan Kim menggumam. "Siapa juga yang bilang kau enteng,"
Jisoo mendecak sebal dan memasang wajah jengkel tingkat dewa tanpa sepengetahuan suaminya. "Keuronika! Sudah aku bilang aku berat, kenapa tidak langsung turunkan! Haish, ajussi kau kan bisa perintahkan petugas untuk membawakan kursi roda."
"Sudah diam. Kamu makin berat kalau sambil ngoceh-ngoceh tau." Sahut Taehyung membuat Jisoo bernafsu ingin mencekik leher yang sedang ia lingkari dengan tangannya sekarang juga.
Gadis itu tidak membalas apapun selain suara dengusan tak terima dengan pengakuan tentang bobot dirinya.
"Kenapa pula kamu bisa sampai terluka? Apa yang kamu lakukan sampai kehilangan sebelah sepatumu?" Taehyung kembali bertanya. Sepertinya ia merasa bersalah karena suasana menjadi hening tiba-tiba.
"Jisoo-ya? Kau tidur?" Tebak Taehyung asal. Tidak mungkin pula gadisnya itu tidur di gendongan sesaat ia bisa merasakan nafasnya terengah seperti menahan kesal.
Jisoo hanya mendelik sinis sewaktu Taehyung menolehkan wajahnya ke samping dan dibalas gadis itu membuang wajahnya. Taehyung menahan senyum geli serta perasaan gemas bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Married Stranger (REMAKE)
FanficJisoo, seorang gadis cengeng tapi nakal, manja dan keras kepala sedang menjalani proses menuju kehidupan yang lebih baik untuk menebus kesalahan-kesalahannya pada Sang Ayah. Namun di tengah-tengah prosesnya meninggalkan kebiasaan buruknya, dia dinik...