8.36 pm SW Corporation Tower
"Target has locked right now, we bout to knock down Kim Tae-hyung. Just one call from his phone, it'll kill him."
"Okay," Sahut Seungcheol kemudian telepon yang diketahui berasal dari antar benua itu dimatikan sepihak.
"Apa maksudnya barusan?" Sang Tamu mendadak tak paham dengan kemajuan perencanaan pembunuhan yang sedang berlangsung di kota London sana.
"Itu artinya serangan sudah siap." Tukas Jaksa Cho menyeringai kepada Sang Tamu.
"Mereka telah meretas kendaraan yang akan digunakannya untuk ke Bandara pagi ini dan memasang chip pemicu ledakan di dalam sebuah ponsel yang tersimpan di dalamnya. Dan jika ponsel tersebut mendapat panggilan, syuung.. dia akan meledak."
"Dan demikian terbunuhnya Kim Taehyung adalah disebabkan oleh malfungsi produk mobil tersebut. The end." Lanjut Jaksa Cho meringis tatkala pahitnya sampanye mengiris tenggorokan.
"Sudah seharusnya kita bermain bersih." Kata Tuan Seungcheol yang dibalas anggukan Jaksa Cho dan juga Bapak Menteri.
"Kalau gitu.. dapatkah aku mengambil kesempatan menelponnya?" Ujar Sang Tamu mengundang ketiga pasang mata yang menyorot ke arahnya, penuh pertimbangan.
***
5 jam yang lalu.
"Jim, bisa putar balik sekarang ke arah hotel Grand Daegu?"
Mendengar tiba-tiba saja gadis itu memberi perintah, Jimin menoleh untuk melirik gadis itu sekilas. "Kita sudah hampir sampai ke rumah,"
Jisoo menggeleng. "Kita ke Grand Daegu hotel sekarang." Ujar Jisoo pengennya kelihatan tak terbantah. Tapi Jimin seolah tidak menunjukkan tanda-tanda patuh pada perintahnya. Lihat saja, laki-laki yang Jisoo curigai tak pandai bertarung itu masih menyetir lurus-lurus saja.
"Jimin.. kau dengar barusan aku bilang apa?"
"Mohon maaf Nyonya, tapi Tuan Kim sudah memberi perintah bahwa sepulang kuliah anda harus tetap berada di rumah."
"Haduh, ajussi itu sembarangan sekali memberi perintah. Bagaimana jika ini adalah urusan kuliah yang harus aku kerjakan di luar?"
Jimin pun terdiam, memang sih jika diingat-ingat tidak ada peraturan yang melarang Nyonya mudanya untuk ikut kegiatan kampus di luar rumah.
"Jim, kalau kamu gak mau antarkan aku. Aku bisa naik taksi. Berhentikan mobilnya.." desak Jisoo membuyarkan lamunan Jimin yang sedang sibuk menimang-nimang.
"Tidak Nyonya, saya akan putar balik." Ucap Jimin memberhentikan laju mobil dengan sangat mulus ia memutar balik kendaraannya.
Dari kursi belakang Jisoo diam-diam menghela nafas lega karena Jimin tidak menaruh kecurigaan padanya. Sudah Jisoo duga, orang yang didapuk Taehyung ini sama sekali tidak begitu ahli dalam bidang ini. Sepertinya sang suami cuma merasa kasihan saja memberikan pekerjaan itu padanya lantaran mereka adalah sahabat di Panti Asuhan yang sama.
Jika dilihat-lihat pun paras Tuan bernama lengkap Park Jimin itu lebih cocok menjadi pengisi suara kartun atau penyanyi seperti Jimin BTS. Dunia pengawal garis miring keamanan iniㅡ terlalu keras untuk wajahnya yang super cutiepie itu.
"Ngomong-ngomong Nyonya, di hari kedua ini anda sudah mendapatkan tugas apa?" Tanya Jimin sedikit mengejutkan Jisoo.
Gadis itu memberhentikan sejenak kedua ibu jarinya yang lincah mengetik pesan di atas ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Married Stranger (REMAKE)
FanfictionJisoo, seorang gadis cengeng tapi nakal, manja dan keras kepala sedang menjalani proses menuju kehidupan yang lebih baik untuk menebus kesalahan-kesalahannya pada Sang Ayah. Namun di tengah-tengah prosesnya meninggalkan kebiasaan buruknya, dia dinik...