Sepotong roti dan segelas kopi beberapa menit yang lalu menggantung digenggaman, kini dibiarkan tergeletak di atas pahatan kayu pipih dan berbentuk bundar. Uapnya pudar menyisakan hangat yang tak seberapa.
Sementara dihadapan dinding kaca tebal dua pasang kaki saling berhadapan, saling beradu tatap, namun dengan bibir yang terkunci rapat.
"Kamu terlihat sangat terkejut," akhirnya salah satu dari mereka mengalah. "Mianhae," lirihnya sembari tersenyum tipis.
"Bagaimana dengan Seolbin unnie?"
"Itu artinya kamu akan pergi bersamaku kan?"
Entah mengapa Jisoo hanya ingin menghela nafasnya yang terasa berat tanpa memberi jawaban.
"Jisoo-ya, kamu dapat mempercayai aku, begitu kamu meninggalkan Tuan Kim, akupun juga akan meninggalkan Seolbin.." Seokjin maju selangkah mendekati gadis bimbang itu. Meski langkahnya bergetar dan ragu, namun akhirnya Seokjin dapat menaklukan rasa pesimisnya. Ia mengangkat satu tangannya untuk membelai wajah perempuan yang selama ini dia hormati sebagai putri dari Tuannya yang lama.
Jisoo rasakan telapak tangan itu hinggap di pipinya, hangat menjalar ke seluruh tubuh, namun tidak sampai lagi menyentuh hatinya. Gadis itu menundukkan wajahnya, menatap gamang ujung sepatunya. Kenapa? Atas dasar apa Jisoo bersedih ketika doanya siang malam meminta agar dipersatukan oleh pria ini telah dikabulkan.
"Aku tahu ini salah, Jisoo. Tapi kita belum terlambat untuk mulai membangunnya dari awal lagi."
"Oppa.. kita memang sudah terlambat."
"Tidak Jisoo, aku yakin, aku bisa membuatmu lebih bahagia disisiku."
"Kenapa mendadak ingin kita bersatu? Selama ini aku menunggumu menyatakan perasaanmu," Jisoo menatap letih ke dalam mata Seokjin. "Tapi apa yang ku dapatkan? Berita pernikahanmu Oppa.." lirihnya membuat Seokjin tergugu.
Lelaki itu tidak begitu terkejut menyadari respon si gadis mungil yang mencurahkan semua isi hatinya, atau lebih tepatnya mencurahkan kekecewaannya. Seokjin menyadari dirinya masihlah pengecut yang gemar menyembunyikan perasaannya dibalik wajah tampan dan sikap romantismenya--Pernikahannya dengan Seolbin ia akui sebagai kesalahannya, menikahi wanita resepsionis kantor karena tidak sengaja menidurinya dalam keadaan mabuk di pesta kenaikan pangkat teman satu divisinya.
"Mianhae, akupun menunggu waktu yang tepat untuk kita bisa bersama Jisoo-ya. Aku berhutang maaf padamu karena aku terlalu pengecut untuk mengatakan perasaanku lebih dulu padamu." Seokjin mengulurkan tangannya ke belakang punggung gadis yang mendongak menatapnya nanar. Sebuah pelukan, Jisoo nampak tidak siap dengan pergerakan yang tiba-tiba terasa tidak nyaman ini.
"Sampai kapan? Sekarang sudah tiga tahun berlalu, kenapa tiba-tiba Oppa berani mengatakannya?" Tukas gadis itu sambil melangkah mundur. "jika oppa merasa lebih mencintai aku daripada Seolbin, oppa tidak akan membiarkan aku menunggu sampai 3 tahun atau lebih.."
Seokjin terdiam kaku. Rahangnya terlihat mengeras dengan kedua tangan terkepal disamping tubuhnya. Kamu benar Jisoo, rasa cinta yang aku punya kepada kamu kalah oleh rasa segan aku kepada ayahmu.
Seokjin hanya tertawa parau. "Kamu tahu sendiri saat itu aku ini masih bawahan ayahmu, aku tidak bisa menandingi derajat kamu Jisoo-ya. Kamu terlalu tinggi untuk aku gapai, dan aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku."
"Oppa, saat itu umurku 16 tahun, aku tidak bisa memilih keluargaku atau kamu. Kalian berdua sama-sama berharga untuk aku. Jika saja kamu bicara aku yakin ayahku..."
"Dan membuat aku terlihat seperti pengemis harta kalian karena mendekati putri Bos-ku?"
Jantung Jisoo berdetak keras. Baru kali ini ia melihat Seokjin meninggikan suaranya. Tentu saja dengan sorot mata yang tak berbeda tajam seperti cara Taehyung yang memandangnya. Kedua tungkai bahu Jisoo melorot setelah gadis itu menarik napas panjang. Menyadari bahwa sudah tidak ada gunanya lagi meributkan hal yang sudah lama sekali berlalu. Kesedihannya bertambah hanya dengan memikirkan hubungan antara mereka pasti akan berakhir canggung setelah perdebatan ini. Setelah tiga tahun jatuh cinta dan merasakan patah hati, Jisoo pun mengerti. Baik Seokjin atau pun dirinya, masing-masing memiliki letak kesalahan tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Married Stranger (REMAKE)
FanficJisoo, seorang gadis cengeng tapi nakal, manja dan keras kepala sedang menjalani proses menuju kehidupan yang lebih baik untuk menebus kesalahan-kesalahannya pada Sang Ayah. Namun di tengah-tengah prosesnya meninggalkan kebiasaan buruknya, dia dinik...