15

3.7K 484 122
                                    

Lampu kamar sudah dimatikan hanya menyisakan sinar temaram lampu di meja. Di luar sana pun sama saja, kegelapan sudah sepenuhnya menyelimuti dunia. Dan yang paling  parah hujan turun deras membawa serta angin meniup-niup ranting pohon yang sudah goyah nan mudah patah.

Dalam hati yang sedang bergejolak dia bertanya-tanya, "mengapa harus turun hujan sekarang?" sementara cahaya redup yang hanya sebatas bias dari pantulan dirinya nampak bergeming saja tak bisa menjawab.

Gadis itu lantas menyalahkan hujan sebagai sebab ia tak dapat tidur. Suara nyaring ribuan tetes air menghantam bumi diakunya telah merusak gendang telinganya. Padahal hujan tidak sepenuhnya melakukan kesalahan.

Jisoo membalikkan posisinya, meluruskan tubuhnya menghadap langit-langit kamar Taehyung yang katanya bisa jadi transparan dan memudahkan untuk melihat bintang. Tapi karena hujan turun, langit-langit kamar itu menjadi hitam polos saja.

Di sebelahnya sudah tertidur pulas pria yang hitungan delapan belas jam lagi akan meninggalkan dirinya, terpisah antara benua dan waktu.

"Cih, mana yang katanya tidak bisa apa-apa jika tanpa aku. Dia tidur pulas sekali seperti besok adalah hari liburannya." Gerutu wanita yang teronggok di sebelahnya. Bergeser lalu meringkuk, memeluk kedua lututnya.

Aku mustinya senang, aku mustinya gembira, aku seharusnya mengharap kepergiannya akan jadi sangat lama. Karena apa? Karena sebentar lagi aku akan menjemput kebebasan.

"Jangan-jangan dia menukar kebebasanku karena mau bersenang-senang juga diluar pengetahuanku." Imbuhnya lagi entah mengapa tidak bisa berhenti memikirkan hal yang negatif.

Sekali lagi Jisoo coba untuk mengatur nafas, dia pikir dia harus rileks sekarang juga untuk mencapai tidur. Akan tetapi semua usahanya selalu gagal.

Dia tidak bisa tidur. Dia tidak bisa melepaskan matanya yang awas memandangi prianya. Dia tidak tahu mengapa, dia khawatir, dia takut, dia ingin menangis, dia ingin ikut ajussi kemanapun dia pergi. Bukankah, ajussi sudah bilang kalau dia satu-satunya yang tidak akan meninggalkannya pergi?

Persetan dengan kebebasan dan kesempatan berkuliah!

Dia itu pantas mendapatkan yang lebih baik dari kamu!

....

Hidupmu sekarang tidak lebih dari parasit! Menempel pada Tuan Kim hanya untuk mengambil keuntungan sendiri.

...

Kamu merasa gak sih, kamu tuh cuma parasit yang ditularkan ayahmu kepada Tuan Kim!

Jisoo kembali tertegun. Suara perempuan di toko elektronik itu menamparnya sangat keras hingga ia menarik keinginannya kembali. Dia harus bisa menahan diri untuk tidak terlihat seperti parasit yang selalu 'menempel'.

"Kenapa kamu tidak tidur?" Suara lenguhan Taehyung terdengar sangat lemah. Pria itu mungkin hanya tersadar dari tidurnya barang sebentar.

Kini tidak ada lagi kata diam-diam mencuri pandang. Gadis itu sudah ketahuan karena sedari tadi tak melepaskan pandangannya. Meski tergagap, Jisoo nampaknya punya alasan kuat mengapa ia tak jua memejamkan mata.

"Aniㅡaku akan tidur cuma belum bisa saja."

"Wae? Kenapa kamu terjaga? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Pria itu berkata seraya menggerakan jemarinya mengelusi surai yang memahkotai kepala Jisoo.

"Tidak ada. Aku cuma lagi mikirin universitas mana yang mau aku pilih."

"Universitas? Itu bukan sesuatu yang sulit. Kita bisa pikirkan besok. Tidurlah sekarang,"

She Married Stranger (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang