She Married Stranger (REMAKE)

2

Kim Jisoo menatap pantulan wajahnya di kaca mobil. Mahkota terpasang ㅡ riasan wajah yang sedikit acak-acakan karena sempat menolak dan berdebat perihal keberatannya dinikahkan oleh Pria Asing yang sama sekali tidak dikenal olehnya. Bahkan Jisoo baru diberitahu kalau jarak umur mereka terpaut sangat jauh yaitu selisih 12 tahun.
"Appa jamin, Kim Taehyung pria yang tepat untuk mendampingi putri appa.."

Sekali lagi Jisoo hanya dapat menyimpan keluhannya dalam hati. Semenjak berjanji ingin merubah diri jadi lebih baik, kini prioritasnya ialah Sang Ayah. Semua yang sudah diberikan Ayah Kim padanya tidak sebanding dengan memintanya untuk menikah. Namun semua itu balik lagi kepada hati Jisoo yang dikecewakan karena harus merelakan mimpinya menikah dengan orang yang Ia cintai.

"Sayang, sudah sampai.." Ucap Ayah Kim mengusap bahu putrinya. Jisoo kembali sadar dari lamunan sepanjang perjalanan. Jisoo dan Ayah Kim berjalan memasuki gereja. Ekor gaun Jisoo yang panjang membelah karpet merah gereja, tanpa dihadiri undangan yang datang, hanya ada dua pengantin, seorang Pendeta, Ayahnya, dan beberapa staff yang berkesempatan melihat pernikahan aneh itu.

Kim Jisoo sampai mengernyitkan dahi menyaksikan seperti ini pesta pernikahannya. Sangat jauh dari ekspektasi pernikahan yang diidam-idamkan Jisoo. Tugas Ayah Seokhwan sudah selesai mengantarkan putrinya yang cantik terbalut gaun pernikahan sampai ke atas mimbar altar. Jisoo pun harus rela melepas tangan Sang Ayah dari genggamannya lalu beralih digenggam tangan Pria asing untuk pertama kalinya. Mimpi buruk itu jadi kenyataan, mereka berdiri di mimbar altar di hadapan pendeta, Pria asing yang sama sekali tak Ia ketahui asal usulnya itu diminta mengucap janji sumpah pernikahan untuk mengikat Jisoo. "Saya berjanji untuk menjaga istri saya, mencintai istri saya,ㅡ"

Mencintai? Ck yang benar saja. Walau kadang-kadang Jisoo tidak mempercayai adanya Tuhan. Namun mengucap kebohongan di tempat yang dipercaya ada Tuhan di dalamnya sangat, sangat membuatnya merasa buruk.

Sialnya, Jisoo telah mengucap sumpah sehidup semati itu sama lancarnya dengan Pria Asing di sebelahnya. Mempelai Pria sudah di persilahkan untuk menyematkan cincin perkawinan dijari manis perempuan yang kini telah sah dijadikan istri. Kim Taehyung dengan hati-hati memasukan cincin dijari manis Jisoo. Kini giliran dirinya yang memasangkan cincin tersebut di jari manis Pria asing, teman bisnis yang membantu ayahnya, Ahㅡterserah Jisoo tidak peduli pada namanya. Kim Taehyung tersenyum simpul saat Jisoo mendorong cincin itu masuk kejari manisnya. 

Senyuman itu membuat dada Jisoo terasa sesak. Siapa Kim Taehyung itu sebenarnya? Apa dia seorang Putra Mahkota? Anggota mafia yang mendesak Ayahku untuk menikahinya? Atau jangan-jangan pria yang memiliki ketampanan setara mitos Dewa Yunani itu sebenarnya adalah Siluman. Ayah Kim tidak mungkin bersekutu dengan setan dan menumbalkan dirinya agar dapat kekayaannya kembali kan?

Cup..

Jisoo meraup udara sebesar-besarnya sewaktu Kim Taehyung melepaskan kecupan singkat dibibirnya. Gara-gara melamun memikirkan asal-asul Kim Taehyung dia jadi tidak bisa mengelak sewaktu Kim Taehyung mendekat dan mencuri ciuman pertamanya bersama orang yang lebih tua. Ayah Kim dan para staff yang datang memberi tepuk tangan meriah karena keduanya telah meresmikan hubungan suami istri lengkap dengan ciuman.

Brengsek.. ugh..

**

"Kita sudah sampai," Ujar Taehyung memberhentikan mobilnya.

"Nde?" Jisoo bangun lagi dari lamunannya. Dia masih berharap setelah semua yang terjadi, ini hanya lah sebuah mimpi. Dia yakin dia belum terbangun dari mimpi.

Sayangnya, Kim Taehyung tipe manusia yang tidak suka mengerjakan sesuatu yang sama sampai dua kali. Pria itu menatap Sang Istri yang telah berganti gaun lebih normal dan dilapisi mantel hangat sederhana, tubuhnya Ia condongkan ke arah gadis yang terpojok di kursi jok sempit. "Turun." Ucap Taehyung seraya berbisik dan melepaskan sabuk pengaman.
"Ini aku mau turun kok!" Cebik Jisoo sebal. Ajussi satu itu tidak perlu membuatnya jantungan seperti tadi, kan, cuma karena menyuruhnya untuk turun mobil dan melepas sabuk pengaman.