39

1.4K 172 20
                                    

Sebuah pintu ruangan dibuka tanpa diketuk. Sepasang sepatu keds converse yang warna hitamnya sudah memudar menemani langkah congkak anak perempuan masuk ditengah-tengah keluarganya yang berkumpul.

"Mau apa dia kesini?" Ji Hayoung, wanita dengan riasan tebal dan gaun one shoulder berwarna oranye itu tak segan-segan menunjukkan keberatannya melihat kehadiran keponakannya.

Wanita yang menikahi putra sulung mendiang Kang Tae-woo itu melempar picingan matanya, pada raut gugup kebingungan para anggota keluarga lain yang memiliki undangan hadir.

"Sudahlah," Berbeda dengan sang istri, Kang Ji Hyeok si Putra sulung tidak mempermasalahkan kehadiran satu-satunya keponakan yang menyandang sebagai anak yatim-piatu.

"Sepertinya hanya aku yang tidak diundang dalam acara keluarga ini? Jadi, apa tema pertemuannya? Rapat pembagian harta warisan? Menggelar pesta syukuran wafatnya Kang Seulgi?"

"Heh anak pungut! Selalu jaga ucapan kamu!" Sela salah satu pamannya yang Gayoon sendiri tidak pernah hapal dengan namanya.

Bagi Gayoon mereka semua yang ada di ruangan ini cuma memiliki satu nama. Bajingan.

"Lama-lama kamu semakin melunjak, ya. Dia mesti diberi pelajaran."

"Hei, Gayoon. Semestinya kamu harus jaga sikap. Sekarang, sudah tidak ada yang bisa melindungi kamu." Ucap seorang lagi yang melahirkan tawa sinis di tiap-tiap kursi yang ditempati.

Gayoon hanya mengangguk-anggukan kepala lalu melayangkan senyum tipis, walau senyuman itu tidak bisa menolong mukanya yang masam.

"Kalian lah yang mulai dari sekarang harus menjaga sikap. Karena kalian semua yang akan melindungi aku." Tukas Gayoon mendekati meja panjang yang menghidangkan banyak menu makanan, lalu tanpa permisi menyambar gelas berisi sampanye milik tantenya, Ji Hayoung.

Tentu saja perilaku Gayoon barusan mengorek habis kesabaran para penjahat ber-title Kang. Gadis itu mengundang tatapan membunuh yang langsung mengintai ke arahnya.

"Ada apa dengan kalian semua? Aku hanya ingin mengajak segenap keluargaku merayakan hilangnya nyawa Seulgi. Selamat! Kalian berhasil menemukan keturunan asli Kang Taewoo dan menghabisinya."

"Tutup mulutmu sekarang juga, dasar anak pungut sialan!" Paman gendut yang memakai jas bergaris itu mengamuk, mengadukan telapak tangan berlemak miliknya dengan permukaan meja.

Gayoon tertawa geli. Baru saja umpannya digigit satu ekor babi.

"Wae? Memang benar kan kalianlah yang membunuh Seulgi-ku!"

Gadis itu meneguk sampanye curiannya dalam satu kali teguk dan membanting gelas kaca satu kaki itu hingga suara dentingannya beradu dengan lantai marmer membungkam suara-suara gaduh yang mengutuk juga menghardiknya.

"Apasih yang kau katakan? Dasar tidak waras!"

"Benar-benar tidak tahu diuntung! Apa sih maunya anak itu. Sudah bagus kamu dipungut di keluarga ini!"

Gayoon melipat dua tangannya di bawah dada. Minuman beralkohol tadi sangat cepat bereaksi di dalam tubuhnya. Gayoon dapat mencium bau busuk yang berasal dari dendamnya yang membara

"Bagaimana kalau aku katakan kalau saat ini aku punya bukti: kalian menyewa pembunuh bayaran, o-oh.. maksudku, kalian bersekongkol dengan Paman Ji Hyeok menyewa pembunuh bayaran."

"Jadi, kamu sedang mengancam kami?" Sahut Ji Hayoung mendecih. Menatap remeh Gayoon.

Wajah Gayoon yang tegang oleh guratan-guratan amarah tiba-tiba saja terkekeh geli. Mengundang kernyitan dahi dan tak sedikit dari mereka yang melihat bergidik ngeri.

She Married Stranger (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang