REVISI- 3. I Want

29.9K 1.4K 8
                                    


Dikejauhan, tepat disebelah mobilnya yang sedang terparkir rapih didalam kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikejauhan, tepat disebelah mobilnya yang sedang terparkir rapih didalam kampusnya. Lily dan Rosa, saudara tirinya tengah menunggu dengan santai sambil melipat tangan di depan dada.

Dengan malas Laura mau tak mau mendekatinya. "Ada perlu apa?" Laura bertanya tanpa basa basi, merasa jarak mereka lebih dekat sekarang. Kedua saudaranya menatapnya tajam tidak terima dengan pertanyaan ketus Laura. Lily yang lebih tua maju kehadapan Laura dengan tangan masih terlipat di dada.Merasa terancam, Laura memasang insting waspada. Kalau-kalau mereka berbuat sesuatu yang tidak wajar padanya.

"Kamu tahu mobil merek BMW mengeluarkan tipe terbarunya dan itu sangat mewah sekali?" Ucap Lily akhirnya.

Matanya menyipit seakan berfikir untuk beberapa saat. Dan akhirnya Laura mengerti kemana arah pembicaraan ini akan berakhir.

"Bagaimana kalau kamu minta ayah membelikannya masing-masing satu untuk kita?" Ucap Lily mengakhiri basa basinya. "Lagi pula mobil kamu sudah tidak layak pakai sepertinya." lanjutnya mencemooh dengan tatapan jijik melihat mobil Laura

Laura menatap Lily, senyuman sinis terlihat di sudut bibirnya sambil menggelengkan kepalanya sedikit pelan.

"Aku tidak memerlukan mobil baru, mobil lamaku masih bagus dan berjalan normal hanya untuk keperluan sehari-hari." Laura menunjukan mobil lamanya dengan dagu. Dia sudah benar-benar muak dengan mereka berdua

Laura tidak habis pikir tentang kedua saudaranya yang kentara sekali ajimumpungnya. Apa mereka tidak malu meminta ini itu kepada ayahnya atas nama dirinya? Kedua saudaranya dalam setahun sudah berganti mobil sebanyak dua kali. Sedangkan dirinya tidak meminta apapun dan mereka tidak membelikannya ataupun sekedar basa basi menawarkan. Memang tidak tahu diri. Harusnya dia yang meminta mobilnya diganti, bukannya mereka berdua.

"Kalau kamu tidak mau, kamu bisa meminta ayah untuk membelikan kami saja." Rose menimpali dari belakang dengan seringai liciknya. Seakan meminta sebuah mobil mewah seperti meminta permen.

Sudah cukup Laura mendengarkan mereka, dia berbalik hendak masuk ke dalam mobilnya.
Tapi tangannya ditarik kasar oleh Lily. Laura yang tidak terima, menghempaskan tangan Lily tidak kalah kasar. Emosinya sedikit naik akibat kejadian itu.

"Kalian ingin sesuatu kenapa tidak langsung minta sendiri?! Kenapa harus aku yang meminta?! Kalian yang suka berfoya-foya dan boros kenapa melimpahkannya kepadaku." Laura meninggikan suaranya kesal.

Kedua saudaranya tersulut mendengar omongan Laura yang bernada tinggi tersebut.

"Sialan kamu Laura! Kami tidak mau tahu, kamu harus melakukannya!" Setelahnya Lily dan Rosa meninggalkan Laura.

Dasar brengsek mereka berdua!

Rumah Keluarga Annasya Wang

"Selamat sore Om, Tante." Dengan hormat menyalami kedua orang tua temannya itu. Laura masuk ke rumah Anna dan mendapati orang tua sahabatnya itu sedang mengobrol di ruang keluarga.

"Oh Laura sayang, selamat sore. Bagaimana kabarmu?. Tante Lina mendekati dan memeluknya dengan hangat.

"Baik Tante, terimakasih".

"Kamu mau ketemu Anna? Dia ada dikamarnya, masuk saja dia sudah menunggumu dari tadi." Ucap Lina melanjutkan.

Laura mengerti dan setelah pamit, dia langsung menuju kamar Anna di lantai dua. "Anna!" Laura sedikit berteriak di depan pintu kamar Anna. Dan sedikit mengetuk-ngetukan jarinya di daun pintu.

"Masuk, tidak dikunci." terdengar suara dari dalam.

Laura langsung membuka pintu kamar dan mendapati Anna duduk di sofa kamarnya dengan remote TV yang ia genggam. Dia sedang menonton.

"Serius sekali." Laura terduduk di sebelah Anna. Dan matanya mengikuti apa yang Anna lihat.

"Tampan, super kaya, dan pengusaha sukses. Harusnya kita mempunyai suami seperti itu." Anna dengan antusias menunjuk layar TV yang menampilkan seorang pria matang dengan setelan jasnya yang tampak pas di tubuh tegapnya.

"Tentu saja! Kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kau suka, Anna." Laura menyenggol Anna dengan cengiran.

"Kamu putri satu-satunya keluarga Wang, salah satu konglomerat di Indonesia. mempunyai dua stasiunn televisi, lima stasiun radio, dan Plaza Mall di Indonesia." Laura menghitung aset keluarga Anna dengan menggodanya sambil merentangkan jarinya.

"Diam! Kamu sendiri tidak berkaca, yah?" Anna menyadari kalau dirinya dijadikan lelucon dan sedikit mendorong Laura.

"Hahahaha.." Mereka tertawa bersama

"Laura Asmasubagja," Anna melanjutkan setelah tawa mereka berhenti. Laura hanya tersenyum menunggu apa yang akan dikatakan Anna.

"Putri tunggal Keluarga Asmasubagja. Pemilik tambang batubara di wilayah Kalimantan dan Sumatra, pemilik setengah real estate di Jawa dan hak paten beberapa elektronik di Indonesia. Bahkan Ayahmu masuk ke dalam 10 orang terkaya versi Forbes Indonesia." Sekarang giliran Laura yang diolok-olok Anna. Menyebutkan aset keluarga Laura dengan cengiran menantang.

"Harusnya Aku yang mengatakan kalau kamu, Laura Asmasubagja yang bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau." Lanjut Anna menatap Laura intens.

"Aku berani jamin, bahkan aktris wanita yang ada di dua stasiun televisiku itu tidak akan sebanding dengan kecantikanmu, Laura Asmasubagja" ucapnya Final.

TBC


Laura Asmasubagja 

Laura Asmasubagja 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annasya Wang 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exit | Louis #1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang