REVISI - 29. Punishment

23.9K 1.3K 48
                                    

Setelah kejadian di apartemen lalu, Laura benar-benar membuat ayahnya marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian di apartemen lalu, Laura benar-benar membuat ayahnya marah. Bahkan dia tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah. Sekarang untuk pergi ke kampus atau kemana saja dia diantar sopir yang dipekerjakan Ayahnya. Laura hanya menerima dengan lapang keputusan ayahnya. Walaupun pergerakannya jadi terbatas. Belum lagi Fiona, wanita itu dengan senang hati mengurung Laura di rumahnya sendiri. Sesekali Laura mendengar, Fiona berbicara pada ayahnya kalau Lily akan pergi dengan Danny untuk makan malam. Mengakrabkan diri, karena orang tua Danny ingin segera menikahkan anaknya. Dan Lily adalah pilihan paling tepat menurutnya daripada Laura. Karena usianya yang sudah matang dan lebih dewasa. Laura hanya bisa pasrah, semoga Danny masih menepati janjinya untuk membawa Laura keluar dari rumah keluarga Asmasubagja. Walaupun belum ada kontrak tertulis diantara mereka berdua. Hari ini hatinya benar-benar gusar.

"Pak, bisa kita ke supermarket sebentar?" Tanya Laura kepada sopir yang menjemputnya di kampus.

"Baik Non, yang di dekat rumah Non? Soalnya Tuan Besar sudah menelpon tadi, menanyakan Non Laura."

"Iya pak."

Drtttt ... Ponsel Laura berdering. Laura melihat layar ponselnya.

Annasya Wang Calling ... "Halo?" Laura mengangkatnya tanpa ragu.

"Laura kamu dimana? Aku dan Romeo mau makan siang di Plaza Mall, kamu mau ikut? Aku jemput ya?"

Laura menghela napas. "Aku dihukum tidak boleh keluar tanpa ijin ayah, Anna." Jawabnya lemah.

Hening, Anna terdiam sejenak. "Yasudah, kalau begitu, setelah makan siang aku dan Romeo akan ke rumahmu, sampai ketemu disana." Anna menutup teleponnya dengan tergesa-gesa.

Laura menatap nanar ponselnya, ia ingin bertemu temannya, tapi tidak bisa karena larangan ayahnya. Ia mengalihkan pandangannya dari ponsel ke jendela mobil yang menyuguhkan pemandangan ibu kota dari dalam.

Drttt t... sekali lagi ponsel Laura berdering. Kembali Laura melihat layar ponselnya.

Danny Louis Calling ... Jantung Laura berdebar, semenjak pertemuan terakhir kalinya, Danny sama sekali tidak menghubunginya. Sampai hari ini, dia baru menelepon kembali. Laura sedikit berdeham sebelum mengangkatnya.

"Ha--halo?"

"Laura?"

"Iya."

"Bisa kita bertemu sebentar?" Tanya Danny dengan suara beratnya.

Laura tersenyum, ia juga ingin bertemu dengan Danny, tapi sebisa mungkin menahan dirinya untuk tidak menghubungi pria itu terlebih dahulu. "Aku tidak bisa keluar, ayah menghukumku." Jawab Laura jujur.

"Aku akan ke rumahmu." Ucap Danny lantang.

"Danny, ayah sedikit marah padamu tentang kejadian kemarin. Sepertinya lebih baik jangan dulu datang ke rumah untuk sementara ini." Pinta Laura pelan, Ia takut Danny tersinggung.

Exit | Louis #1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang