REVISI - 11. Meeting You (1)

16.9K 1K 27
                                    

"Bos, apa kita langsung pulang?" Danny dan Eddie baru keluar dari pintu kedatangan luar negeri di bandara Jakarta.

"Tidak." Jawabnya. Danny dengan gagah berjalan melewati banyak orang yang memperhatikannya. Bagaimana tidak perawakan yang sempurna, wajah yang rupawan dibalut jas yang sangat pas ditubuhnya. Hampir semua mata tertuju padanya, atau hanya sekedar melirik dengan tatapan kagum.

Eddie hanya bisa menghela napas. Badannya sangat lelah, dia butuh istirahat. Tapi bosnya yang sangat tidak pengertian ini masih belum akan pulang setelah perjalanan udara selama hampir 17 jam.Lelah mendera Eddie, tapi tidak untuk Danny. Bos nya itu malah terlihat sangat antusias.

Eddie hanya bisa menghela napas kasar. Ah sial, apa dirinya harus mengajukan cuti hanya untuk beristirahat. Batin Eddie

Danny dan Eddie masuk ke dalam mobil yang telah menjemputnya.

"Kemana tujuan kita sekarang bos?"

Sambil memakai kacamata hitamnya Danny menjawab "Bertemu dengan Alex Asmasubagja di Asmasubagja Twin Tower."perintahnya.

Danny turun di lobby gedung perkantoran yang sangat besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danny turun di lobby gedung perkantoran yang sangat besar. Asmasubagja Twin Tower. Ia berjalan dengan memasukan satu tangannya kedalam saku. Diikuti oleh Eddie sekretarisnya dari belakang dengan wajah muram. Seorang perempuan muda sudah menunggu kedatangan mereka. Tidak lama dia pun mendekati Danny.

"Selamat Sore Mr. Louis, perkenalkan saya sekretaris Mr. Asmasubagja. Anda sudah ditunggu beliau di ruangannya. Mari ikut saya." Ucapnya. Wanita cantik itu memandu Danny menuju lift khusus yang langsung menuju lantai teratas gedung ini. Sesampainya di lantai teratas, mereka pun masuk ke dalam ruangan terbesar dilantai tersebut. Di dalam, sudah menunggu seorang pria paruh baya yang masih segar, bangkit dari kursinya dan mendekati Danny.

Alex berdiri di depan Danny dan mengulurkan tangannya, Danny pun demikian.

"Saya Alex Asmasubagja," ucapnya.

"Danny Louis." Danny hanya menggangguk. Setelah bersalaman. Mereka pun duduk di sofa ruangan tersebut.

"Jadi Mr. Louis, ada perlu apa tiba-tiba anda menghubungi saya?" Alex bertanya tanpa basa basi.

Orang seperti Alex yang kaku, sepertinya tidak memerlukan basa basi di dalam pekerjaannya.Dan Alex tahu, Danny Louis juga begitu. Danny menyeringai, dan menyenderkan badannya santai.

"Saya ingin membeli saham anda di Marina Bay Tower Singapura." Ucapnya tajam.

***

"Nina, apa ayah ada diruangannya?"

Laura bertanya kepada sekretaris Ayahnya itu di ruangan depan. Ayahnya mengajak dia pergi makan malam, tentu saja tanpa sepengetahuan Ibu tirinya Fiona. Dan disinilah dia, di lantai teratas gedung perkantoran Ayahnya.

"Oh Nona Laura, Bapak sedang ada tamu di ruangannya. Nona bisa tunggu di sofa depan ruang tunggu di sana." Katanya.

"Beritahu ayah, aku sudah datang." Ucapnya dengan tersenyum.

"Baik, Nona." Jawab Nina ramah. Laura duduk di sofa yang telah disediakan, dan mengeluarkan ponselnya untuk membunuh kebosanan.

Setengah jam kemudian.

Pintu ruangan ayahnya terbuka, tidak lama keluar seorang pria dengan kacamata hitam bertengger dihidung mancungnya. Berjalan dengan arogan menuju lift khusus tamu. Tidak lupa pria dengan wajah muram mengikutinya dari belakang. Mereka berdua tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan mereka.

Laura hanya melirik sekilas, seperti pernah melihatnya tapi dimana? Batinnya.

"Laura!" Panggilan ayahnya membuyarkan pikirannya tentang Pria tampan itu.

Alex keluar ruangan dengan senyum di bibirnya, menghampiri Laura yang sudah menunggu sedari tadi.

"Apa sudah selesai?"

Alex hanya mengangguk "Mari kita pergi sekarang." Ucapnya.

***

"Laura, Ayah pernah bercerita dulu sekali, kalau ibumu senang pergi ke Singapura dan menginap di Marina Bay Sand." Alex memulai obrolannya. Mereka sedang ada disebuah Café di Jakarta.

Laura hanya menatap Ayahnya, kenapa pembicaraan "Ibu" yang jadi topik mereka malam ini. Ketika topik ibunya yang diangkat pasti muka sang ayah akan terlihat murung.

"Tidak, Aku tidak ingat."

Alex menatap Laura dengan tatapan tidak terbaca. "Ayah membeli saham Marina Bay di Singapura untuk ibumu dulu." Ayahnya mulai terlihat serius.

Laura memperhatikan.

"Awalnya hanya 10% dari keseluruhan saham Marina Bay. Tapi sekarang kita memiliki 42% saham Marina Bay Singapura, setelah dua bulan lalu keluarga Tan menjual sahamnya kepada kita. Dan kita menjadi pemegang saham terbanyak Marina Bay, yang meliputi Marina Bay sand Hotel dan Mall, Marina Bay Tower, Marina Bay Stret Circuit, dan Observatorium Deck disana."

"Seluruhnya atas nama ibumu" ucapnya lemah. Kesedihan mulai terlihat kembali di wajah ayahnya.

Hening.

"Kenapa ayah menceritakan itu sekarang?" Tanya Laura mengerutkan dahinya.

Alex memegang punggung tangan Laura, dan raut wajahnya melembut. "Ayah hanya ingin memberitahumu, semua aset atas nama ibumu, Maya Asmasubagja, dari mulai saham di perusahaan Asmasubagja Corp. Dan aset lainnya yang ayah belikan untuk ibumu, semua sudah Ayah alihkan atas namamu Laura Asmasubagja pertanggal hari ini."

Laura kaget.

Kenapa ayah melakukan ini sekarang padanya?!

TBC


Laura Asmasubagja

Laura Asmasubagja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex Asmasubagja


Danny Louis

Danny Louis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exit | Louis #1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang