REVISI - 8. Meeting

21.2K 1.3K 53
                                    

Hari ini Laura sudah diperbolehkan pulang oleh dokternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Laura sudah diperbolehkan pulang oleh dokternya. Dengan memakai kursi roda, ia di dorong masuk ke dalam rumahnya. Bik Wati yang sudah menunggu kepulangnnya tampak lega ketika Nonanya sudah bisa kembali kerumah. Walaupun wajahnya masih pucat dan kepalanya masih dibalut perban. Laura sudah jauh lebih baik sekarang.

Bik Wati mengucap syukur dan mendekati Laura. "Tuan, Nona, mari saya antar ke kamar Nona. Saya sudah menyiapkan kamar bawah untuk sementara waktu sampai Nona pulih sepenuhnya." Ucap Bik Wati perhatian.

Alex hanya mengangguk dan membiarkan Bik Wati mengambil alih kursi rodanya.

"Laura! Kamu sudah pulang, Nak? Bagaimana keadaanmu?" Fiona berjalan pelan mendekati Laura, dan merendahkan badannya agar sejajar dengan Laura yang duduk di kursi roda.

Laura bisa melihat wajah tidak senang Fiona. Senyum yang dipaksakan, perhatian yang dipaksakan, dan kekhawatiran yang dipaksakan. Penipu! Batinnya.

"Aku tidak apa-apa, Sekarang sudah jauh lebih baik. Terimakasih." Ucap Laura datar. Merasa risih dengan perhatian pura-pura ibu tirinya itu. Padahal selama ia dirawat di rumah sakit. Tidak pernah sekalipun Fiona atau kedua anaknya itu menjenguk dirinya.

"Maafkan ibu tidak bisa menjengukmu, ibu sedikit sibuk akhir-akhir ini." Fiona mengubah wajahnya sedikit memelas.

Laura melirik canggung kepada ayahnya. Alex hanya menatap datar Fiona, ia tahu kalau Fiona hanya berpura-pura perhatian kepada anaknya di depannya.

"Sekarang aku sudah tidak apa-apa, untungnya hanya kecelakaan ringan. Dan aku masih hidup." Ucapan Laura seperti mengandung arti sesuatu.

Fiona menatap Laura, terselip senyum sumbang disana.

"Syukurlah kalau begitu, kita tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali bukan? Kita tidak tahu apabila terjadi lagi padamu, kamu bisa selamat kembali atau malah lebih parah dari ini." Fiona menatap Laura dengan senyum licik yang disembunyikan.

Jakarta Lounge and Bar

"Eh jeng Fiona, denger-denger katanya anak tirimu kecelakaan ya? Bagaimana keadaanya sekarang?" Salah satu teman arisan Fiona bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh jeng Fiona, denger-denger katanya anak tirimu kecelakaan ya? Bagaimana keadaanya sekarang?" Salah satu teman arisan Fiona bertanya.

"Iya betul, sampai masuk berita online jeng." Timpal yang lainnya. Beberapa teman lainnya memperhatikan, menunggu jawaban, sebagian lainnya hanya sekedar ingin tahu.

"Iya, tapi tidak parah kok, hanya gegar otak ringan." Ucapnya sambil tertawa sumbang.

"Jeng Fiona ini beruntung sekali mendapatkan Alex Asmasubagja, dikalangan kami Pria seperti Alex sangat susah di dekati lho, jeng, dia kan jarang bergaul setelah kematian istrinya itu." Ucap wanita bertubuh gempal.

Fiona tersenyum bangga.

"Iya betul, Alex tipe setia kepada pasangannya jeng, sampai menduda hampir 10 tahun, lho. Sama dengan jeng Fiona sekarang, Alex pasti sangat menyayangi jeng Fiona dan kedua anak jeng Fiona semua, ya kan?" Mereka semua tertawa. Hanya satu orang yang tidak.

"Tentu saja Alex pasti menyayangi Fiona dan kedua anak tirinya, kita tidak akan meragukannya." Wanita itu tersenyum lembut.

"Tapi apakah jeng Fiona juga melakukan hal yang sama kepada anak dari suami jeng Fiona juga?!"

Hening. Sekilas Fiona menatap tajam wanita yang bertanya itu. Tapi didetik selanjutnya wajahnya kembali melembut.

"Tentu saja aku menyayanginya juga seperti anakku sendiri, lagi pula Laura anak yang pendiam dan penurut. Bagaimana aku sampai tidak menyukainya, benar bukan jeng?"

Fiona tersenyum kepada wanita itu, wanita yang selalu menatapnya dengan tatapan permusuhan.

Dia adalah Nyonya Besar keluarga Wang, Liliana Wang. Ibu dari sahabat Laura, dan juga sepupu dari Ibu kandung Laura. Maya Asmasubagja.

"Sudah cukup pembahasan tentang anak tiri saya, sekarang saya akan membagikan undangan ulang tahun putri pertama saya, Lily Asmasubagja." Dengan bangga dan senyuman lebar Fiona mengeluarkan sebuah undangan mewah dengan aksen emas ditambah ukiran velvet di sekelilingnya.

"Kalian wajib datang ya, karena semua teman dan relasi bisnis suami saya diundang juga. Ini ajang mempertemukan anak kita jeng, mungkin saja berjodoh, kita tidak tahu kan...." Ucap Fiona dengan nada bercanda tapi penuh penekanan.

TBC


Laura Asmasubagja

Fiona Asmasubagja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiona Asmasubagja

Fiona Asmasubagja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exit | Louis #1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang