"Ngggg ...." Laura sedikit membuka matanya. Silau. Apa sudah pagi? Atau siang? jam berapa ini? Batinnya. Matanya masih mengerjap-ngerjap menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang masuk melalui jendela di kamarnya.
But, wait? Laura langsung duduk dari tidurnya karena kaget menyadari bahwa ia bangun bukan di kamarnya yang biasa, pusing melanda karena gerakan yang tiba-tiba. Laura memegang kepalanya yang berdenyut sambil melihat sekelilingnya. Ini bukan kamarnya yang di rumah. Kenapa dia bisa ada di kamar apartemennya?
"Ah, kepalaku pusing." Gumamnya.
"Kamu sudah bangun?" Laura menaikan pandangannya kearah pintu asal suara itu terdengar, ternyata Anna masuk dengan sebuah nampan di kedua tangannya.
"Anna? Kenapa kamu bisa ada disini? Dan kenapa aku juga bisa ada disini?" Ucapnya bingung.
Anna menarik kursi dekat ranjang disisi sebelah Laura. Dan menyimpan nampan di atas nakas.
"Kamu tidak apa-apa? Apa masih pusing? Coba minum ini," Anna memberikan obat dan gelas berisi air putih pada Laura. "Ini bisa meredakan sakit kepalamu." Ucapnya.
Laura memasukan obat ke dalam mulutnya dan langsung minum air dari gelas yang diberikan Anna. "Ah ...." kepalanya masih pusing. Laura melirik Anna dalam diam menunggu penjelasan.
"Kamu mabuk, Danny menghubungiku semalam. Karena kamu mabuk, dia membawamu ke apartemennya dan memintaku menjemputmu disini."
Laura hanya mengangguk.
"Aku pikir, daripada mengantarkanmu ke rumah dalam keadaan mabuk akan membuat ayahmu tidak senang dan khawatir, atau membawamu kerumahku akan menimbulkan pertanyaan dari orang tuaku." Anna menjeda mengambil nampan di nakas dan memindahkannya ke pangkuan Laura. "Jadi aku memutuskan memindahkanmu dari lantai lima belas apartemen Danny ke lantai dua puluh lima apartemenmu. Lebih simple bukan." Ucapnya datar.
"Hmm ...." gumamnya.
"Apa yang kamu pikirkan Laura?" Anna menatap lekat Laura. "Kenapa kamu bisa mabuk? Aku tahu Kamu bukan peminum, malah kamu bukan orang yang suka minum. kenapa hal itu bisa terjadi?" Tatapan Anna tidak lepas dari Laura.
Laura hanya diam. Memang salahnya mencoba minuman beralkohol itu, di saat dia bersama orang asing. "Maafkan aku, maaf telah menyusahkanmu, Anna." Ucap Laura pelan penuh rasa bersalah.
"Dan itu sangat membuatku khawatir Laura." Anna menggenggam tangan Laura.
"Berjanjilah kamu tidak akan membuatku dan ayahmu khawatir."
Laura mengangguk. "Tapi, semalam tidak terjadi apa-apa kan? Aku mabuk, dan__ ." Laura tidak melanjutkan seperti mengingat sesuatu.
"Apa yang kamu ingat?" Anna menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exit | Louis #1 (END)
RomanceCerita ini suda ada di Aplikasi Karya Karsa 73 Chapter End + Extra Part Wattpad and Uncensored Version EXIT. Leave From that House and Find Your Own Happiness. Laura Ellena Asmasubagja " Tuan, maukah kau menikah denganku?" Seorang wanita melamar pr...