REVISI - 14. Before Party

21K 1.2K 17
                                    


"Anna, Romeo jadi pulang ke Indonesia besok?" Sepulang kuliah Laura mampir ke rumah Anna untuk mengambil barangnya yang ketinggalan.

Anna yang sedang memilih gaun untuk acara besok menengok ke belakangnya.

"Sepertinya dia jadi pulang, tapi aku belum memberitahukannya tentang kamu yang meminta dia jadi pasangannya besok."

"Oh." Hanya itu yang bisa Laura katakan. Pikirannya sedang tidak disini dan dia sedikit tidak fokus sekarang.

Hening.

Tidak ada suara, kecuali Anna yang masih mencari gaun di lemarinya yang sangat besar dan banyak.

Anna mendekati Laura yang sedang melamun di depan televisi. Anna melihat tatapannya kosong.Laura sedang memikirkan apa? Batinnya

"Laura!" Anna sengaja menepuk bahu Laura dengan suara tinggi.

Laura terlonjak kaget, menatap tajam Anna dengan tangan menyentuh dadanya. "Anna! Kurang ajar kamu, aku bisa mati kena serangan jantung kalau kamu kagetkan begitu!" Seru Laura.

"Tapi tidak kan." Ucap Anna datar. Ia berbalik dan mengambil gaun yang akhirnya bisa ia kenakan untuk besok.

"Menurutmu, gaun ini bagaimana?" Ucap Anna seraya mengangkat gaunnya. Gaun model kemben berwarna biru gelap. Yang sangat pas di tubuh Anna yang berkulit putih.

 Yang sangat pas di tubuh Anna yang berkulit putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagus."

"Aku akan pakai ini besok, mudah-mudahan aku bisa mendapatkan pacar dari acara besok." Dan Anna pun tertawa. Namun, entah apa yang ia pikirkan tiba-tiba tawanya terhenti. Kedua bola matanya melirik Anna.

"Apa yang kamu lamunkan tadi?" Anna mendekati Laura dan duduk di sebelahnya. Mulai memainkan remote televisinya —mencari saluran yang dianggap menarik.

"Danny Louis." Nama itu meluncur tanpa bisa ditahan. Tanggannya menyentuh bibirnya.

"Danny Louis pengusaha muda itu? Kenapa tiba-tiba kau tertarik padanya, Laura?"

Laura hanya tersenyum.

"Dia memang tampan, tapi ingat desas desus yang beredar bahwa dia gay, walaupun kamu secantik Nana After School yang pernah di nobatkan sebagai salah satu wanita paling cantik di dunia versi TC Candler. Tapi kalau prianya tidak suka wanita, secantik apapun kita, dia tidak akan melihatmu, Laura." Anna mendengus sebal.

"Bukan hanya kamu, akupun sangat menginginkannya, Danny, dia sangat tampan, bukan?" Anna terkekeh mengeluarkan ponselnya dan melibat foto Danny di halaman Google.

"Iya, dia sangat tampan, dan tidak tersentuh oleh siapapun." Laura menjeda

"Walaupun dia tidak menyukaiku sebagai wanita, tapi aku mempunyai apa yang pria itu inginkan dariku." Jawabnya penuh percaya diri.

***

"Romeo!" Anna mendekati lelaki tampan yang sedikit mirip dirinya. Dia adalah kakaknya, Romeo Wang. Anna sendiri menjemput Romeo di Bandara Soekarnohatta.

"Hallo, Sis. Apa kabarmu?" Romeo memeluk adiknya itu dengan erat.

"Aku baik, ayo kita ke rumah, ibu dan ayah menunggu di rumah." Serunya.

***

Romeo dan Anna cepat-cepat masuk ke dalan rumah, dan mendapati orang tua mereka sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Ibu, Ayah, Kakak sudah datang." Seru Anna. Mereka pun menoleh, dengan cepat berdiri mendekati anak sulung mereka yang baru pulang dari Amerika.

"Aku kangen kalian." Ucap Romeo dengan senyum semringah. Dan memeluk mereka berdua dengan erat.

"Kamu sehat, Nak? Bagaimana perjalanannya?" Liliana menatap anaknya.

"Aku baik-baik saja, Ibu." Senyum tidak lepas dari wajah Romeo.

"Sebaiknya kamu istirahat, kamu akan ikut kami ke acara ulang tahun anaknya teman ayah dan ibu nanti malam, bukan?" Ibunya bertanya.

"Sepertinya ikut, karena adikku yang bawel ini terus memaksaku untuk ikut menemani temannya yang tidak mempunyai pasangan." Romeo mencubit pipi Anna, sampai Anna mengaduh karena sakit.

Anna langsung menepis tangan Romeo dari pipinya.

"Baiklah kalau begitu, nanti kita siap-siap dan pergi bersama ke sana." Ucap Ayahnya.

***

"Jane kamu sudah siap?" Chris memanggil Jane sambil melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya, tidak lama ia melirik istrinya yang mendekat dengan tatapan kagum. Dengan gaun malam seperti itu, istrinya terlihat bersinar. Walaupun usianya sudah tidak muda lagi, Jane masih sangat cantik di matanya.

"Aku sudah siap, tapi aku tidak bisa menghubungi Danny." Ucapnya dengan kesal.

"Aku akan telpon Eddie kalau begitu." Jane menekan tombol dan menelpon Eddie sekretaris Danny.

Eddie mengangkat teleponya, sebelum mengucapkan halo, Nyonya Jane duluan bersuara.

"Eddie, dimana Danny?" Tanya Jane dengan Anggun.

"Bos ada di apartemennya, Nyonya"

"Kenapa dia tidak mengangkat telepon dariku?"

"Maaf, Nyonya sepertinya Bos tertidur dikamarnya."

Jane, membelalak, "Bangunkan dia sekarang!! Kami menunggunya di rumah keluarga Asmasubagja."

"Baik Nyonya."

"SEKARANG Eddie!"

Eddie hanya bisa mengurut dada kalau berhadapan dengan Nyonya besar keluarga Louis.

TBC

Laura Asmasubagja

Laura Asmasubagja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exit | Louis #1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang