REVISI - 20. Public (2)

19.5K 1.3K 51
                                    

Pagi harinya, Laura turun untuk sarapan bersama seperti biasa dengan Anna yang selalu mengekorinya dari semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, Laura turun untuk sarapan bersama seperti biasa dengan Anna yang selalu mengekorinya dari semalam. Di meja makan sudah berkumpul semua orang kecuali Lily.

"Selamat pagi semua." dengan senyum lemah Laura menarik kursi dan duduk di sebelah ayahnya.

"Selamat pagi om, tante, semalam Anna tidur di kamar Laura." Ucap Anna nyengir.

Fiona dan Alex hanya mengangguk, suasananya sungguh canggung. Fiona meletakan alat makannya, dan berdeham. "Laura, sepertinya kamu sangat dekat sekali dengan Danny, apa benar? Apa hubungan kalian?" Ibu tirinya mulai mengintrogasi. Alex hanya diam tidak ikut campur begitupun Anna.

Laura yang ditanya tersenyum, "dia pacarku."

"Apa kalian sudah berpacaran lama? Ibu tidak pernah melihat kalian bersama."

"Tidak, kami baru berpacaran." Baru semalam. Batinnya

"Ibu dengar gosip, Danny seorang gay, berarti gosip yang beredar itu tidak benar Laura?"

Laura berpikir sejenak, dan menjawab, "Tentu saja berita itu tidak benar,"Laura menjeda. "Danny menyukaiku dan dia memintaku untuk jadi pacarnya." Ucapnya lantang.

Flashback.

Sepulang kuliah, Laura mampir ke apartmentnya untuk mengambil barang. Laura masuk ke dalam lift yang akan mengantarkan ke lantai apartmentnya.
Sebelum lift tertutup seorang wanita cantik masuk dengan tergesa-gesa. Wanita dewasa dengan pakaian yang memperlihatkan kemontokan tubuhnya.Dia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. "Lantai 15, Danny Louis." Itu yang dia ucapkan.

Laura hanya mendengar tidak memikirkan apa-apa. Wanita tersebut keluar lift di lantai 15. Sedangkan Laura akan turun dari lantai 25. Di dalam apartementnya Laura mencari barang yang ia perlukan tapi tidak bisa menemukannya. Dia ngehela napas lelah mencari kesana kemari tapi nihil, akhirnya ia berjalan menuju kulkas untuk mencari minum membasahi tenggorokannya yang kering.Laura terdiam lama hanya sekedar melamun. Hampir dua jam dia disana dan memutuskan untuk pulang. Laura mengambil tasnya, dan berjalan menuju lift. Dilantai 15, seseorang masuk, seorang wanita, wanita yang tadi naik lift bersamanya, tapi dengan pakaian berbeda. Diikuti seorang pria tampan, sepertinya Laura pernah melihatnya tapi tidak ingat dimana. Wanita tersebut memakai pakaian laki-laki. Kenapa? Batin Laura Pria berwajah dingin disebelahnya menyerahkan sebuah wig dengan topi, serta kacamata dan masker. Si wanita menerimanya dan memakainya. Laura hanya bisa melirik tidak berani menatap langsung yang mereka lakukan.

"Terimakasih Danny, aku senang kamu memanggilku untuk menemanimu di ranjang dan tentu saja kamu sangat memuaskanku ." Wanita itu berbisik sensual di telinga si pria. Tapi Laura dapat mendengarnya, dan itu sangat menjijikan.

Pria itu diam, tidak menanggapi. "Aku sudah mentransfer bayaranmu, dan ingat perjanjiannya." Ucap si pria dengan dingin penuh tekanan.

Wanita tersebut hanya tersenyum, dan mencium pipi si pria sebagai tanda terima kasih.Sesampainya di lantai lobby, mereka bertiga keluar dari lift. Si pria dan si wanita berbaju pria tersebut pergi menuju pintu keluar lobby. Dan Laura hanya menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan apa yang barusan terjadi.

End.

***

Lily menarik kursi meja makan dengan kasar menimbulkan bunyi deritan di lantai. Dan duduk di sebelah ibunya, wajahnya sangat muram sepertinya aura gelap mengelilinginya. Ia mengambil alat makan dan mulai memakan sarapannya seperti yang lain. Hening tidak ada percakapan sama sekali.

"Maaf mengganggu," Bik Wati mendekati Laura.
"Ada yang mencari non Laura di depan."

"Siapa, Bi pagi-pagi begini?" Tanya Fiona.

"Hm, itu Nyonya, pria yang semalam bersama non Laura, Den Danny, Bu." Jawab Bik Wati sopan.

Semua orang melihat Bik Wati dengan tatapan kaget. Laura membelalak, dengan cepat ia berdiri, mengambil tasnya dan bergegas menuju ruang depan. Anna yang melihat semua pergerakan Laura, ikut bergegas tidak mau ditinggal. Laura menghampiri Danny yang tengah duduk di sofa. Danny berdiri membenarkan jasnya. Tatapan mereka bertemu. Danny pagi ini mengenakan jas yang selalu pas di tubuh atletisnya. Sepertinya ia akan pergi ke kantor.

"Pagi sayang," Sapa Danny.

Laura memicingkan matanya. Danny terkekeh geli.

"Ingat kita sepasang kekasih," bisiknya.

Di belakang Laura, muncul Anna dan Alex serta Fiona dan kedua anaknya.

"Mr. Alex saya akan mengantarkan Laura pergi ke kampus hari ini." Ucapnya.

Alex menatap Laura, dan dengan wajah memelas Laura meminta Alex menginjinkannya. Alex hanya mengangguk, berbalik dan kembali ke dalam.

"Laura, aku ikut bersamamu." Anna mendekati Laura.

Sebelum Laura membalas. "Maaf Nona, kamu tidak bisa ikut bersama kami," ucap Danny dingin.

"Kenapa?" Anna kecewa.

"Ada hal penting yang harus kami lakukan berdua." Ucap Danny ambigu.

TBC

Laura Asmasubagja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laura Asmasubagja

Laura Asmasubagja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danny Louis

Danny Louis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exit | Louis #1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang