Danny duduk di taman belakang rumah ditemani Laura yang tertunduk tidak berani menatapnya setelah kejadian di meja makan tadi. Ia berpikir mungkin Laura malu karena perlakuannya. Tapi kenapa harus malu? Apa Laura tidak pernah berpacaran? Atau pacarnya tidak pernah memperlakukannya lembut seperti tadi? Karena perlakuan tadi menurutnya tidak termasuk dalam kategori romantis. Dia bisa lebih dari tadi, lebih perhatian, dan lebih romantis kalau Laura mau.
Terdengar Laura menghela napas panjang. Canggung, tidak ada yang bersuara semenjak mereka berdua duduk di taman belakang ini. Kemudian Ia menerawang melihat ke depan, kearah taman. Danny sedikit melirik Laura dan mulai bersuara, mencairkan suasana. "Disana." Tunjuk Danny. Laura melihat Danny sekilas dan mengalihkan pandangannya kearah yang ditunjuk Danny. Taman tempat mereka pertama kali bertemu.
"Kamu melamarku disana." Ucap Danny melihat Laura sambil menunjuk kearah taman, ingin melihat bagaimana reaksinya. Laura kaget dan malu mengingat kejadian waktu itu. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu, dia berani melamar pria asing di rumahnya. Tapi kekagetan dan rasa malu yang diperlihatkan Laura di mata Danny, wajahnya begitu cantik. Sangat cantik dan tidak ada yang menandingi kecantikan Laura diluar sana.
"Maafkan aku, aku yang membawa permasalahan ini padamu."
Danny tidak menyangka Laura akan meminta maaf padanya. Ia kemudian tersenyum lembut. "Aku yang menyetujui perjanjian kita tanpa ada paksaan dari siapapun. Kamu lihat, aku sendiri yang menceburkan diri aku sendiri pada masalahmu itu." Danny sengaja terdengar kesal.
Laura tidak enak hati. "Maafkan aku." Laura menyatukan keningnya.
"Hahahaha, jangan berwajah seperti itu." Danny tertawa lebar.
"Kenapa dengan wajahku? Apa ada yang aneh?" Tanyanya tidak mengerti. Sambil memegang wajahnya dengan kedua tangan karena bisa membuat Danny tertawa lebar seperti itu.
Danny berhenti tertawa, kemudian sedikit mencondongkan badannya kearah Laura. "Wajahmu semakin cantik kalau begitu." Ucapnya dengan suara rendah. Ia menatap dalam manik mata Laura, tatapan mereka saling beradu, wajah mereka berdekatan, sangat dekat. Focus Danny sekarang pada bibir merah yang diidamkan Danny ada di depannya. Tidak ingin melewatkan kesempatan ini Danny dengan berani memajukan badannya. Tinggal sedikit lagi bibir mereka menyatu dan tiba-tiba Laura melemparkan wajahnya kesambil dan memundurkan tubuhnya, refleks. "Ma-maafkan aku." bisiknya malu dan mengalihkan pandangannya ke tempat lain dengan wajah yang terlihat sangat merah.
Danny tersenyum, Ia sama sekali tidak tersinggung dengan penolakan wanita di depannya. Laura adalah wanita yang memperlakukan dirinya berbeda. Tentu saja Danny akan memperlakukan Laura dengan berbeda pula. Tidak seperti para wanita jalang yang ia sewa untuk menemaninya tidur. Dan akan dibuang setelah urusannya selesai. Atau wanita lain yang menatapnya seperti mangsa. Laura spesial. Sangat special di mata Danny.
Drrttttt ... Suara ponsel membuyarkan pikiran Danny. Terlihat di layar siapa yang menelponnya malam-malam begini. Mommy Calling ... Setelah menggeser tanda hijau, ponselnya langsung ia tempelkan ke telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exit | Louis #1 (END)
RomanceCerita ini suda ada di Aplikasi Karya Karsa 73 Chapter End + Extra Part Wattpad and Uncensored Version EXIT. Leave From that House and Find Your Own Happiness. Laura Ellena Asmasubagja " Tuan, maukah kau menikah denganku?" Seorang wanita melamar pr...