REVISI - 16. Meeting You (2) EXIT

22K 1.6K 101
                                    

Suasana di dalam rumah cukup meriah, di tengah ruangan terlihat kue ulang tahun yang cukup tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di dalam rumah cukup meriah, di tengah ruangan terlihat kue ulang tahun yang cukup tinggi.Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang puncaknya peniupan lilin ulang tahun oleh Lily Asmasubagja. Suara terompet, konveti, tepuk tangan, dan sorak sorai terdengar nyaring di sana.Setelah meniup lilin, Lily memeluk ayah dan ibunya sebagai ucapan terimakasih. Tidak lupa Rosa dan Damar. Dilanjut dengan pemotongan kue dan sambutan dari penyelenggara acara, Alex dan Lily Asmasubagja. Semua orang melihat mereka semua cerminan dari keluarga bahagia, tanpa mereka sadari ada satu orang yang tidak ikut di dalam kebahagian keluarga tersebut. Karena satu orang itu, mencari kebahagiaannya sendiri.

Laura berjalan pelan mendekati seorang pria yang berdiri tegap dengan Champagne di tangannya ditaman belakang rumahnya. Langkahnya terhenti, kini ia berdiri tepat satu meter di belakang pria tersebut. Merasa ada yang mendekati, pria tersebut berbalik dan melihat Laura sudah berdiri di belakangnya. Laura tersenyum, dibalas dengan tatapan tajam dari pria tersebut. Tidak ada keramahan dari tatapannya. Yang ada sikap dingin dan waspada.

"Saya, Laura Asmasubagja. Putri tunggal Alex Asmasubagja." Ucap Laura tenang dan tersenyum.

Danny diam, tidak beranjak atau berkata apapun. Ia masih menatap Laura dengan tajam.

"Danny Louis, bukan? Teman bisnis ayah?" Tanya Laura dengan berani.

Danny masih bergeming. Hanya menaikan satu alisnya. Sedang Laura kembali menelan salivanya, menguatkan diri sebelum berkata.

"Danny, maukah kau menikah denganku?" Laura melamar Danny, Pria yang baru dikenalnya malam ini. Disini, di taman belakang rumahnya sendiri.

Danny hanya diam menatapnya. Mata coklatnya menyipit menyelidik Laura dari atas hingga bawah. Kediaman Danny entah karena kaget atau sedang berpikir bahwa ini lelucon yang tidak lucu.Sedangkan Laura menunggu jawaban Danny dengan penuh harap. Wajahnya mengisyaratkan permohonan akan hal baik seolah hal ini menyangkut hidup dan matinya.

Tidak lama terlihat pergerakan. Danny mendekati Laura, dekat, lebih dekat, semakin mendekat, dan berhenti tepat dihadapan si wanita. Seringai muncul di sudut bibir Danny seperti___ mengejek? Merendahkan?. Tiba-tiba kepalanya menunduk dan bibirnya maju mendekati telinga Laura dan berbisik dengan suara tenang.

"Apa kamu tahu? saya tidak suka wanita".

Laura tidak habis akal. "Walaupun aku bukan wanita yang kamu sukai," Laura menjeda "Tapi aku mempunyai apa yang kamu mau, Danny Louis."

Danny menarik dirinya dari Laura, mundur satu langkah dan memperhatikan wajah cantik wanita di depannya.

"Kalau boleh tahu, apa yang kamu punya sehingga saya harus menerima lamaran sepihak kamu, Laura Asmasubagja?" Danny bertanya dengan dingin.

"Saham Marina Bay___"

"Kamu ingin mengikat saya hanya karena saya tertarik membeli saham Asmasubagja di Marina Bay?! Kamu salah besar, Laura". Ucapnya seperti berbisik memotong pembicaraan Laura.

Laura menghela napas, dan kembali tersenyum."Saya belum selesai berbicara,", "Anda akan mendapatkan saham saya di Marina Bay seperti yang anda inginkan serta memulihkan nama baik Keluarga Louis yang tidak sengaja anda coreng, tentu saja ditambah dengan nama baik keluarga Asmasubagja sebagai keluarga calon istri anda. Itu keuntungan Anda apabila menerima lamaran saya." Ucap Laura

Hening.

"Apa keuntunganmu bila saya menjadi suami kamu?" Sekarang Danny yang bertanya, terselip rasa penasaran yang besar.

Laura tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca, tenggorokannya terasa kering, dan jantungnya berdebar kencang. "Saya bisa pergi dari sini, keluar dari rumah keluarga Asmasubagja dengan tenang tanpa adanya pertentangan dari siapapun. Dan tentu saja tidak juga membuat ayah saya Khawatir dengan melepaskan putri satu-satunya ke tangan pria yang tepat."

Danny tersenyum miring, "Bagaimana kamu bisa memastikan kalau saya adalah pria yang tepat untuk rencana pelarian kamu?"

Laura kembali tersenyum, "karena kamu tidak akan menyentuh saya. Seperti halnya saya tidak akan menyentuh kamu." Ucapnya ringan.

Danny sedikit kaget dengan jawaban Laura. Tapi dia mengendalikan wajahnya dan kembali memasang ekspresi datar. Dalam keheningan yang menyelimuti diantara mereka. Danny memikirkan kembali tawaran dan keuntungan yang masing-masing bisa mereka dapatkan. Kemudian, ia tersenyum miring, dan melangkahkan kakinya ke depan Laura. Membungkukan sedikit badannya dan ... Cup. Tanpa permisi ia mencium pipi Laura.

Jantung Laura berdebar, mukanya memerah. Kaget dengan apa yang barusan Danny lakukan kepadanya. Laura refleks mengangkat sebelah tangan ke pipi yang masih terasa kehangatan bibir Danny yang menyentuhnya.

Tubuh Danny menjauh, dan Laura menengadahkan wajahnya karena Danny terlalu tinggi. Sebelum bertanya tentang kejadian barusan. Danny berbicara dengan tegas.

"Saya menerima lamaran kamu, Laura Asmasubagja." Ucapnya.

TBC

Laura Asmasubagja

Laura Asmasubagja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danny Louis

Danny Louis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exit | Louis #1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang