[ 01 ] Pertemuan Pertama.

8.1K 134 6
                                    

Saat melihat mu ada sebuah   kenyamanan dan kerinduan 
yang aku rasakan namun
  kau tak menyadarinya.

***

Tok tok tok

Seorang laki-laki remaja mengetuk pintu sebuah kamar dengan keras tapi tak membuat yang punya kamar bangun.

"Eh monyet! Bangun kagak lo, udah siang ini." Teriak laki-laki remaja tersebut.

Dia sedang berusaha membangunkan seorang gadis yang berada didalam yang tak lain adalah kakaknya.

"Etbuset dah apaan si? Masih pagi juga, pergi sono!" Teriak gadis itu tak kalah kerasnya, sambil menarik kembali selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Padahal mentari telah menyinari kamarnya sedari tadi tapi tak membuat gadis itu terbangun dari tidurnya.

"Oi lo lupa, lo kan harus temenin gue kepameran." Ucap laki-laki itu lagi.

"Lo berangkat sendiri ajalah kan lo punya kaki." Sahut gadis itu malas.

"Iyalah gue punya kaki, buktinya bisa berdiri, gak jelas lo." Kata laki-laki itu, masih berdiri didepan pintu.

"Maka dari itu karena lo punya kaki, gunain lah kaki lo untuk jalan kesana." Gadis itu menyahut kesal.

"Anjir, lo udah janji kemaren, bangun." Mengedor-gedor kamar kakaknya.

"Mager sumpah." Ucap gadis itu malas.

"Habis dari pameran gue beliin novel deh." laki-laki itu tidak habis akal untuk membujuk sang kakak.

Mendengar kata 'novel'gadis tersebut langsung beranjak dari tempat tidurnya.

"Iya ya gue turun 10 menit!." Ucap gadis itu.

Sambil beranjak dari tempat tidurnya kemudian memasuki kamar mandinya yang memang ada didalam kamarnya.

Setelah menunggu sampai 30 menit, gadis tersebut sudah rapi dengan menggunakan baju kaos hitam dan celana jeans hitam juga yang dibagian lututnya robek-robek dan dipadukan dengan sneakers putihnya dan tidak lupa memakai topi.

Gadis itu turun kebawah menuju lantai dasar dan melihat adiknya yang telah lama menunggunya.

"Yok cabut." Ajaknya.

"Lama sumpah, lo lagi mandi apa komedi." Ucap adiknya sinis sambil melirik jam di tangannya.

"Hellow!!! Semedi gembel bukan komedi." Jawab gadis itu kepada adiknya.

"Serah gue mulut-mulut gue." Kata adiknya lagi.

"Terserah lo, kalo deket-deket lo bawaannya pengen cincang mulut lo yang kelewat pedes itu." Gadis itu melangkah pergi meninggalkan adiknya diruang keluarga menuju pintu keluar.

"Lo kata mulut gue apa? Mau lo cincang- cincang, stress kali lo!! eh woi, malah ditinggal." Cowok itu mengejar kakaknya yang berlalu kedepan pintu hendak keluar.

"Bunda kita pergi dulu ya? Kepameran dadah." Teriak gadis tersebut sambil berjalan hendak keluar rumah.

"Salim dulu bangke." Teriak sang adik dari belakang.

"Hehe oiya lupa, Bun kami pamit assalammualaikum." Sambil menyalimi tangan bunda.

"Iya hati-hati dijalan sayang! Arsan jaga kakak kamu ya." Sambil mengelus puncak kepala anak gadisnya itu.

Arsan yang mendengar itu mendengus tidak suka.

"Udah gede juga, minta dijaga segala si Bun." Jawabnya ketus.
Bunda yang mendengar itu terkekeh pelan.

"Sirik aja sirik elah, gue kan anak kesayangan, harus dijagain dong entar diculik kan berabe." Sahut gadis itu di depan pintu.

"Mampus!! Gue doain diculik beneran." Sambung Arsan.

Jika kalian mengira gadis itu anak kesayangan jelas jawabannya adalah ia.

Karena Anastasya Angelisca Bunda mereka begitu menyayanginya mungkin karena dia anak perempuan sendiri dirumah.

****

"Gue ketoilet bentar ya?" Ucap gadis itu setelah sampai dipameran tersebut.

"Iya, lama gue tinggal." Balas adiknya sinis.

"Iya bawel." Jawabnya ketus.

Brukkk

Saat keluar dari toilet gadis itu tidak memperhatikan jalan tanpa sengaja menabrak seorang cowok dari arah depan membuat gadis itu terjatuh dilantai.

"Awwww." Gadis itu meringis menahan sakit.

"Pantat gue, pantat gue tambah tempos entar, astaga, sapa yang mau sama gue entar kalo tempos, gak ada body, aduhhh." Gadis itu ngomel-ngomel gak jelas.

Dia tidak menyadari bahwa cowok yang menabraknya masih berdiri dan mendengar gerutuan gadis itu.

"Sorry mau gue bantu?" Ucap cowok itu, sambil mengulurkan tangannya berniat untuk membantu gadis itu.

Deg

Gadis itu mendongak dan mendapati seorang cowok dengan mata sipit sedang tersenyum kearahnya.

Dia tidak tahu bahwa masih ada orang yang menabraknya sedang berdiri dihadapnnya.

"Eh gak perlu makasih, maaf tadi gak sengaja." Gadis itu langsung bangkit dan meninggalkan cowok itu.

Cowok itu terus melihat gadis itu sampai menghilang dibalik tembok.

Mukanya kayak gak asing batin cowok itu.

Tapi kemudian dia menggeleng-gelengkan kepala.

Sebuah tepukan mendarat dipundak si cowok membuatnya terkejut dan menoleh kearah pelaku.

"Oi ngapain lo geleng-geleng, mau dangdutan." Kata teman-nya tadi yang menepuk pundaknya.

"Gak jelas lo." Sahut teman yang satunya, yang memakai kemeja biru.

"Gue gak ngomong sama lo monyet."
Jawab cowok tadi kesal.

"Itu cewek tadi sapa?" Tanya cowok yang memakai hoodie hitam, yang sejak tadi hanya diam menyimak.

"Gak tau gue, gak sengaja nabrak." Jawab cowok bermata sipit itu.

Dia lalu teringat saat melihat bola mata milik gadis tersebut.

Bola mata berwarna cokelat dan teduh saat memandangnya.

Seperti ada sebuah rasa kerinduan dan kenyamanan yang telah lama hilang dan kembali dia rasakan.

"Oh." Jawabnya.

"Yok cabut." Mereka pun melangkah pergi meninggalkan Pameran.

****

"Lo kenapa?" Tanya Arsan melihat kakaknya yang memegang pinggangnya dengan mulut yang komat-kamit mengerutu tidak jelas.

"Gue habis NGELAHIRIN." Jawab gadis itu ngegas.

"Hahaha santai, komuk lo kocak anjir." Arsan tertawa melihat wajah kakaknya

"Diem setan, anj*ng!!" Gadis itu mengumpat kepada Arsan.

"Cewek gak boleh ngomong kasar, kalo didenger Bunda kena hukum lo." Arsan mengingatkan kakaknya.

"Hilaf." Jawab gadis itu sambil nyengir.

"Pantat gue sakit, sial banget gue hari ini." Keluh gadis tersebut sambil memegangi pinggangnya.

"Lo si bego, lantai lo cium, kelamaan jomblo jangan sampe gitu amat, sedih gue liatnya." Arsan menahan tawa melihat wajah kakaknya yang sudah seperti kerang rebus e salah kepiting rebus maksudnya.

"BACOT!!!" Teriak gadis tersebut kesal .

"Hahaha udah jelek muka lo jangan lo ditambahin lagi." Arsan berlari keluar Pameran menghindari amukan kakaknya.

"Arsan gembel awas lo!!!" Gadis itu berlari mengejar Arsan keluar Pameran.

AlunaLexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang