[ 59 ] Dirumah Papa.

205 18 2
                                    

Disaat keadaan mendesakmu, kamu tidak punya pilihan serta pikiran untuk tidak menyakiti orang lain.

***

"Hai Aluna.."

Aluna hanya membalas dengan anggukan kepala kepada orang yang baru saja menyapa-nya.

Dia adalah wanita yang cantik, anggun, dan selalu menunjukkan senyuman ramah membuat kita berfikir bahwa dia orang yang ceria dan baik hati.

Karena keputusan Arkan juga akhirnya Aluna satu rumah dengan wanita itu.

Baru beberapa jam mereka disini setelah melihat-lihat rumah dan memindahkan barang, Aluna sudah terlihat jenuh.

"Kamu sudah makan? Tanya-nya yang memang perhatian atau sibuk mencari perhatian.

Sekali lagi Aluna membalas dengan anggukan kepala.

Wanita itu melanjutkan ucapan-nya. "Saya senang sepertinya kamu membuka hati dan menerima saya disini, dibanding saudari kembar kamu."

Wajah datar Aluna menggambarkan dia tidak menyukai perkataan orang itu barusan.

Aluna berbalik dan tersenyum kearah-nya. "Sepertinya kamu salah paham tentang saya, saya menghormati keputusan Papa yang memilih kamu di banding Mama, bukan berarti saya nerima kamu bukan berarti saya nerima kamu, kamu juga kan perempuan kalau kamu tau diri dan sadar posisi kamu dimana, lebih baik kamu jangan terlalu masuk kedalam keluarga orang lain sebelum kamu menyesal."

"Saya tidak mungkin menyesal karena Papa kamu yang memilih saya." Ucap-nya sekali lagi masih dengan senyuman di wajah-nya.

Melihat senyuman itu membuat Aluna merasa risih, seakan dia tidak menyesal dengan perbuatan-nya.

"Kita lihat aja nanti." Balas Aluna mencoba bersikap baik dihadapan orang ini.

Berbeda dengan Aluna yang menghadapi dengan senyuman walaupun itu senyuman terpaksa bisa dibilang fake smile.

Justru Alexa menghadapi-nya dengan kekerasan fisik. Seperti situasi saat ini dimana saudara-nya sudah berada di dalam rumah-nya.

"Pelakor keluar...."  Teriak Alexa yang sudah memasuki rumah milik Arkan.

Alexa mengamati kondisi terlebih dahulu sebelum dia datang kesana. Apakah ada atau tidak-nya Arkan dirumah?

Mudah saja bagi-nya untuk mendapat informasi itu.

"Setan dimana loo." Teriak Alexa yang terus memeriksa seluruh ruangan.

Brakk

Tak lupa dia menendang pintu lalu  membanting serta melempar apapun yang ada di depan-nya.

Pranggg

Dia melempar kursi, lalu menghancurkan cctv yang terpasang disana dengan batu enatah dia ambil dari mana.

"Keluar!!!"

Aluna yang mendengar teriakan dan kegaduhan dirumah langsung keluar dari kamar-nya dan turun kebawah.

Melihat perbuatan Alexa yang menghancurkan rumah dia tak bisa untuk  diam saja. "Alexa.."

Sementara Alexa hanya menatap Aluna sebentar lalu berteriak kembali memanggil-manggil kekasih Papa-nya.

Merasa terusik juga, Angel keluar dari kamar-nya di lantai atas sama seperti
Aluna. "Alexa...ada apa? Kenapa kamu teriak teriak disini?"

Melihat orang yang dia cari sudah ada didepan-nya sambil tersenyum miring dia menghampiri-nya. "Punya nyali juga lo."

AlunaLexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang