[ 22 ] Kakak?

916 32 3
                                    

Di antara ribuan orang di dunia ini kenapa harus dia yang jadi kakak gue.

***

Di Kamar Gaby.

"Guyyss nonton drakor kuy." Ajak Chintya semangat.

"Males entar lo nyiumin bantal pas ada kissingnya." Sahut Gaby malas sambil melirik Chintya.

"Gak sampe segitunya helooww." Jawab Chintya sinis.

"Nonton horor aja, jam 12 entar yang kalah harus nembak cupu besok." Saran Kara sambil memakan cemilan.

Cupu yang dimaksud Kara yaitu cowok berkacamata yang selalu membawa buku kemana-mana tapi dia termasuk cowok yang pintar dan polos.

"Maksudnya yang kalah gimana nih." Kata Gaby tidak mengerti.

"Yang kalah itu yang teriak terus nutup mata pas nonton gimana?" Jelas Kara sambil tersenyum.

"Okee siapa takut." Jawab Gaby.

"Okee deal." Jawab Chintya.

"Kurang seru gak ada Caca" Celetuk Gaby kurang bersemangat.

"Hooh gue telpon dah." Sahut Chintya sambil mengangkat ponsel-nya.

"Iya suruh nginep." Saran Kara.

Brakkkk

Alexa membuka kamar Gaby dengan kasar.

"Yaallah nafas gue." Kata Chintya sok kaget.

"Jantung tolol." Kara menoyor kepala Chintya.

"Aduhhh.. baru aja gue mau nelpon." Kata Chintya sambil mengaduh.

"Eh lo kenapa kesini?" Tanya Gaby.

"Lo kok nanyanya gitu." Kata Chintya

"Maksud gue ngapain? Tumben biasanya dia mager jam segini kesini." Jawab Gaby sabar menghadapi Chintya.

"Gue nginep." Jawab Alexa datar.

"Bagus kita mau ajak lo tadi." Sahut Chintya lagi.

"Lo kenapa?" Tanya Kara saat melihat wajah Alexa yang masam.

Lagi, lagi Kara yang selalu peka terhadap Alexa, jika Alexa ada masalah pasti Kara mengetahuinya.

"Bokap lagi." Jawab Kara tepat sasaran.

Alexa mengangguk membenarkan.

Flashback On

Alexa memasuki rumahnya setelah memakirkan mobilnya tadi.

"Bagus.. masih ingat rumah kamu." Kata Arkan ketika dia melihat anaknya baru memasuki rumah.

Dia lagi dia lagi kenapa gak mati aja sih batin Alexa kesal.

"Inget lah... rumah yang selalu buat gue kesiksa." Jawab Alexa tidak ada sopan-sopannya.

"Sudah merasa hebat kamu bicara seperti itu." Kata Arkan emosi melihat tingkah putrinya seperti itu.

"Mas ada apalagi ini." Luna tiba-tiba datang dari arah dapur.

"Liat anak kamu itu, gak pernah sopan sama aku." Kata Arkan emosi.

"Udahlah mas.... sayang kamu masuk sana habis itu makan nanti kamu sakit." Luna menengahi dan berbicara kepada Alexa dengan lembut.

"Gak usah sok peduliin gue, gue mati lo bedua pasti seneng giliran duit yang habis lo bedua tangisin." Jawab Alexa ketus.

AlunaLexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang