[ 20 ] Kecewa.

800 29 0
                                    

Aku tidak bisa marah kepadamu tapi aku hanya merasa kecewa kepadamu.

***

Sesampai Aluna di rumah dia melihat Ana yang masih duduk di teras rumah menunggu kedatangan-nya.

"Kakak....." Panggil Ana saat melihat Aluna berada di boncengan Arsan.

Ana berlari dan langsung memeluk Aluna tapi Aluna hanya diam saja dan melirik Bundanya sekilas kemudian melangkah masuk ke dalam rumah-nya.

"Biarin... dia ingin sendiri dulu Bun.." Kata Arsan berusaha menenangkan Bunda-nya.

Ana sedih melihat sikap Aluna tapi dia juga memahami putri-nya itu yang pasti sangat marah kepadanya.

****

Disisi Lain.

Seorang paruh baya tengah duduk di kursi ke besarannya dengan rokok di tangan kanannya serta wine di tangan kirinya.

Tok tok tok

"Permisi tuan." Ucap seseorang setelah mengetuk pintu.

"Masuk." Ucap paruh baya itu dingin.

"Ada kemajuan?" Tanyanya sambil menyesap rokok dia melihat datar kearah orang yang baru memasuki ruangannya.

"Ada tuan." Jawab pria itu, dia memakai baju serba hitam tak lupa bahasanya yang kaku serta wajahnya yang datar.

Mendengar kata 'ada' paruh baya itu langsung tegak dari duduknya.

"Setelah saya menyelidiki ternyata Nona saya temukan di adobsi oleh sebuah keluarga." Jawab pria itu, dia memberitahu sesuai penyelidikannya.

Akhirnya selama belasan tahun dia menunggu dan mendapat kabar bahwa orang yang ingin di temui-nya sedang bersama dengan keluarga lain.

"Keluarga itu tidak memiliki anak?" Tanya paruh baya itu.

"Selain Nona keluarga itu mempunyai anak tuan." Jawab pria itu.

"Memiliki anak?" Kata paruh baya itu alis-nya menyatu bingung.

"Benar tuan." Jawab pria dia yakin tidak salah mencari info.

"Ini...apakah mereka yang mengadopsi?" Kata Paruh baya itu sambil menyerahkan foto sepasang suami istri.

"Bukan tuan." Jawab pria setelah melihat foto yang disodorkan tuan-nya.

"Ini foto-fotonya tuan, saya diam-diam mempotretnya." Kata pria datar itu sambil menyerahkan amplop yang isinya foto.

"Dia sudah besar sekarang." Kata Paruh baya itu sambil tersenyum memandangi foto-foto di depannya.

"Dimas." Panggil paruh baya itu kepada pria datar yang memanggil-nya tuan.

"Ya tuan." Jawab Dimas sopan.

"Kau sudah tau alamatnya?" Tanya paruh baya itu lagi.

"Sudah tuan." Jawab Dimas mantap.

"Baiklah siapkan mobil kita akan menuju ke sana." Perintah orang itu lagi sambil tersenyum.

"Baiklah tuan, saya permisi." Dimas menunduk patuh dan pamit keluar ruangannya.

"Maafkan Papa selama ini nak, sekarang kamu akan kembali kerumah." Kata paruh baya itu menyesal sambil memandangi sebuah foto di tangannya.

****

Di kamar Alexa.

Alexa sedang membaca pesan grup WhatsApp dengan teman-temannya yang tidak waras itu.

AlunaLexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang