[ 07 ] Alexa Sandrina Brawijaya.

1K 43 1
                                    

Pertengkaran sering kulihat
Kekerasan sering kualami
Dan Percecokan sering kudengar.

***

Alexa memasuki rumahnya dengan santai padahal mentari sudah berganti dengan purnama sedangkan Alexa baru menginjakan kaki di rumahnya.

Saat menaiki tangga ada suara yang mengintrupsikan langkahnya.

"Dari mana kamu? Malem baru pulang." Kata Arkan kepada putrinya yang baru memasuki rumah.

"Gak usah urusin gue urusin aja idup lo." Jawab Alexa kasar menatap Arkan sinis.

"Jangan kurang ajar kamu, gak sopan kamu bicara seperti itu sama Papa." Kata Arkan dengan mata melotot siap keluar.

"Gak usah salahin gue, salahin diri lo pernah gak lo ngajarin gue sopan santun? gak pernah!! Udah gue capek, lagi males ribut sama lo." Melangkah meninggalkan Papanya yang terlihat marah.

"Alexa Papa belom selesai bicara dasar anak gak tau diri, anak kurang ajar." Teriak Papanya sambil melempar bantal sofa dilantai.

Alexa terus berjalan tak peduli perkataan dan kelakuan Papanya itu.

Sampai di kamar Alexa menelungkupkan wajahnya di kasur tubuhnya gemetar suara tangisan terdengar.

Alexa menangis? Ya dia seorang cewek, cewek punya perasaan yang sangat sensitif.

Jika diluar dia di takuti maka di dalam dia merasa ketakutan.

Ketakutan yang dia rasakan yaitu ketakutan akan hidup yang menurutnya tidak adil, dia hanya ingin bahagia apa itu sulit.

Alexa selalu mengurung diri dengan pikiran yang kosong, pernah terlintas di benaknya untuk mengakhiri hidupnya tapi selalu saja ada yang menghalangi.

Kruykkk kruykkk

Saat Alexa menangis dan merenungi hidup serta nasibnya perutnya tiba-tiba berbunyi meronta minta diisi.

Alexa baru ingat terakhir dia makan tadi pagi, siang hari dia hanya menghabiskan beberapa bungkus rokok dan berdiam diri di rooftoff sekolah.

Alexa turun kebawah setelah membasuh wajahnya, langkahnya harus terhenti di atas tangga mendengar teriakan dari lantai dasar.

"Ini salah kamu Lun." Teriak Papanya kepada Mamanya.

"Kenapa mas nyalahin aku, mas juga setuju waktu itu." Teriak Luna tak terima disalahkan.

"Itu aku lakukan demi Alexa tapi Alexa malah membangkang terhadap ku, apa yang kamu ajarkan selama ini hah?" Kata Arkan dengan emosi.

"Mas jangan salahin Alexa, semua ini salah kita berdua terutama mas yang gak peduli sama dia." Ucap Luna ikut emosi.

"Kamu yang jadi Ibu, harusnya kamu ngajarin dia sopan santun Luna." Arkan berkata sambil menunjuk Luna.

"Mas yang selalu kasar sama Alexa, memang pantas dia membangkang sama Papa kayak kamu, kamu gak pantas mas jadi Papa." Teriak Luna melawan suaminya.

"Mana ada Papa yang selalu bermain-main dengan pelacur murahan di luar sana." Keluarlah semua yang ada di benak Luna selama ini, tidak lagi dia memendamnya.

Selama ini dia diam tidak ingin membuat keributan, tapi lama kelamaan kelakuan suaminya makin menjadi-jadi.

Plaakkk plakk.

Arkan menampar Luna berkali-kali dengan keras dan itu tak luput dari penglihatan Alexa.

Alexa menutup mulutnya air mata perlahan menetes membasahi wajahnya.

AlunaLexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang