"Selamat atas hari pernikahan untuk kalian berdua. " Ucap seorang kolega Wisnu yang juga menggandeng pasangannya. Ia menyalami Wisnu dan Delia yang hari itu merayakan hari jadi pernikahan mereka yang kesekian tahun. Acara dibuat outdoor walau hanya di halaman belakang rumahnya.
Satu per satu kolega berdatangan baik dari pihak Wisnu maupun Delia yang tentu saja tak kalah banyak bahkan ada beberapa temannya yang berasal dari Italy dan Paris sengaja hadir hanya untuk melihat pasangan yang senantiasa selalu romantis, menurut teman-temannya. Karena walaupun Delia adalah seorang designer ia selalu menemani sang suami kemanapun.
"Karena dirasa tamu undangan sudah hadir semua bagaimana kalau acara puncaknya kita mulai saja?" Suara MC menarik perhatian mereka yang tengah bercengkrama.
Anggukan dari Delia dan Wisnu merupakan kode untuk melanjutkan saja acaranya dan agar MC memandu jalannya acara tersebut. Hingga mereka mengelilingi kue bertingkat lima yang berada di tengah-tengah beralaskan sebuah meja putih menambahkan kesan mewah hari itu.
"Happy anniversary, sayang." Bisik Wisnu di telinga Delia, namun tetap terdengar oleh orang-orang yang tengah mengelilingi mereka. Sempat takjub dengan pasangan tersebut mereka pun memberi tepuk tangan walau tanpa komando. Wisnu dengan hati-hati dan tatapan penuh sayang menyuapi potongan pertama kue tersebut kepada sang istri. Bagitupun sebaliknya.
"Happy anniversary, Yah. I love you." Delia menghadiahkan Wisnu sebuah kecupan mesra diiringi sorak-sorai para tamu undangan.
"Selamat hari jadi pernikahan, Ayah, Ibu!" Suara yang berasal dari penggung mengalihkan perhatian semua orang. Farah dan Refan berdiri di sana sambil memegang microfon. Keduanya tampil cantik dan tampan. Saat kedua orangtuanya melihat mereka berdua, mereka berlari kecil menuruni panggung dan memeluk kedua orang tuanya.
Refan mengeluarkan sebuah kotak dari saku jasnya sementara Farah memberikan kode kepada Teh Emma untuk mendekat membawa sesuatu yang sudah dibungkus dengan rapi.
"Ini hadiah untuk Ibu dan Ayah dari kami."
Isi kotak kecil yang berwarna merah tersebut adalah cincin couple dengan ukiran nama Delia dan Wisnu yang timbul di bagian luar. Sekali lagi mereka memeluk kedua anaknya. Sedangkan hadiah dari Farah adalah lukisan keluarga beranggotakan empat orang.
Para tamu undangan begitu takjub dengan keluarga tersebut, tak sedikit dari mereka yang benar-benar mengagumi keluarga kecil itu.
Namun, saat mereka tengah tersenyum bahagia, ketukan di microfon kembali terdengar. Seorang anak kecil berbalut gamis pink dan jilbab yang senada sudah berdiri di atas panggung. Saat perhatian sudah terarah untuknya ia melepas microfon ditangannya.
Tangannya bergerak lincah mengisyaratkan sebuah kalimat, "I love you, Ibu, Ayah." Semua orang dibuat terkejut dengan kehadiran sosok mungil di atas panggung.
"Itu siapa?" Tanya Salah satu teman Delia mewakili para tamu undangan yang menatap penuh tanya.
Delia tak menjawab, wajahnya sedikit pucat melihat sang suami dengan rahang mengeras pertanda laki-laki itu tengah menahan kobaran amarah yang tiba-tiba membumbung tinggi.
"...."
"Itu anak pembantu kami." Jawab Wisnu dengan cepat.
Anak itu menuruni panggung, membawa serta kotak yang sudah terbungkus apik ditangannya.
"Tapi dia bilang 'i love you Ayah, Ibu." Celetuk seseorang yang mengerti bahasa isyarat.
"Dia memang mengikuti anak-anak kami untuk memanggil seperti itu." Wisnu menunduk mensejajarkan diri dengan tubuh mungil depannya. "Kamu sama siapa ke sini, Tifa?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Buang Aku, Ayah!
General FictionSeperti halnya uang. Bahkan ketika lusuh sekalipun kau akan tetap berharga. Sekalipun dibuang oleh keluarganya, Serena menemukan keluarga baru sebagai pelipur lara. Gadis bernama lengkap Serena Latifa tersebut memliki keterbatasan dalam bicaranya. H...