Rehan mengerti ada kesalahpahaman di sini, ia belum menyebutkan nama orang yang menjadi maksud hatinya tadi. "Maaf, Om, Tante. Maksud saya, saya ingin minta izin sekaligus restu kepada Om dan Tante bahkan Diaz dan Farah untuk meminang anak dan adik kalian yaitu Serena Latifa Hasan."
Kecuali Farah, ketiga orang lainnya menatapnya dengan tatapan tak terbaca sama sekali yang membuat Rehan menahan gugup setengah mati. Pagi hari tadi Rehan telah menghubungi Fatmah untuk menyampaikan bahwa ia dan keluarga akan datang ke rumah wanita itu. Namun Fatmah yang peka terhadap itikad baiknya menyuruhnya untuk terlebih dahulu izin kepada Wisnu dan Delia, karena bagaimanapun keluarga Wisnu Cakranegara adalah keluarga kandung Serena. Fatmah juga mengakatakn jika Rehan sudah meminta izin dan restu kepada mereka Fatmah yang akan menghubungi Delia dan Wisnu untuk ia undang ba'da isya nanti untuk ke rumah Fatmah.
Wisnu bukan hanya terkejut dengan lamaran yang dilayangkan untuk Serena, namun hal yang lebih mengejutkan baginya adalah nama belakang anaknya. Ia baru sadar jika sejak dulu ia tak pernah menyematkan nama keluarganya kepada Serena, anak ketiganya. Ia seolah tertampar akan kenyataan bahwa sekarang Serena memakai nama belakang dari keluarga berbeda. Bukan Cakranegara, akan tetapi Hasan yang ia ketahui sebagai nama belakang dari Tariq.
Sementara Farah sudah senyum-senyum sendiri karena akhirnya Rehan berani melangkah lebih maju dari sebelumnya. Benar, Farah sudah mengetahui perihal perasaan Rehan terhdap adiknya, Serena. Kejadian pergi bersama usai makan siang saat itu adalah ide dari Farah, karena sebelumnya ia sudah menangkap gelagat aneh adiknya yang tiba-tiba berubah murung. Selain itu informasi yang ia dapat daari Ghea pun semakin memperkuat asumsinya. Jadilah ketika itu ia pura-pura mengajak Rehan, Rehan sendiri tahu akan hal itu dan turut melakoni perannya. Bukannya ia tega, hanya saja semua orang seolah gemas terhadap sikap Serena yang kadang tak menunjukkan rasa apa-apa. Oleh karena itu, sebelum maju ke langkah selanjutnya ia harus memastikan dulu jika gadis itu tidak memiliki laki-laki impian lain dan setidaknya punya rasa terhadapnya. Setidaknya Rehan tahu, jika memang ada jalan untuk maju, maka ia maju. Tapi jika itu adalah jalan buntu, maka ia bisa apa selain berhenti?
"Ja....jadi bukan dengan...." Delia melihat wajah anaknya yang biasa-biasa saja tidak menunjukkan reaksi apa-apa.
"Bukan, bu. Kenapa pada lihat aku seperti itu?" Tanya Farah heran.
"Kamu tidak memiliki rasa sama Nak Rehan?" Tanya Delia memastikan.
Farah mengerutkan keningnya sambil menatap jahil ke arah ibunya, "Memangnya kalau aku punya rasa sama Mas Re, kenapa, bu? Mas Re aja sukanya sama adik aku."
"Tapi kamu...."
Farah tiba-tiba menjadi kesal sendiri karena sikap ibunya seolah ia punya perasaan dengan Rehan. Lagipula yang akan dilamar Rehan bukan dia, tapi Serena. "Ibu kenapa? Mas Re lamar Serena lho, bu, adik aku. Dan aku tidak punya punya rasa apapun dengan Mas Re, ibu mungkin salah paham karena aku dekat dengan Mas Re tapi hanya sebatas kakak, sama seperti aku melihat Kak Diaz. Sekalipun aku punya rasa dengan Mas Re, aku akan tetap memilih untuk merelakannya demi Serena. Prioritasku sekarang sebagai kakak adalah adikku, adik yang dulu tidak aku akui." Tegas Farah. Satu sisi ia merasa senang ibunya menjaga agar ia tidak sakit hati, tapi pada satu sisi ia sakit melihat ibunya bersikap seperti itu karena Serena sendiri adalah darah dagingnya sendiri. Farah juga sudah memiliki orang yang disukainya sendiri dan itu bukan Rehan.
Diaz tersenyum mendengar perkataan adiknya yang sudah lebih dewasa, sebelumnya juga ia sama seperti ibunya mengira gadis itu punya rasa dengan Rehan. Salah satu hal yang membuatnya kepikiran bahwa jika memang Farah menyukai Rehan dan Rehan punya rasa dengan Serena, ia benar-benar memiliki solusinya. Tapi kenyataannya bahwa Farah tidak memiliki rasa apa-apa terhadap Rehan sangat ia syukuri. Jantung Rehan rasanya seolah sudah loncat dari tempatnya. Ia benar-benar gugup. Delia, ibu Farah, benar-benar salah paham terhadap maksudnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Buang Aku, Ayah!
Fiksi UmumSeperti halnya uang. Bahkan ketika lusuh sekalipun kau akan tetap berharga. Sekalipun dibuang oleh keluarganya, Serena menemukan keluarga baru sebagai pelipur lara. Gadis bernama lengkap Serena Latifa tersebut memliki keterbatasan dalam bicaranya. H...