I

76 0 0
                                    

"Apakah datangmu hanya sekedar singgah? Apakah kehadiranmu hanya ingin menanamkan rasa sesaat? Untuk itu selamat kamu berhasil. "

-----

Ceklek

"Ayah," panggil Rara memasuki kamar inap bundanya.

"Sayang, sama siapa kesini malem-malem?" tanya Gerrin.

"Sama Raihan dong om, " sahur Raihan yang baru saja masuk.

"Kamu udah sampe ternyata, dari kapan Ray?" tanya Gerrin.

"Tadi sore Yah, dateng ga bilang-bilang lagi, " celetuk Rara.

"Harusnya seneng dong Raihan ke Indonesia, " kali ini Gerrin ikut bicara.

"Hm iya deh, " pasrah Rara.
"Gitu dong adekku tercintahh, " Raihan mengacak rambut Rara.

"Jijik! " cibir Rara yang berjalan mendekati bundanya yang masih belum sadarkan diri.

"Hahaha, by the way gimana keadaan tante Ikal om? "tanya Raihan.

"Seperti yang kamu lihat, " rintih Gerrin.

"Sabar ya om, Ray yakin tante Ikal pasti bangun, "Raihan menepuk pundak Gerrin berusaha meyakinkan.

"Rara juga yakin kok Yah, seperti yang Kak Ray bilang, bunda pasti bangun, " sahut Rara.

Tak terasa air mata Gerrin akan segera mentes namun segera ia serka, andai dirinya bisa mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan penyakit yang diderita istrinya, bundanya Rara juga Gafa.

"Rara nginep sini ya Yah? " ucap Rara.

"Kamu besok mau ijin dulu? Bukannya besok pembagian kelas ya? " balas Gerrin.

"Iya, Rara mau ijin dulu aja. Tadi juga udah minta tolong Sasa buat ngijinin, " jelas Rara.

"Yaudah, tapi lusa berangkat ya? Disini ada ayah sama Raihan kok yang jagain bunda, " pinta Gerrin.

"Dengerin noh, " sahut Raihan.

Rara berdecak sebal melihat abangnya ini, "Iyaa deh, "

-----

Gara dan ketiga sobatnya, Ryan, Kibo, juga Juna tengah berada di kantin.

"Yan, liat deh babang Gara kok murung gitu ya? Mukanya ditekuk gitu lagi, " cibir Kibo.

"Bangunnya kesiangan kali, jadi lupa nggak nyetrika muka, " oceh Ryan sembarangan.

"Hahaha, btw lo nggak ada oleh-oleh gitu buat kita? " ucap Kibo.

"Boro boro kali Bo, orang kesana aja nggak ngasih tau kita, ngabarin juga enggak, " sindir Ryan.

"Ada kok, " balas Gara.

"Serius? Apa coba siniin, " timpa Ryan menyadongkan tangannya.

"Di tas, " balas Gara singkat.

"Aduh jutek amat sih bang, emang apaan oleh-olehnya Gar? " kali ini Kibo.

"Coklat, "

"Hah? Sejak kapan lo suka coklat? Ya masa ngasih kita oleh oleh coklat? " ucap Kibo.

"Kalo nggak mau yaudah, "

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang