Baikan cie!

74 2 0
                                    

"Udah Gar jangan mewek mulu deh, baru kali ini liat lo kaya cewek gini! " cibir Ryan.

"Mending kita ke auditorium, lima menit lagi kan disuruh bu Betty kumpul, " sahut Juna.

"Anak ayam ada lima, Yang satunya lagi kejebur. Hei bang Gara, jangan mewek dong ntar gantengnya luntur! " ujar Kibo mengundang tawa.

"Hahaha bisa aja lo Bo! " balas Ryan. Sedangkan Gara masih menelungkupkan kepalanya. Mereka berempat tengah duduk di bangku depan kelas Rara.

Disisi lain

"Pokoknya habis ini lo nggak boleh lagi nangis nangis oke? " ujar Shika sembari mereka bertiga menuruni anak tangga dari rooftop.

"Iya, kalo lo mewek lagi karena si pantat kuali Gara itu, siap siap deh gue bikin jadi perkedel dia!  Hahaha" mereka tertawa bersama.

Namun langkah mereka terhenti diujung tangga,

"Ekhem, liat deh girls, ada yang mewek karena nggak dikasih kepastian! " ternyata itu Yona. Yeah kalian ingat kan? setelah skors nya berakhir dan dia ikut ujian kemarin, masih aja gangguin Rara.

"Uuu ngarep banget dijadiin Gara pacar" sahut anteknya bernama Emil itu.

"Ck ck ck, kalo gue sih malu kan yaa cuma dianggep temen" sahut satunya lagi, Nana.

"Heh cabe! Setelah lama lo ilang ditelen bumi, ngapain lo nongol lagi?! " pekik Sasa.

"Heh mulut lo dijaga ya! Yang lo katain cabe siapa?! " balas Yona tak terima, ia menarik lengan Sasa.

"Nggak ngaca banget sih lo! " Shika menepis tangan Yona yang berada di lengan Sasa.

"Jangan sentuh Yona kaya gitu ya! " Emil ikut-ikutan.

"Kalian itu apaan sih, stop! Jangan kaya anak kecil deh! Yon, mau gue jadi temen Gara atau pacar Gara, itu bukan urusan lo ya! Jadi mending lo minggir deh! " bentak Rara geram dengan Yona.

"Ooh sekarang udah berani nyuruh-nyuruh gue ya? " sinis Yona.

"Yon, lo minggir atau gue sebarin ke temen-temen kalo tiap malem minggu lo main sama om-om di club! " pekik Shika.

Yona kaget, bagaimana Shika tahu? Sialan. Akhirnya dia memilih pergi dan mau tak mau Emil dan Nana ikut pergi.

Rara dan Sasa menatap Shika. "Shik, yang bener aja? " tanya Rara.

"Iya, gue liat dia waktu malem itu ban mobil gue kempes dijalan depan club Gue liat dia keluar dari club dirangkul om-om! " ucap Shika.

"Gila tu anak, sok suci tapi nyatanya murahan" ketus Sasa.

"Udah deh gibah mulu. Mending kita ke auditorium, " sela Rara akhirnya.

"Yaudah deh ayo" balas mereka berdua. Akhirnya mereka kembali berjalan menuju auditorium. Dan kebetulan letak gedung audiotorium melewati kelas Rara.

Rara melihat Gara yang masih ditenangkan ketiga sahabatnya terduduk didepan kelasnya.

"Ra, Gara tuh" bisik Sasa.

Rara sungguh merasa gugup, ia merasa bersalah kepada Gara.

"Bos, ada Rara" bisik Ryan. Gara langsung mendongak, wajahnya sembam.

"Ra," Gara bangkit meraih kedua tangan Rara.

"Ra maafin gue, gue bisa jelasin. Lo harus dengerin penjelasan gue, gue ben–"

Rara menaruh jari telunjuknya dimulut Gara. "Gue maafin, "

Senyum Gara mengembang ia segera memeluk Rara, "Serius? Lo maafin gue Ra? Makasih makasih banyak, "

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang