PERPISAHAN'1

98 4 2
                                    

Orang-orang bertebaran kesana kemari karena menyiapkan acara perpisahan besok. Rara memandangi setiap gerakan disana sembari menikmati es krim coklatnya. Matahari yang sangat terik membuatnya mudah lelah dan berkeringat, akhirnya dirinya memutuskan untuk beristirahat sejenak.

"Sendirian neng? " suara berat itu mengagetkan Rara yang asik memakan es krim coklat.

"Ayam! Kebiasaan lo sekarang ngagetin orang? " sinis Rara kepada Gara yang tengh terkekeh.

"Maap tuan puteri, pangeran gini dibilang ayam duh gusti, " jawab Gara. "Nggak kesana? "lanjutnya.

"Hahaha..Nggak dulu ah, lagi enak ini" ucap Rara susah payah.

Tiba-tiba saja Gara menangkap kedua pipi Rara yang sedikit mengembung itu karena es krim.

"Gemes kalo lagi gini, " ucap Gara mengguncang pipi Rara.

"Ishh Gara! Ini jadi belepotan gara-gara elo! " timpa Rara dengan tangan yang hendak membersihkan cemong es krim.

"Eh eh" Gara menahan tangan Rara.

"Kenapa? Ini kotor loh jorok kalo nggak segera dibersihin, "

"Masa tuan puteri ngelap sendiri? " Gara mengangkat tangannya dan membersihkan sisa es krim yang belepotan.

Sedekat ini dengan Gara membuat Rara tercengang. Wajah Gara yang amat tampan baginya hanya berjarak sekitar 5 senti. Ia susah payah meneguk salivanya. Bagian yang sedari dulu Rara sukai, Rara idamkan, Rara nanti.

"Heh kalian! " seru seseorang yang membuat keduanya tersadarkan.

"Bantuin noh yang lain, malah asik pacaran elahh " Kibo mengagetkan.

"Sialan lo! " cibir Gara.

"Lagian ya, kalo berduaan itu yang ketiga setan. Mau? " ucap Kibo.

"Elo setannya! " seru Gara dan juga Rara.

"Busett! Ampunn deh gue cabut, " Kibo melangang pergi tanpa dosa karena sudah merusak suasana. Tapi tak apa, ia menyelamatkan jantung Gara maupun Rara.

"Ngilang aja lo sekalian, " teriak Gara.

Rara tertawa, Gara pun sama. "Udah nggak usah ketawa terus, gue iri sama semut, " celetuk Gara ditengah tawa mereka.

"Lah, iri kok sama semut? "

"Mereka untung dong, soalnya dapet yang terlalu manis, " ucap Gara.

Blusing! Pipi Rara memanas. Ia berusaha bersikap biasa saja dengan menatap ke arah lain. Menunda aktivitasnya memakan es krim.

"Kalo mau senyum, bahagia, ato bilang makasih nggak usah dipendem kali Ra, pake sok-sokan ngalihin muka, " ujar Gara.

"Ih apaan sih, ke ge-eran! " sahut Rara.

Gara tertawa. Rara imut jika sedang seperti ini. Apalagi dengan mulutnya yang masih terdapat es krim coklat. "Oh ya, temen lo si cumi kemana? "

"Sasa? Tumben nanyain, " ucap Rara. Ah kenapa kata-kata itu terlontar dengan entengnya.

"Cemburu ya Ra? " goda Gara.

"Nggak! Udah deh dari tadi ke-ge-eran mulu lo! "elak Rara. "Sasa lagi nyiapin kaya lain lah! Tuh sama Shika." ucap Rara.

"Shika? "

"Iya Shika anak ipa 1, yang waktu itu manggil gue dikelas katanya dipanggil bu Betty, " jelas Rara.

Gara masih tidak paham. Ia mengernyitkan dahinya.

"Shika sekarang jadi bagian dari gue dan juga Sasa. Panjang deh ceritanya, nggak usah kepo! " ejek Rara mengulurkan lidahnya.

L I M I T✔ [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang