Lili membawa beberapa gelas minuman dingin dan diletakkannya di atas meja.
"Gara kok belum turun," ucap Lili.
"Masih tidur mungkin, "balas Bayu, ia menatap ke arah Rara "Nak Rara bisa tolong bangunin Gara? " pintanya.
Rara gugup. Hah? Bangunin Gara tidur? Dikamarnya?
"Eee.. Bi-bisa om, " jawab Rara ragu.
"Kamarnya diatas yang pintunya ada tulisan Insidious nya ya, " jelas Lili. Rara mengangguk dan segera bangkit menaiki tangga.
Rara celingak celinguk. 'Ke kanan, apa ke kiri ya? Gede amat ni rumah'gumamnya.
Memang, jika dibandingkan dengan rumahnya rumah Gara ini lebih besar sedikit dari rumahnya.
"Ah itu kayanya, " Rara berjalan ke arah pintu bertuliskan Insidious itu.
Perlahan Rara memberanikan diri mengetuk pintu kamar Gara.
Tok tok tok
"Gara.. Bangun, " ucap Rara.
Tak ada jawaban disana. Perlahan Rara mulai memutar pegangan pintu yang ternyata tidak dikunci.
Nampak jelas disana seorang pria tampan yang tengah larut dalam mimpinya. Ah lebih tepatnya masih larut dalam mimpinya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 10.30.
Perlahan tapi pasti, Rara mendekat ke arah Gara dan duduk di tepi ranjang.
"Gar, bangun udah siang, " ucap Rara menggoyangkan lengan Gara.
Bukannya bangun, Gara malah menarik tangan Rara yang tadi menggoyangkan tubuhnya ke dalam dekapannya.
Damn! Tubuh Rara terkunci oleh Gara. Sungguh posisi yang tidak meng enakkan. Tapi sukses membuat jantung Rara dugem. Ia sesekali menatap wajah tampan Gara yang begitu polos ketika tertidur, berbeda saat membuka mata. Menyebalkan. Tak terasa satu sunggingan senyum terukir disana. Namun tak lama Rara tersadar.
"Gara lepas! Bangun kebo! " kesal Rara.
Tak ada jawaban dari Gara, justru Gara semakin mempererat pelukannya.
"Bangun atau gue siram? " geram Rara. Dalam hati sebenernya bahagia.
"Coba aja kalo bisa lepas, " Gara menyahut masih dengan matanya yang tertutup.
Terlintas satu ide di kepala Rara. Ia menatap lengan kekar yang melilit ditubuhnya sembari tersenyum jenaka, mendekatinya, dan...
"Awhh! " teriak Gara. Ya. Rara menggigit tangan Gara.
Alhasil Rara bisa lepas dari dekapan Gara.
"Hahaha sukurin! Bukannya bangun! Malah meluk-meluk, " cibir Rara.
Mau tak mau Gara jadi bangun.
"Bilang aja lo seneng gue peluk, " Gara tak mau kalah."Ih percaya diri banget, " sahut Rara.
"Udah mandi sono, bau! " lanjutnya mengejek sembari menutup hidungnya."Kapanpun dimana pun gue selalu wangi, nih kalo nggak percaya, " Gara mengangkat tangannya sebelah dan berniat mendekati Rara hanya untuk membuktikan bau badannya yang masih wangi.
Rara mendelik menggeleng dan akhirnya memilih lari terbirit-birit. Gara tertawa melihatnya.
"Lohh sayang, kenapa lari-lari gitu? " ujar Lili melihat Rara lari turun tangga.
"Ee anu itu tante, anak tante nyebelin, masa Rara mau diketekin, " curhat Rara.
Semua tertawa mendengarnya.
"Hahaha ada-ada saja, sekarang dimana anaknya? " tanya Lili lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
L I M I T✔ [on going]
Romansa#1limit [28-10-2019] #2friendshipstory [2-11-2019] #1friendshipstory [9-02-2020] LIMIT artinya Batas. Batas dimana penantian dan perjuangan seorang Rara akan perasaannya yang tak menemukan titik terang. Batas di mana akhirnya seorang Gara menyuaraka...